Korban Gempa di Mamuju Masih Terjebak di Reruntuhan Bangunan
Tim pencarian dan penyelamatan gabungan masih mengevakuasi para korban yang diduga tertimpa runtuhan bangunan akibat gempa, di Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021).
Oleh
videlis jemali
·3 menit baca
MAMUJU, KOMPAS — Tim pencarian dan penyelamatan gabungan masih mengevakuasi korban gempa bumi yang diduga terjebak di runtuhan bangunan di Mamuju, Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021). Tim terus mengumpulkan informasi terkait keberadaan korban dari masyarakat. Total korban meninggal karena gempa sejauh ini 45 orang.
Salah satu titik pencarian korban pada Sabtu (16/1/2021) di kawasan komersial Jalan Abdul Wahab Asasi di Kelurahan Mamuju, Kecamatan Mamuju, Mamuju. Satu alat berat dioperasikan di lokasi. Tim penyelamat terdiri dari anggota Badan SAR Nasional (Basarnas), TNI, dan pemadam kebakaran. Titik evakuasi tersebut berada di runtuhan toko tiga lantai dan warung.
Berdasarkan informasi dari tim pencarian, diduga ada dua korban yang terjebak di dalam runtuhan bangunan. Keluarga korban juga turut berada di lokasi evakuasi.
Salah seorang yang diduga terjebak adalah Nurbaedah (17). Udin (33) berharap adiknya itu bisa ditemukan selamat. ”Kami terus berdoa,” ujarnya yang sudah berada di lokasi runtuhan sejak Jumat pagi.
Sejak April 2020, Nurbaedah bekerja di warung yang runtuh itu. Dia bekerja sembari mengisi waktu luang di luar jam sekolah yang selama ini dilaksanakan daring karena pandemi Covid-19. Nurbaedah siswa kelas III SMA di Mamuju.
Titik pencarian korban lainnya dilakukan di kompleks RS Mitra Manakara. Aswandi, koordinator tim SAR di kawasan itu, mengatakan, pihaknya masih berkoordinasi dengan rumah sakit untuk memastikan jumlah korban. Korban yang sudah dievakuasi hingga Jumat malam sebanyak empat orang dalam keadaan meninggal. Empat korban lainnya dievakuasi selamat. ”Kami harus pastikan lagi untuk melanjutkan evakuasi,” katanya.
Kepala Basarnas Kantor Pencarian dan Pertolongan Mamuju Saidar menyatakan, belum bisa memastikan jumlah korban yang terjebak dalam runtuhan bangunan. Informasi hingga Sabtu pagi, titik tersebut di dua lokasi, yakni di kompleks pertokoan di Jalan Abdul Wahab Asisi dan RS Mitra Manakara.
”Kami kerahkan kemampuan maksimal untuk mencari dan mengevakuasi korban,” katanya.
Ia memastikan pihaknya tetap menunggu informasi dari masyarakat terkait korban di runtuhan bangunan. Ada kemungkinan penyintas belum sempat menyampaikan informasi terkait hal itu. ”Kami juga menyisir kota untuk memantau reruntuhan agar mendapatkan informasi kemungkinan adanya korban,” katanya.
Saidar menyatakan, hingga Sabtu pagi, total korban yang sudah dievakuasi dan meninggal 45 orang. Sebanyak 15 orang dievakuasi dalam keadaan selamat. Jumlah itu mencakup korban di Kabupaten Majene dan Mamuju. Sementara total pengungsi saat ini tercatat 30.000 jiwa, masing-masing lebih kurang 15.000 jiwa di dua daerah itu.
Warga atau penyintas mengungsi di berbagai titik ketinggian di Mamuju. Ada yang bergabung dengan keluarga, ada juga yang mendirikan tenda darurat, berupa terpal di pinggir jalan.
Penyintas lainnya memilih mengungsi di teras depan rumahnya. Berdasarkan pantauan Kompas, sebagian besar mereka memenuhi sendiri kebutuhannya. Stok makanan dari rumah masih ada, tetapi persediaannya kian menipis.
”Kami meminta tim bekerja mendata ke lapangan untuk bisa mendirikan dapur umum,” kata Ilham (30), yang bersama keluarganya mengungsi di pinggir jalan di Kelurahan Simboro, Kecamatan Simboro.
Kami meminta tim bekerja mendata ke lapangan untuk bisa mendirikan dapur umum.
Di beberapa SPBU di Mamuju, terlihat antrean kendaraan memanjang. Antrean berlangsung tertib meskipun tak ada petugas yang mengatur pengendara.
Petugas PLN juga mulai memperbaiki tiang listik yang roboh di pinggir jalan. Mereka memanjat tiang untuk memperbaiki kerusakan. Hingga Sabtu pagi, listrik untuk sebagian besar Mamuju masih padam.
Mamuju ibu kota Sulawesi Barat. Kota itu terletak di teluk. Ada juga pulau yang terletak di laut yang ”menutup” Mamuju dari laut lepas Selat Makssar. Sebagian Mamuju rata, sebagian lagi berbukit. Ke kota tersebut, mengalir sejumlah sungai, yang terbesar Sungai Mamuju.