Sampah Antariksa di Kumai Merupakan Roket CZ-3B Milik China
Sampah antariksa yang ditemukan nelayan di perairan Kumai sudah diidentifikasi merupakan milik Badan Antariksa China. Temuan itu merupakan yang keenam benda asing yang jatuh di Indonesia.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Sampah antariksa yang ditemukan di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, merupakan benda asing keenam yang diidentifikasi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau jatuh di area Indonesia sejak 1981. Sampah antariksa itu merupakan roket Chang Zheng-3B yang diluncurkan pada 4 November 2019 lalu.
Hal itu disampaikan Kepala Lapan Thomas Djamaluddin saat dihubungi dari Palangkaraya, Kamis (7/1/2021). Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Antariksa China (CNSA) dan sudah terkonfirmasi bahwa serpihan tersebut merupakan sampah dari roket China.
”Setidaknya sudah enam kali kami mengidentifikasi sampah antariksa dan tidak ada yang jatuh ke permukiman karena memang jumlahnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan lautan, padang gurun, hutan, dan lainnya,” kata Thomas.
Menurut Thomas, hingga kini belum ada teknologi yang bisa menentukan di mana sampah antariksa akan jatuh. Namun, potensi jatuh ke permukiman sangat kecil karena luasnya merupakan bagian paling kecil di bumi. Meskipun demikian, ia tidak menampik jika jatuh ke permukiman akan sangat berbahaya bagi manusia.
Setidaknya sudah enam kali kami mengidentifikasi sampah antariksa dan tidak ada yang jatuh ke permukiman karena memang jumlahnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan lautan, padang gurun, hutan, dan lainnya.
”Belum ada teknologinya, apalagi yang bisa menentukan dia akan jatuh di mana,” ujar Thomas.
Sebelumnya, sampah antariksa tersebut ditemukan oleh Afandi, nelayan asal Teluk Ranggau, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Benda tersebut berbentuk setengah tabung dengan diameter sepanjang 5 meter dan panjang badan serpihan 8 meter. Lokasi tempat jatuh itu setidaknya 4-5 kilometer dari desa terdekat.
Setelah diselidiki lebih lanjut oleh aparat dari Kepolisian Resor (Polres) Kotawaringin Barat, terdapat beberapa logo yang terdapat pada badan sampah antariksa itu, yakni logo Badan Antariksa China (CNSA) dan gambar bendera China. Aparat juga menemukan berbagai serpihan lainnya, yang mengindikasikan benda-benda asing itu jatuh dari langit, seperti baju termal yang biasa dipakai astronot, juga beberapa peralatan lainnya.
Afandi menemukannya pada Senin (4/1/2021) sore saat hendak memancing. Dari video yang viral itu, ia dan kerabatnya bahkan memanjat ke serpihan itu meski terlihat ada bekas terbakar pada beberapa sisi serpihan roket. Pada hari yang sama, pagi hari Lapan mendeteksi ada empat obyek yang melayang dengan ketinggian rendah.
Thomas menjelaskan, serpihan yang mendarat di Teluk Ranggau tersebut merupakan bagian luar dari roket CZ-3B yang tidak memiliki potensi bahaya radiasi dari zat radioaktif. Zat radioaktif memang biasa digunakan dalam pembangkitan daya pada satelit, tetapi hingga kini belum ada temuan benda asing yang mengarah ke sana. ”Pencegahannya adalah dengan menghindari bersentuhan dengan waktu yang lama,” kata Thomas.
Menurut Thomas, sampah antariksa tersebut akan dikumpulkan dan bisa saja dimusnahkan. Biasanya, negara pemilik bisa saja meminta serpihannya kembali. Namun, hingga kini pihak CNSA tidak memintanya atau permintaan tertentu.
Kepala Polres Kotawaringin Barat Ajun Komisaris Besar (AKBP) Devy Firmansyah menjelaskan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya penyelidikan ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Lapan. Barang bukti yang mereka kumpulkan pun sudah diserahkan ke Lapan.
”Dengan senang hati kami akan membantu jika diperlukan. Untuk sementara semua serpihan atau sampah antariksa itu dititip di pos Angkatan Laut di Kumai, Kotawaringin Barat,” kata Devy.