Belasan ribu warga penyintas gempa di Sulawesi Barat masih mengungsi di wilayah yang dirasa aman jika terjadi gempa susulan. Namun, warga kini mulai kekurangan pasokan makanan.
Oleh
TIM KOMPAS
·4 menit baca
MAMUJU, KOMPAS — Penyintas bencana gempa bumi di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat, berharap pemerintah dan sejumlah pemangku kepentingan segera mendistribusikan bantuan, utamanya makanan. Hingga hari kedua di pengungsian, sebagian warga masih bersandar pada persediaan yang dibawa sendiri.
Penyintas gempa di Mamuju pada Sabtu (16/1/2021) mengungsi ke sejumlah lokasi yang terbilang tinggi, antara lain di kompleks Stadion Manakarra, Jalan Husni Thamrin, dan jalur dua keluar dari Mamuju menuju Palu. Warga mendirikan tenda terpal. Terlihat perabot dapur di dalam tenda, seperti kompor gas, galon air minum, tabung, dan bahan makanan. Selain mendirikan tenda terpal, sebagian penyintas masih istirahat di mobil.
”Makanan yang tersedia tinggal mi dan roti,” ujar Kamal (28), penyintas yang bersama keluarga besarnya mengungsi di kompleks jalur dua, kemarin. Rumah Kamal terletak di Kelurahan Mamunyu, Kecamatan Mamuju, di sekitar pantai. Seperti rumah penyintas lainnya, rumah milik Kamal kini telah roboh dan kemasukan air.
Di Majene tercatat sekitar 17.000 warga telah mengungsi. Kompas melihat banyak desa di Kecamatan Malunda, Ulumanda, Tubo Sendana, hingga Kecamatan Sendana telah ditinggalkan warganya. Malunda, misalnya, adalah sebuah kecamatan di pesisir yang terdekat dengan pusat gempa.
Halijah (35), warga Desa Sambabo, Malunda, dan Nursiah (45), warga Kecamatan Sendana, mengaku masih minim menerima bantuan. Mereka mengungsi dengan bekal dan perlengkapan seadanya, padahal pasar dan toko-toko di beberapa kecamatan juga tutup.
Mulai mengalir
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo, dari lokasi bencana, mengatakan, status darurat bencana gempa bumi telah ditetapkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat selama dua minggu. ”Durasi (bencana) ini bisa lebih lama, tergantung dari kondisi lapangan. Tahap pertama, satu-dua minggu ini kita harapkan status darurat bisa dioptimalkan. Semua komponen kekuatan yang ada bisa diberdayakan,” ucap Doni.
Menteri Sosial Tri Rismaharini menegaskan, pengiriman logistik ke Mamuju yang sempat terhambat kini mulai mengalir. ”Kami sudah membangun dapur umum di Majene. Yang di kantor dinas sosial kami pindah ke belakang kantor gubernur,” ujar Risma saat berbincang dengan Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar di sekitar Bandar Udara Tampa Padang, Mamuju.
Pengiriman logistik ke Mamuju, Sulbar, yang sempat terhambat kini mulai mengalir.
Anggota DPRD Mamuju, Sugianto, menyatakan, pemerintah mulai membangun pusat koordinasi distribusi logistik di rumah wakil bupati. Terkait dengan antisipasi penjarahan mobil bantuan yang sempat terjadi di jalur dua, Kepala Bagian Operasi Kepolisian Resor Mamuju Komisaris Muhammad Imbar memastikan tak akan terjadi lagi.
Hingga Sabtu sore terdapat 47 korban jiwa di Mamuju dan Kabupaten Majene. Sebanyak 35 orang dievakuasi dari Mamuju, sisanya di Majene.
Menurut Wahyuddin, petugas pusat informasi penanggulangan korban gempa Rumah Sakit Umum Daerah Sulbar, RS itu telah menangani 109 korban gempa di Mamuju. Sebanyak 49 korban kini masih menjalani perawatan intensif di RS itu.
”Kami menyediakan lima tenda perawatan dan penanganan operasi para korban di halaman Gedung RSUD Sulbar,” kata Wahyuddin.
Sebelumnya diberitakan, gempa bermagnitudo 6,2 telah melanda Majene-Mamuju pukul 02.28 Wita, Jumat. Kawasan terdampak gempa sempat gelap gulita karena lumpuhnya aliran listrik. Dalam keterangan yang diterima Kompas, PLN telah memulihkan 552 dari 872 gardu terdampak gempa. Jumlah itu setara dengan 57.000 pelanggan yang kembali menikmati listrik.
”Tim kami terus bekerja di lapangan agar kelistrikan dapat pulih kembali dan membantu warga untuk pulih,” kata General Manager PLN Unit Induk Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat Awaluddin Hafid.
Dibawa ke Makassar
Selama dua hari terakhir, lebih dari 200 pengungsi diterbangkan ke Makassar, Sulawesi Selatan. Pada Sabtu malam, sekitar pukul 19.00 Wita, pesawat TNI AU kembali tiba di Lanud Sultan Hasanuddin membawa puluhan pengungsi.
Panglima Komando Operasi Angkatan Udara II Marsekal Muda (TNI) Minggit Tribowo pada Sabtu pagi menyampaikan, korban gempa Sulbar akan difasilitasi dengan pesawat TNI AU jika ingin mengungsi sementara. Pada Sabtu pagi, Hercules menerbangkan 3 ton bantuan, termasuk bahan pangan, menuju Mamuju.
”Hasil pemantauan BMKG menunjukkan gempa Majene ini miskin gempa susulan,” kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono. Namun, ia mengingatkan warga untuk tetap mewaspadai kemungkinan terburuk jika ternyata tersimpan medan tegangan yang belum rilis sehingga terjadi gempa signifikan.