Ahmad Sukina, Pimpinan Majelis Tafsir Al Quran, Berpulang
Pimpinan Majelis Tafsir Al Quran, Ahmad Sukina, meninggal pada Kamis (25/2/2021) dini hari di Kota Solo, Jawa Tengah. Semasa hidupnya, Sukina dikenal sebagai ustaz yang gigih dalam berdakwah dan rendah hati.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
SOLO, KOMPAS — Pemimpin organisasi dakwah Majelis Tafsir Al Quran, Ahmad Sukina, meninggal pada Kamis (25/2/2021) dini hari di Kota Solo, Jawa Tengah. Semasa hidupnya, Sukina dikenal sebagai ustaz yang gigih dalam berdakwah sekaligus rendah hati. Di bawah kepemimpinan Sukina, Majelis Tafsir Al Quran juga berkembang pesat dan memiliki cabang di berbagai wilayah Indonesia.
”Telah berpulang ke Rahmatullah, Al Ustaz Drs Ahmad Sukina, pimpinan pusat Yayasan Majelis Tafsir Al Quran pada usia 73 tahun karena sakit,” kata Ketua Umum Majelis Tafsir Al Quran (MTA), Mugijatna, melalui rilis pers tertulis, Kamis.
Mugijatna menjelaskan, Ahmad Sukina meninggal pada Kamis pukul 03.47 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Moewardi, Solo. Dia menambahkan, Sukina meninggalkan seorang istri, 8 orang anak, dan 19 orang cucu.
Menurut Mugijatna, jenazah Sukina direncanakan dimakamkan pada Kamis pukul 12.00 di Pemakaman Muslim Kaliboto, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Pemakaman jenazah Sukina akan dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan.
Sementara itu, pelaksanaan shalat jenazah akan dilakukan di lokasi pemakaman. ”Atas nama seluruh pimpinan MTA dan keluarga, kami mohon semua kesalahan beliau dimaafkan,” ujar Mugijatna.
MTA merupakan organisasi dakwah Islam yang berpusat di Solo. Majelis tersebut didirikan pada tahun 1972 oleh Al Ustadz Abdullah Thufail Saputra. Berdasarkan informasi resmi di website MTA, Al Ustadz Abdullah Thufail Saputra memimpin organisasi tersebut selama sekitar 20 tahun dan meninggal pada 15 September 1992.
Di bawah kepemimpinan Al Ustadz Abdullah Thufail Saputra, MTA berhasil membuka cabang di sejumlah wilayah, misalnya Solo Raya, Semarang, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Timur, Lombok, Bandung, dan Jakarta. Sepeninggal Al Ustadz Abdullah Thufail Saputra, tampuk kepemimpinan MTA berpindah ke Ahmad Sukina.
Dalam kepemimpinannya, Ahmad Sukina berhasil meluaskan aktivitas MTA ke berbagai daerah di Nusantara. Saat ini, MTA memiliki perwakilan dan cabang di berbagai wilayah Indonesia, dari Aceh sampai Papua. Selain rutin menggelar pengajian, MTA juga memiliki sejumlah lembaga pendidikan dari berbagai tingkat, misalnya SD, SMP, SMA, dan pondok pesantren.
Sukina juga berhasil membawa MTA menjadi organisasi yang diakui secara nasional. Hal ini, antara lain, terlihat dari kehadiran Presiden Joko Widodo dalam sejumlah acara MTA. Pada 17 September 2017, misalnya, Presiden menghadiri acara Silaturahim Nasional MTA ke-III di Stadion Manahan, Solo, yang diikuti sekitar 100.000 peserta dari seluruh Indonesia.
Sementara itu, pada 15 Juli 2018, Presiden Joko Widodo menghadiri peletakan batu pertama pembangunan Pondok Pesantren MTA di Kabupaten Karanganyar. Dalam kesempatan itu, Presiden juga sekaligus meresmikan Asrama Putri SMA MTA Surakarta.
MTA merupakan organisasi dakwah Islam yang berpusat di Solo. Majelis tersebut didirikan pada 1972 oleh Al Ustadz Abdullah Thufail Saputra.
Gigih berdakwah
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menuturkan, Ahmad Sukina merupakan seorang ustadz sekaligus guru yang sangat gigih dalam berdakwah Islam. Sebagai guru, Sukina pernah mengajar di sejumlah sekolah, termasuk SD Muhammadiyah Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
”Almarhum merupakan sosok yang rendah hati dan kepeduliannya dalam mencerdaskan umat dan bangsa tecermin dalam jejaknya yang pernah mengajar di berbagai tingkatan pendidikan, dan salah satunya pernah mengajar di SD Muhammadiyah Kartasura,” tutur Haedar melalui keterangan tertulis.
Haedar juga menyebut, Ahmad Sukina merupakan sosok yang bersahaja dan dapat menjalin hubungan baik dengan berbagai kalangan. Selain itu, Sukina juga dikenal sebagai pendidik yang dekat dengan umat.
”Umat kehilangan Ustaz Sukina. Semuanya berasal dari Allah dan kembali kepada-Nya. Semoga almarhum husnul khatimah dan diterima di sisi Allah SWT. Keluarga yang ditinggalkan agar diberi kesabaran dan keikhlasan,” ujar Haedar.