10 Hektar Kebun Sawit di Agam Terbakar, Pemadaman Masih Dilakukan
Kebun sawit warga di lahan gambut Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, terbakar seluas sekitar 10 hektar. Pemadaman api dan pendinginan masih dilakukan.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Kebun sawit warga di lahan gambut Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, terbakar seluas sekitar 10 hektar. Personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah Agam dan masyarakat masih melakukan pemadaman dan pendinginan di sekitar lokasi karena ada potensi kemunculan kembali titik api.
Lokasi kebakaran berada di kebun sawit milik seorang pensiunan pegawai negeri sipil di Jorong Aia Maruok Lubuk Gadang, Nagari (Persiapan) Durian Kapeh, Kecamatan Tanjung Mutiara. Berdasarkan data BPBD Agam, tidak ada korban jiwa atau mengungsi akibat kejadian ini.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Agam Syafrizal, Rabu (10/2/2021), mengatakan, kebakaran lahan itu berlangsung sejak Senin malam, tetapi baru dilaporkan Selasa (9/2/2021) siang. BPBD pun mulai melakukan pemadaman sejak Selasa.
”Secara keseluruhan, kobaran api sudah padam. Namun, karena lahan gambut, masih berasap. Potensi munculnya api masih ada, apalagi cuaca ekstrem, yakni panas dan berangin,” kata Syafrizal ketika dihubungi dari Padang, Rabu sore.
Menurut Syafrizal, api dapat dipadamkan pada Selasa sekitar pukul 19.30. Meskipun demikian, karena lahan relatif luas, titik api kecil-kecil masih ada. Rabu pagi, kobaran api muncul kembali, tetapi dapat ditangani.
Syafrizal melanjutkan, dalam operasi pemadaman pada hari kedua ini, ada sepuluh personel BPBD Agam yang diturunkan, termasuk dirinya. Petugas memadamkan api menggunakan mesin pompa air portabel. Masyarakat ikut membantu proses pemadaman dan pendinginan lahan.
”Selain pemadaman, kami juga melakukan pendinginan hingga beberapa hari ke depan sampai kondisi benar-benar aman,” ujar Syafrizal.
Ia menambahkan, BPBD belum mengetahui penyebab pasti kebakaran lahan, apakah ada unsur kelalaian atau kesengajaan. Petugas masih fokus untuk memadamkan api dan mendinginkan lahan sampai benar-benar aman.
Secara terpisah, Kepala Seksi Tata Pemerintahan Kecamatan Tanjung Mutiara Weri Ikhwan mengatakan, kebakaran lahan itu sebenarnya terjadi sejak tiga hari lalu. Namun, pemilik lahan baru melaporkan ke kecamatan pada Senin malam dan baru bisa ditangani pada Selasa.
”Kebakaran lahan belum sampai mengganggu kualitas udara dan jarak pandang masyarakat di permukiman,” kata Weri. Ia menambahkan, hujan deras sekitar 15 menit pada Rabu pagi turut membantu mengurangi asap akibat kebakaran.
Masyarakat harus hati-hati dengan potensi kebakaran. (Sakimin)
Weri belum mengetahui pasti pemicu kebakaran lahan. Kondisi di sekitar kawasan itu memang sudah sangat kering karena sudah sebulan tidak turun hujan. ”Baru tadi pagi hujan turun, itu pun sebentar,” ujarnya.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau Padang Pariaman Sakimin menjelaskan, secara umum, beberapa hari belakangan memang ada kecenderungan curah hujan di bawah normal di Sumbar, termasuk Agam. Daerah yang cenderung agak basah dan potensi hujannya lebih tinggi adalah Pesisir Selatan dan Dharmasraya.
”Pada umumnya di wilayah Sumbar, hujan di bawah normal dan relatif lebih kering dibandingkan dengan biasanya. Dalam seminggu ini, cuaca berawan dan hujan ringan,” kata Sakimin.
Menurut Sakimin, ada kecenderungan di wilayah bagian utara curah hujan relatif rendah dan kering karena pengaruh regional. Awan hujan banyak tersedot ke wilayah selatan, seperti Sumatera bagian selatan dan Jawa yang sedang mengalami hujan deras, akibat pergerakan massa udara ke selatan.
Karena secara umum wilayah Sumbar relatif kering, Sakimin mengimbau masyarakat agar tidak menghidupkan api sembarangan atau membuang puntung rokok sembarangan, terutama di wilayah rawan kebakaran. ”Masyarakat harus hati-hati dengan potensi kebakaran,” ujarnya.