Libur Natal, Pandemi Tekan Angka Wisatawan di Batu
Biasanya, saat libur panjang akhir pekan, penumpukan kendaraan tak terhindarkan di Batu dan jalan-jalan menuju Batu. Kini, jalan-jalan Batu sepi dari kendaraan pelancong.
Oleh
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
·4 menit baca
BATU, KOMPAS-Jumlah wisatawan ke Batu, Jawa Timur, pada masa libur Natal 2020 lebih rendah dibanding waktu yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. Situasi pandemi yang menganjurkan masyarakat agar tidak keluar rumah guna menghindari penyebaran Covid-19 menjadi salah satu penyebab.
Dari pengamatan Kompas, Minggu (27/12/2020), tidak terlihat penumpukan kendaraan wisatawan dari luar daerah. Hal itu terlihat di jalan dalam Kota Batu maupun jalan-jalan menuju Kota Batu.
Biasanya, saat libur panjang akhir pekan, penumpukan kendaraan tak terhindarkan di Batu dan jalan-jalan menuju Batu. Di Malang yang bersebelahan dengan Batu, kemacetan terjadi antara lain di Kepuharjo, ruas Jalan Soekarno–Patimura; serta simpang tiga Jalan Dieng. Sementara di Batu, kemacetan terutama terjadi di Jalan Brantas, dan Jalan Bukit Berbunga.
Lokasi parkir sejumlah obyek wisata yang biasanya penuh, kali ini juga masih menyisakan jeda. Hanya beberapa bus dari luar daerah terlihat melintas. Sedangkan kendaraan pribadi masih didominasi oleh plat nomor polisi Jawa Timur, seperti Surabaya, Sidoarjo, Kediri, dan Jember.
Marketing and Public Relation Manager Jatim Park Grup, Titik S Arianto, mengatakan, jumlah wisatawan hari ini tak sebanyak sehari sebelumnya. Dia mencontohkan, wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata baru, yakni Batu Love Garden (Baloga) hari ini hanya sekitar 120 orang.
Jumlah ini lebih rendah dari sehari sebelumnya yang mencapai 446 orang. “Kemarin (Sabtu) agak bagus, 446 orang. Kalau tidak pandemi mungkin bisa mencapai 1.000-1.500 orang,” katanya.
Baloga merupakan bagian dari Jatim Park Grup yang baru diluncurkan pekan lalu. Destinasi ini berkonsep wisata alam terbuka dengan menghadirkan koleksi tanaman (bunga, buah, sayuran, dan tanaman toga) tropis Indonesia.
Adapun untuk obyek wisata yang lain, menurut Titik kondisinya hampir serupa. Di Jatim Park 2, misalnya, jumlah wisatawan mencapai 1.200 orang pada 26 Desember. “Kalau hari ini belum tahu namun sepertinya tidak seramai kemarin. Hujan juga menjadi faktor pendukung masyarakat enggan keluar,” ucapnya.
Kondisi serupa terjadi di ekowisata petik apel di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji. Sunardi (60), salah satu karyawan obyek wisata petik apel, menuturkan, hingga pukul 12.30 belum ada satupun wisatawan yang datang. Padahal, sehari sebelumnya ada 16 orang wisatawan yang datang.
Di Tulungrejo terdapat sejumlah obyek wisata petik apel yang dikelola masyarakat. Hanya dengan membayar Rp 25.000 per orang, mereka bisa menikmati apel sepuasnya di dalam kebun. Pada situasi normal sebelum pandemi, saat libur panjang, jumlah wisatawan bisa mencapai 200-300 orang per hari untuk satu obyek wisata.
“Sepi. Mungkin wisatawan takut Covid-19. Selain itu, mungkin mereka mendengar kabar ada pemeriksaan rapid tes jadi enggan berkunjung ke kota lain,” ucap Sunardi yang berharap dalam beberapa hari ke depan masih ada wisatawan datang.
Pemerintah Kota Batu mengeluarkan Surat Edaran libur akhir tahun Nomor 003/3803/422.011/2020. Salah satu isi SE itu adalah bagi orang yang memasuki wilayah Batu pada 24-26 Desember dan 31 Desember-2 Januari 2021 harus mengikuti ketentuan, yakni bertanggung jawab pada kesehatan masing-masing.
Selain itu, bagi yang melakukan perjalanan (masuk Kota Batu) wajib menunjukkan surat keterangan hasil negatif uji rapid tes antibodi atau antigen atau swab berbasis Polimerase Chain Reaction.
Sementara itu, Minggu Sore, Wakil Kepala Polda (Wakapolda) Jatim Brigadir Jenderal (Pol) Slamet Hadi Supraptoyo, saat mengunjungi Posko Pelayanan Natal dan Tahun Baru Polres Malang Kota, mengatakan, pihaknya bersama TNI, pemerintah daerah, dan elemen lain berupaya menjaga agar di Malang tidak muncul klaster baru akibat aktivitas pergantian tahun.
Menurut Slamet ada beberapa langkah antisipasi untuk menangkal klaster baru di Malang, antara lain pihaknya akan melakukan operasi yustisi bila mendapati kerumunan massa, pemeriksaan antigen, dan mendatangi penginapan/hotel guna memastikan mereka menerapkan persyaratan yang ditentukan.
“Sampai hari ini pandemi belum selesai. Untuk itu operasi yang digelar, Operasi Lilin, diharapkan kita mampu--bersama rekan TNI, Satpol PP, dinas perhubungan, dan elemen masyarakat lain--untuk bersama-sama menyikapi komitmen tadi. Kita tak ingin tahun baru ini muncul klaster baru,” ujarnya.