Angin Kencang Rusak 98 Rumah di Kabupaten Pringsewu
Angin kencang dan hujan es terjadi akibat adanya sirkulasi siklonik Eddy dan siklon tropikal Marian.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Angin kencang yang melanda Kecamatan Adiluwih, Kabupaten Pringsewu, Lampung, pada Minggu (28/2/2021) sore merusak 98 rumah warga. Selain itu, angin juga merobohkan pohon dan merusak tanaman jagung petani yang siap panen.
Camat Adiluwih Gandung Hartadi mengatakan, angin kencang melanda dua desa, yakni Desa Sri Katon dan Desa Adiluwih. Kerusakan paling parah terjadi di Desa Srikaton. Di desa itu, 56 rumah di lima dusun mengalami rusak ringan hingga berat. Selain itu, dua mobil warga juga rusak akibat tertimpa atap rumah. Pohon-pohon besar pun bertumbangan.
Adapun rumah yang rusak di Desa Adiluwih 42 rumah. Di desa itu, belasan hektar tanaman jagung warga yang siap panen juga rusak akibat diterjang angin.
”Kerusakan paling banyak pada bagian atap. Saat ini, warga dibantu petugas masih bergotong royong membersihkan puing-puing rumah yang hancur,” kata Gandung saat dihubungi dari Bandar Lampung, Senin (1/3/2021).
Menurut dia, pemerintah daerah dan sukarelawan dari lembaga-lembaga telah memberi bantuan berupa sembako dan perabotan rumah tangga. Warga yang rumahnya rusak ringan hingga sedang masih bertahan di rumahnya masing-masing. Adapun warga yang rumahnya roboh terpaksa mengungsi ke rumah kerabatnya.
Kerusakan paling banyak pada bagian atap. Saat ini, warga dibantu petugas masih bergotong royong membersihkan puing-puing rumah yang hancur.
Sebelum angin kencang melanda, hujan deras dan petir melanda wilayah itu. Secara tiba-tiba, angin kencang yang merusak menerjang dua desa di kecamatan tersebut. Beruntung, tidak ada korban jiwa akibat bencana alam tersebut.
Di hari yang sama, hujan es juga terjadi Kecamatan Bandar Mataram, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung. Hingga kini, tidak ada laporan korban jiwa maupun kerusakan bangunan akibat bencana alam tersebut.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Radin Inten II Kukuh Ribudiyanto menjelaskan, berdasarkan analisis BMKG Lampung, angin kencang dan hujan es tersebut terjadi akibat adanya sirkulasi siklonik Eddy dan siklon tropikal Marian.
Belokan angin menyebabkan pertumbuhan awan konvektif yang membawa hujan di wilayah Lampung. Kecepatan angin yang merusak dapat mencapai 65-75 kilometer per jam.
Cuaca ekstrem masih berpotensi selama musim peralihan dari musim hujan ke musim panas. Saat peralihan musim, masyarakat harus lebih waspada karena hujan deras disertai angin kencang bisa terjadi pada siang dan sore hari.
Menurut dia, kondisi lingkungan saat akan terjadi cuaca ekstrem dapat dikenali. Pada pagi hari, cuaca biasanya akan cerah dan terik. Namun, pada siang dan sore hari, cuaca bisa berubah menjadi hujan deras disertai petir dan angin kencang.