Jasad Orang Hilang Ditemukan di Lokasi Wisata di Palangkaraya
Lima hari tim gabungan melakukan pencarian orang hilang di Bukit Tangkiling, Kota Palangkaraya, Kalteng, akhirnya membuahkan hasil. Jasad Yongky ditemukan di lokasi wisata yang sebenarnya ditutup dari pengunjung.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Setelah enam hari menghilang, Yongky Astor Prayogi (41), warga yang dilaporkan hilang oleh keluarganya, ditemukan dalam keadaan meninggal dunia oleh tim pencarian gabungan Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Jumat (1/1/2021). Yongki diduga meninggal karena tergelincir dari bukit.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Palangkaraya Muhammad Hariyadi menjelaskan, pihaknya sudah melakukan pencarian selama empat hari bersama personel gabungan dari berbagai instansi, termasuk kepolisian. Pada Jumat pukul 10.15, pihaknya baru menemukan jasad Yongky di Bukit Tangkiling, 500-600 meter dari batu besar Tangkling yang selama ini menjadi obyek wisata.
”Korban kami temukan di lembah bukit, selama ini kami sudah melakukan penyisiran dan hari ini memang lokasi yang baru, jadi bukan tempat yang sama yang kami datangi hari-hari sebelumnya,” ungkap Hariyadi.
Hariyadi menjelaskan, pihaknya melakukan pencarian Yongky setelah mendapatkan laporan orang hilang dari keluarganya. Keluarga melaporkan Yongky hilang enam hari lalu.
”Informasi pertama yang kami dapatkan, keluarga Yongky melihat status yang diunggah salah satu media sosialnya yang menunjukkan dirinya datang ke Bukit Tangkiling,” ungkap Hariyadi.
Dari penelusuran Kompas, Yongky membuat unggahan foto di status media sosial saat dirinya sedang menaiki Bukit Tangkiling pada Sabtu (26/12/2020). Unggahan itu dibuat pada pagi hari. Lalu hingga dua hari, Yongky tidak pulang ke rumah. Hal itu yang membuat keluarganya melaporkan kejadian tersebut ke polisi setempat.
”Korban langsung kami evakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Doris Sylvanus untuk dilakukan visum atau otopsi, sebelum kami serahkan ke keluarga korban,” kata Hariyadi.
Dokter forensik RSUD Doris Sylvanus Kota Palangkaraya, Ricka Brilianty, menjelaskan, korban sudah meninggal lima hari sebelum ditemukan. Hal itu ia nilai dari besar lubang pada tubuh korban sebesar 5 sentimeter akibat belatung. Menurut dia, 1 sentimeter itu sama dengan satu hari.
Ricka menambahkan, tak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Namun, memang ditemukan lebam yang menurut dia karena korban jatuh tergelincir.
”Mungkin korban tidak langsung meninggal saat terjatuh. Namun karena tak ada yang menolong, korban kemudian meninggal di tempat ia jatuh,” kata Ricka.
Seusai diotopsi, dokter forensik menyatakan Yongki meninggal lima hari sebelum ditemukan.
Sedang ditutup
Kepala Polisi Sektor Bukit Batu Inspektur Satu (Iptu) Muludin mengungkapkan, dari informasi yang ia dapat petugas parkir di lokasi wisata itu memang sempat melihat korban menggunakan sepeda motor memarkirnya lalu pergi menuju bukit.
”Sepeda motor itu ditinggalkan begitu saja oleh pemiliknya yang kami duga milik Yongky,” ungkap Muludin.
Muludin menambahkan, pihaknya masih mengumpulkan infromasi terhadap kejadian ini. Belum ada bukti atau informasi ke arah kekerasan maupun upaya bunuh diri.
Dari pantauan Kompas, lokasi wisata di Bukit Tangkiling sejak sebelum perayaan Natal sudah ditutup sementara untuk menghindari kerumunan di masa pandemi. Tak hanya di Tangkling, beberapa obyek wisata taman alam di sekitarnya pun ditutup. Hal itu yang membuat lokasi tersebut sepi.
Ketua Harian Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Emi Abriyani menjelaskan, tidak semua lokasi wisata ditutup sementara. Ada beberapa lokasi yang masih dibuka, tetapi dengan pengawasan ketat. Bukit Tangkiling merupakan satu dari sekian tempat yang ditutup.
Emi menjelaskan, pihaknya selalu melakukan pengawasan agar lokasi yang ditutup tidak dikunjungi orang. Beberapa lokasi sampai saat ini masih penuh aktivitas, tetapi berhasil dibubarkan petugas.
”Kalau ditutup, artinya tidak ada petugas yang berjaga di sana 24 jam mengawasi. Memang ada petugas, tetapi saat ditutup, mereka tidak mengawasi seperti hari biasa. Maka dari itu, kami mengimbau warga agar menghindari tempat wisata, bukan hanya untuk pandemi, tetapi juga keselamatan,” kata Emi.