Target Vaksinasi Covid-19 Kota Bandung Belum Capai Jumlah Ideal
Jumlah ideal di Kota Bandung dalam program vaksinasi Covid-19 tahap kedua ini mencapai 6.000 penyuntikan per hari. Evaluasi proses vaksinasi diperlukan agar target penyuntikan 128.000-an orang di Kota Bandung tercapai.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Petugas vaksinator menyiapkan vaksin ketika dilakukan pemberian vaksin bagi anggota Polri di lingkup Polresta Bogor Kota di Aula Mapolresta Bogor Kota, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (3/3/2021). Pemberian vaksin bagi anggota Polri terkait tugas mereka di lapangan dan berinteraksi dengan masyarakat. Vaksinasi bagi anggota Polri lingkup Polresta Bogor Kota ini diberikan 1.044 vaksin.
BANDUNG, KOMPAS — Jumlah ideal penyuntikan vaksin Covid-19 tahap kedua di Kota Bandung ditargetkan lebih kurang 6.000 orang per hari. Namun, angka tersebut masih belum tercapai karena perbedaan kemampuan setiap fasilitas kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara, di Bandung, Rabu (3/3/2021), menyatakan, penyuntikan vaksin di Kota Bandung idealnya 6.000 orang dalam sehari. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi target tahap kedua yang menyasar warga lanjut usia dan pelayanan publik dengan jumlah lebih dari 128.000 jiwa. Jumlah ini ditargetkan rampung pada Juni 2021 atau 120 hari dari awal Maret ini.
Jumlah ini terdiri dari 118.870 warga lansia dan 9.900-an petugas pelayanan publik. Mereka terdiri dari aparatur sipil negara, Polri, TNI, hingga pedagang pasar tradisional dan modern di Kota Bandung.
Akan tetapi, hingga Selasa (2/3), jumlah warga Kota Bandung yang divaksinasi baru lebih kurang 1.400 orang. Padahal, dengan target tahap kedua, lebih dari 128.000 penduduk pada pertengahan Juni 2021, penyuntikan yang dilakukan perlu lebih dari 1.000 jiwa per hari. Saat ini, jumlahnya masih di bawah target itu.
Para warga lanjut usia (lansia) menunggu giliran untuk menerima dosis pertama vaksin Covid-19 di Gelanggang Remaja Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Rabu (3/3/2021). Selain di tempat reguler, seperti puskesmas kecamatan dan RSUD yang ditunjuk, vaksinasi bagi warga lansia juga digelar di beberapa lokasi dinamis, seperti gedung sekolah dan gelanggang remaja, untuk memperluas sasaran serta mengurangi kepadatan antrean di fasilitas kesehatan.
Ahyani berujar, pihaknya akan mengevaluasi pelaksanaan vaksinasi di Kota Bandung karena setiap fasilitas memiliki kemampuan yang berbeda. Selain itu, vaksinator yang bertugas di Kota Bandung masih berjumlah 1.181 orang yang tersebar di 181 fasilitas kesehatan.
”Saat ini vaksinasi dilakukan dengan kombinasi, yaitu massal, institusi, dan fasilitas kesehatan. Kami akan mengevaluasi setiap hari karena kemampuan setiap fasilitas berbeda. Jumlah ideal 6.000 penyuntikan dalam sehari tetap kami upayakan,” ujarnya.
Selain perbedaan kemampuan fasilitas, pelaksanaan vaksinasi massal bagi pedagang pasar juga dievaluasi. Sebelumnya, dalam pelaksanaan vaksinasi pertama untuk pedagang pasar di Pasar Sederhana, Pasteur, Sabtu (27/2/2021), hanya 117 orang dari target 200 pedagang yang melaksanakan vaksinasi.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Dinkes Kota Bandung Rosye Arosdiani menuturkan, umumnya pedagang yang tidak ikut vaksinasi beralasan tidak memiliki penjaga toko. Proses vaksinasi membutuhkan waktu sekitar 45 menit.
”Kami butuh memikirkan strategi untuk penyuntikan pasar karena kebanyakan pedagang tidak bisa meninggalkan barang dagangannya. Kami akan evaluasi mekanismenya sehingga para pedagang bisa divaksinasi,” tuturnya.
Saat ini vaksinasi dilakukan dengan kombinasi, yaitu massal, institusi, dan fasilitas kesehatan. Kami akan mengevaluasi setiap hari karena kemampuan setiap fasilitas berbeda.
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Polda Bali memulai program vaksinasi Covid-19 bagi personel Polda Bali. Pemberian dosis pertama vaksin Covid-19 bagi polisi di lingkungan Polda Bali dilangsungkan di Gedung Perkasa Raga Garwita Polda Bali, Kota Denpasar, Senin (1/3/2021).
Varian baru
Ditemukannya virus korona varian baru dari Inggris (B.1.1.7) pun menambah kewaspadaan. Berdasarkan pengumuman Kementerian Kesehatan, dua kasus varian baru virus ditemukan di Karawang, Jawa Barat.
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyatakan, kehadiran virus baru ini perlu disikapi dengan pengetatan protokol kesehatan. Warga pun diminta tetap tidak berkerumun untuk menghindari persebaran virus yang cepat menular di keramaian.
”Karakternya hampir sama. Bermutasi di selaput hidung, mata, dan mulut. Jadi, proteksi diri mulai dari menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak tetap menjadi yang utama. Semua ini menjadi budaya baru yang perlu diterapkan,” ujarnya.