Karawang Andalkan Program Kampung Tangguh guna Tekan Penyebaran Covid-19
Pemkab Karawang mendorong setiap desa untuk mengoptimalkan program kampung tangguh dalam penanganan Covid-19. Pengawasan dan pendataan dari lingkungan terdekat diharapkan bisa memutus penyebaran wabah lebih cepat.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Setiap desa di Karawang, Jawa Barat, diminta mengoptimalkan program kampung tangguh untuk meminimalkan penularan Covid-19. Pengawasan dan pendataan dari lingkungan terdekat diharapkan bisa memutus mata rantai penularan virus lebih cepat.
Kampung tangguh dirintis di Karawang pada pertengahan tahun 2020. Namun, sejauh ini baru 86 desa dari total 297 desa yang menerapkannya. Bentuk pelaksanaan program ini beragam, mulai dari budidaya ikan dan sayuran hingga pemeriksaan kesehatan. Tujuannya membantu warga menjamin ketahanan pangan saat pandemi hingga meminimalkan penularan Covid-19.
Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana meminta semua kepala desa mengoptimalkan program kampung tangguh. Kolaborasi warga dan aparat negara mendata dan melaporkan kemunculan setiap kasus bisa memberi sumbangan besar meminimalkan penularan Covid-19. Apalagi, banyak kasus di Karawang dipicu penularan orang terdekat lewat kluster keluarga dan lingkungan kerja.
Hingga Kamis (4/2/2021), total pasien terkonfirmasi Covid-19 di Karawang mencapai 10.108 orang. Sebanyak 917 orang dirawat, 8.862 orang sembuh, dan 329 orang meninggal. Kluster perusahaan industri dan keluarga masih menjadi penyumbang terbesar lonjakan kasus Covid-19 di Karawang.
Lonjakan kluster tersebut dipicu banyaknya perusahaan yang terlambat melaporkan kemunculan Covid-19 di lingkungan kerja. Hal itu memicu jumlah karyawan yang terpapar kian banyak karena penelusuran kontak erat tidak dilakukan cepat. Karyawan yang melakukan isolasi mandiri di rumah juga berisiko menularkan virus ke anggota keluarga dan tetangganya.
Ke depan, Cellica juga mendorong desa menyiapkan ruang isolasi untuk pasien tanpa gejala (OTG) dan posko terpadu untuk melayani warga. Menurut Cellica, kemunculan kasus Covid-19 di lingkup rukun tetangga atau rukun warga diharapkan bisa diketahui segera jika seluruh warga bekerja sama saling menjaga dan mengawasi tetangga sekitarnya.
”Mereka bersentuhan langsung dengan masyarakat dan harus sigap mendata setiap warganya, khususnya pendatang. Ini guna menghindari penyebaran Covid-19 di masing- masing desa,” ucap Cellica.
Akhir Januari 2021, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengunjungi kampung tangguh di Desa Plawad, Kecamatan Karawang Timur. Keberadaan tempat isolasi untuk pasien OTG di lingkungan desa dinilai penting untuk memenuhi kebutuhan warga yang tidak bisa melakukan isolasi mandiri di rumahnya sendiri.
Saat ini, Pemkab Karawang menyiapkan sebanyak 420 tempat tidur tambahan untuk pasien OTG yang muncul dari kluster industri dan keluarga. Satgas terus mengupayakan penambahan kapasitas ruangan seiring bertambahnya kasus. Tercatat ada 24 rumah sakit dan enam hotel yang disewa khusus dengan kapasitas total 1.718 tempat tidur.
Cellica berharap, sinergisitas berbagai pihak di desa dalam memantau kondisi warga secara berkala dapat mempercepat penanganan Covid-19 di Karawang. Beberapa hari lalu, dia juga mengevaluasi pembatasan kegiatan masyarakat bersama seluruh camat.
Menurut Cellica, para camat memiliki peran penting untuk sosialisasi mencegah tingginya penyebaran Covid-19 di wilayahnya. Pelaksanaan akan berjalan maksimal dari tingkat lingkungan kecil. Berdasarkan evaluasi operasi yustisi di sejumlah titik, masih ditemukan pelaku usaha dan masyarakat yang tidak mematuhi pembatasan tersebut. Sebagian pelaku usaha beralasan karena belum ada sosialisasi.
”Camat punya pengaruh untuk sosialisasi. Saya minta agar kinerja ditingkatkan untuk melakukan sosialisasi,” kata Cellica.
Sekretaris Daerah Karawang Acep Jamhuri menambahkan tengah memetakan daerah untuk menerapkan pembatasan sosial berskala mikro. Ada lima dari tiga puluh kecamatan yang memiliki jumlah kasus tinggi penyebaran Covid-19 di Karawang. Daerah itu adalah Karawang Barat, Telukjambe Timur, Karawang Timur, Klari, dan Kotabaru.
”Nanti ada wacana para camat dan perangkat desa dibantu dengan personel TNI/Polri untuk sukarela menjadi tenaga tracing,” ucap Acep.