Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati meneliti titer antibodi warga yang telah menerima vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Penelitian ini bisa mengecek kekebalan komunitas.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati meneliti titer antibodi warga yang telah menerima vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Penelitian tersebut bertujuan mengetahui efektivitas dan efikasi vaksin dalam mencapai kekebalan komunitas.
Penelitian hibah dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana ini menyasar 400 responden yang telah menjalani vaksinasi Covid-19. Tim Laboratorium FK UGJ akan mengambil darah responden untuk melihat antibodi dalam tubuh, seperti imunoglobulin G (IgG), imunoglobulin M (IgM), dan neutralizing.
”Kami ingin melihat efikasi vaksin, yakni berapa persen responden yang antibodinya muncul setelah 28 hari vaksinasi. Lalu, berapa tinggi antibodinya. Ini untuk mengukur efektivitasnya,” ujar Kepala Laboratorium FK UGJ Cirebon Donny Nauphar kepada Kompas, Kamis (4/3/2021), di Cirebon.
Penelitian tersebut juga menunjukkan berapa lama titer antibodi bertahan setelah vaksinasi. Begitu juga dengan kebutuhan vaksinasi ulang atau waktu vaksinasi bagi penyintas. Semuanya bisa terjawab melalui penelitian tersebut.
”Cirebon menjadi kabupaten pertama yang melakukan penelitian ini. Hasil penelitian ini bisa melihat apakah herd immunity (kekebalan komunitas) terbentuk sehingga aktivitas warga bisa dilonggarkan lagi,” paparnya.
Penelitian dimulai 1 Maret dengan mengumpulkan data penerima vaksin. Lalu, pengambilan sampel darah dan penelitian dilakukan hingga 20 Maret secara bertahap. Responden merupakan warga yang telah divaksin 28 hari lalu. Sebab, saat itu antibodi telah muncul.
Jadi, vaksinasi itu tidak hanya berapa orang yang sudah disuntik, tetapi juga bagaimana antibodinya.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Cirebon Ahmad Fariz mengatakan, penelitian titer antibodi pascavaksinasi perlu dilakukan untuk mengetahui kekebalan warga. ”Jadi, vaksinasi itu tidak hanya berapa orang yang sudah disuntik, tetapi juga bagaimana antibodinya?” ujarnya.
Hingga awal Maret, sebanyak 5.204 orang atau 72,24 persen dari 7.203 tenaga kesehatan telah mendapatkan vaksin tahap I sebanyak dua dosis. Adapun vaksinasi tahap II untuk dosis pertama baru mencakup 532 orang atau sekitar 1,22 persen dari target 43.771 orang.
Bupati Cirebon Imron Rosyadi mendukung penelitian titer antibodi pascavaksinasi Covid-19. Setelah tenaga kesehatan, pihaknya menargetkan vaksinasi untuk pelayan publik dan warga lansia rampung dua bulan ke depan.
”Lalu, Juli kita sudah bisa sekolah tatap muka. Warga yang sudah divaksin harus tunggu satu bulan untuk vaksin bekerja. Jadi, protokol kesehatan harus tetap dijalankan,” ujarnya.