Menjelang Natal dan Tahun Baru, Penumpang Anjlok 40 Persen
Jumlah penumpang bus di Terminal Giwangan Yogyakarta diperkirakan turun drastis dalam masa libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021. Penurunan diperkirakan mencapai 40 persen dibandingkan tahun lalu.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·2 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Jumlah penumpang bus di Terminal Giwangan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, turun drastis menjelang libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021. Penurunan diperkirakan mencapai 40 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
”Tidak ada pergerakan peningkatan penumpang. Penumpang yang datang hanya sekitar 2.300 orang per hari. Itu sudah AKAP (antarkota dan antarprovinsi) dan AKDP (antarkota dalam provinsi). Kalau jumlah penumpang yang berangkat sedikit lebih banyak, yaitu 3.000 orang per hari,” kata Kepala Satuan Pelayanan Terminal Giwangan Yogyakarta, Bekti Zunanta, saat dihubungi, Rabu (23/12/2020).
Bekti menjelaskan, menyambut Natal dan Tahun Baru, jumlah penumpang datang dan berangkat dari terminal tersebut bisa mencapai 9.000 orang. Adapun kendaraan yang beroperasi mencapai 1.700 unit per hari. Jumlahnya turun signifikan pada tahun ini.
”Kalau sekarang rata-rata kendaraan hanya 480 unit yang beroperasi dalam sehari. Jadi, jumlah penumpang pun mengalami penurunan jauh lebih banyak. Diperkirakan bisa mencapai 40 persen dibandingkan dengan tahun lalu,” kata Bekti.
Bekti menambahkan, menurut peraturan yang berlaku, pembatasan juga dilakukan terhadap kapasitas bus. Pengelola jasa perjalanan hanya boleh mengisi bus maksimal 75 persen dari kapasitas yang ada. Namun, aturan ini tidak berlaku. Sebab, penumpang yang mengisi bus tidak pernah mencapai 50 persen dari kapasitas bus.
Kondisi serupa juga terjadi di Terminal Jombor, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kepala Unit Pelayanan Terpadu, Balai Pengelolaan Terminal dan Perparkiran, Dinas Perhubungan DIY, Arief Rachman Hakim menyatakan, pergerakan penumpang masih landai. Tidak terjadi pergerakan penumpang yang signifikan.
”Kunjungannya masih sedikit. Dibandingkan dengan Natal dan Tahun Baru, tahun lalu, masih sangat jauh. Hanya data pastinya masih dalam penghitungan kami,” kata Arief.
Arief menambahkan, bus-bus yang beroperasi juga masih jarang terisi. Jumlah penumpang kerap kali di bawah 50 persen dari kapasitas bus. Kondisi itu cukup menunjukkan rendahnya keterisian angkutan.
Selanjutnya, Arief menyampaikan, rendahnya jumlah penumpang diduga akibat pandemi Covid-19 yang belum selesai. Masyarakat berpikir panjang sebelum memutuskan akan bepergian. Terlebih tren penularan juga belum menunjukkan adanya penurunan.
Rudi (29), pemilik agen perjalanan di Terminal Giwangan, menyebutkan tidak terjadi peningkatan penumpang meski masuk masa libur Natal dan Tahun Baru. Kondisi ini jauh berbeda dibandingkan dengan tahun lalu. Peningkatan penumpang terjadi sejak tiga hari sebelum perayaan Natal.
”Masih sangat sepi. Tahun lalu, 23 Desember juga sudah ramai. Sudah banyak yang membeli tiket,” kata Rudi.
Rudi menambahkan, penurunan penjualan tiket mencapai 70 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun ini, ia hanya bisa memberangkatkan penumpang paling banyak lima orang dalam satu hari. Tahun lalu, minimal ada 20 orang penumpang yang diberangkatkan setiap hari.
”Memberangkatkan 5 orang saja sudah bagus. Ini armadanya memang banyak. Tetapi, ya, penumpangnya yang jarang ada. Bus tidak pernah terisi penuh,” kata Rudi.