Infrastruktur Pendukung ”Teman Bus” Perlu Disiapkan di Banyumas
Program ”Teman Bus” dari Kemenhub perlu bersinergi dengan pemerintah daerah supaya masyarakat berminat beralih dari kendaraan pribadi ke umum. Pemda perlu menyiapkan sejumlah fasilitas pendukung program ini.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Sejumlah infrastruktur dan kebijakan pendukung layanan program Buy The Service ”Teman Bus” di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang menurut rencana beroperasi pada Juni 2021, perlu disiapkan pemerintah daerah. Akses pejalan kaki, jalur sepeda, dan kendaraan pengumpan perlu disiapkan untuk menarik minat warga memanfaatkan angkutan umum modern ini.
”Saya lihat di Purwokerto sudah ada jalur sepeda, cuma nanti perlu perbaikan. Di pusat ada anggaran itu, mungkin bisa salah satunya mendukung jalur sepeda di Purwokerto. Kemudian, fasilitas untuk pejalan kaki penting karena setiap pengguna angkutan umum itu mesti berjalan kaki,” kata pakar transportasi Djoko Setijowarno dalam Webinar Teman Bus sesi ke-3 dengan tema ”Program Teman Bus untuk Peningkatan Konektivitas Kawasan Perkotaan di Banyumas”, Kamis (4/2/2021) malam.
Seperti diberitakan Kompas.id (14/10/2020), Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat berupaya membenahi angkutan umum di daerah lewat program Buy The Service. Ketersediaan armada yang nyaman dan layak serta operasional berbasis aplikasi dan manajemen yang profesional diharapkan bisa menarik minat masyarakat untuk beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.
Program Buy The Service ini diimplementasikan dalam layanan transportasi publik berbasis aplikasi yang dinamakan ”Teman Bus” atau transportasi ekonomis, mudah, andal, dan nyaman. Aplikasi ini diharapkan menjadi bagian digitalisasi 4.0 Smart City Program dan menyukseskan transaksi nontunai. Selain Banyumas, program ini juga digulirkan di Palembang, Solo, Denpasar, Yogyakarta, Medan, Bandung, Surabaya, Makassar, dan Banjarmasin.
Djoko menyampaikan, setidaknya fasilitas untuk pejalan kaki itu dibangun dengan baik di sekitar halte-halte angkutan umum. ”Paling tidak dari halte 100 meter. Kalau bisa seluruh jaringannya, itu bagus,” ujarnya.
Selain itu, Djoko juga mengingatkan supaya pemerintah menyiapkan angkutan pengumpan atau feeder dari permukiman penduduk serta desa-desa dengan memperhatikan angkutan perdesaan. ”Angkutan perdesaan kita sudah berkurang dan perlu mendapatkan perhatian. Headway (waktu tunggu) angkutan perdesaan itu tidak perlu 10 menit, biasanya 1 jam atau 2-3 jam juga masih mau, terutama pagi dan sore hari,” tuturnya.
Menurut Djoko, untuk mendukung suksesnya pelaksanaan program Teman Bus di Banyumas, kebijakan bagi aparatur sipil negara (ASN) untuk memakai kendaraan umum juga baik diterapkan. ”Kebijakan itu, umpamanya, mengharuskan ASN Banyumas menggunakan bus ini yang rumahnya dilayani Trans-Banyumas. Kalau belum, ya jangan. Kasihan juga,” ujarnya.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi berterima kasih atas masukan tersebut dan akan memberi perhatian pula pada angkutan perdesaan. Ia juga menyampaikan, program Teman Bus di Banyumas diperlukan untuk menghindari kemacetan lalu lintas di masa mendatang serta menciptakan kota yang ramah lingkungan.
Selain itu, Budi memaparkan, dengan jumlah penduduk Banyumas pada 2020 mencapai 1.776.918 jiwa, terdapat jumlah kendaraan, baik sepeda motor maupun mobil, sebanyak 681.881 unit. Sementara jumlah kecelakaan yang tercatat di Banyumas pada 2019 sebanyak 1.050 kecelakaan dan meningkat pada 2020 menjadi 1.574 kecelakaan. Untuk itu, dengan mendorong warga menggunakan alat transportasi publik, diharapkan jumlah kecelakaan bisa berkurang.
Direktur Angkutan Jalan Ahmad Yani menambahkan, di Banyumas telah disiapkan tiga koridor dengan total 62 bus. Koridor 1 melayani rute Terminal Ajibarang-Pasar Pon dengan 16 bus, Koridor 2 melayani rute Terminal Baturraden Bawah-Terminal Notog dengan 19 bus, dan Koridor 3 berputar di dalam kota dengan antara lain melewati Terminal Bus Bulupitu dan Terminal Kebondalem dengan armada sebanyak 27 bus. ”Headway-nya 10 menit,” kata Yani.
Bupati Banyumas Achmad Husein mengapresiasi program Teman Bus ini. Pemerintah daerah juga akan menyiapkan sejumlah kebijakan untuk mendukung suksesnya program ini agar masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum. ”Kami berkomitmen tiga koridor ini sukses di 2021,” kata Husein.