BPBD Kabupaten Jayapura Minta Warga Waspadai Banjir Bandang
Kabupaten Jayapura mulai memasuki puncak musim hujan. Warga diimbau untuk mewaspadai potensi banjir bandang.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Badan Penanggulangan Bencana Daerah meminta warga di Kabupaten Jayapura, Papua, mewaspadai banjir bandang dari Cagar Alam Cycloop. Hal ini mengingat curah hujan tinggi melanda Jayapura selama beberapa hari terakhir.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jayapura Cory Simbolon saat dihubungi, Kamis (4/2/2021), mengatakan, hujan deras pada Rabu malam menyebabkan air dari Sungai Kombe meluap. Air dengan tinggi sekitar 20 sentimeter sempat melewati salah satu permukiman warga di Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura.
Ia memaparkan, berdasarkan pantauan hingga Kamis ini, Perumahan Gajah Mada, Kampung Yahim, Distrik Sentani, terdampak banjir akibat tingginya curah hujan beberapa hari ini. Sekitar 100 unit rumah di perumahan itu tergenang air dengan tinggi 50 sentimeter hingga 1 meter.
Warga yang terdampak mengungsi ke rumah ibadah dan rumah kerabat. Namun, ada juga warga yang masih bertahan di lokasi banjir. ”Kami mengimbau warga agar meningkatkan mitigasi bencana apabila terjadi hujan deras selama berjam-jam. Sebab, kondisi Cycloop tidak dapat diprediksi,” kata Cory.
Corry menambahkan, pihaknya akan menerjunkan tim untuk melihat kondisi warga yang terdampak banjir dan juga lokasi longsoran tanah yang terjadi di ruas jalan Dormena-Yongsu Spari di Distrik Depapre pada Rabu kemarin. Terdapat delapan titik longsor di lokasi tersebut.
Kondisi ini menyebabkan akses jalan yang menghubungkan Kampung Dormena, Distrik Depapre, dengan Kampung Yongsu Spari, Distrik Ravenirara, terputus untuk kendaraan. Warga hanya bisa melewati lokasi yang terdampak longsor dengan berjalan kaki. Sementara warga lainnya menggunakan jalur laut dengan perahu motor.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Jayapura Lenny Pasulu menyampaikan, pihaknya selama setahun terakhir telah melatih warga dan menyiapkan lokasi untuk evakuasi di sejumlah daerah rawan longsor dan banjir bandang, seperti Kemiri, Doyo, Tauladan, dan Pos Tujuh.
”Kami telah menyiapkan sebanyak 150 tenaga sukarelawan BPBD untuk membantu proses evakuasi warga ke tempat yang aman. Para sukarelawan adalah warga setempat yang mengetahui tanda alam akan terjadinya banjir dan lokasi yang aman untuk evakuasi warga,” ungkap Lenny.
Andi Riri, warga Perumahan Gajah Mada yang terdampak banjir, menuturkan, pihaknya sangat berharap BPBD Jayapura segera memberikan bantuan bahan pokok untuk warga yang mengungsi dan masih bertahan di lokasi banjir. ”Dengan bantuan sembako, kami bisa membuat dapur umum agar kebutuhan makan para korban banjir bisa terpenuhi,” ujar Riri.
Banjir bandang besar pernah melanda Kabupaten Jayapura pada 16 Maret 2019. Saat itu, banjir menyebabkan 105 orang meninggal. Banjir juga mengakibatkan kerusakan pada 7 jembatan, jalan sepanjang 21 kilometer, 21 sekolah, 115 rumah toko, dan 5 tempat ibadah. Selain itu, 291 rumah rusak berat, 209 rumah rusak sedang, dan 1.288 rumah rusak ringan. Total kerugian material mencapai Rp 506 miliar.
Kabupaten Jayapura bagian timur laut dan Kabupaten Keerom bagian utara berada dalam periode puncak musim hujan.
Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura Tato Agustinus memaparkan, Kabupaten Jayapura bagian timur laut dan Kabupaten Keerom bagian utara berada dalam periode puncak musim hujan. Berdasarkan data Stasiun Meteorologi Sentani dan Stasiun Klimatologi Genyem, terjadi peningkatan curah hujan yang cukup signifikan pada awal Februari ini.
”Curah hujan yang terjadi selama durasi tiga hari, yaitu dari tanggal 1 hingga 3 Februari 2021, jumlahnya melebihi curah hujan yang terjadi selama satu bulan di Januari 2021,” ungkapnya.
Tato pun mengungkapkan, dari hasil pantauan satelit, ada kondisi dinamika atmosfer yang mendukung belokan angin dan pumpunan angin di wilayah Papua. Hal ini menyebabkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
”Kami mengimbau warga, khususnya yang bermukim dekat dengan daerah rawan banjir dan longsor, agar lebih waspada di tengah musim hujan saat ini. Diperkirakan musim hujan terjadi hingga Maret mendatang,” ujarnya.