Layanan tes cepat antigen di Terminal Pulo Gebang, Jakarta, akan hadir beberapa hari lagi. Biaya tes cepat antibodi Rp 85.000, sementara Rp 150.000 untuk tes cepat antigen.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kalangan penumpang bus antarkota antarprovinsi atau AKAP mendukung rencana pengelola Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur, untuk memfasilitasi layanan tes cepat di terminal. Sebab, belum semua penumpang mengetahui untuk naik bus harus menyertakan surat keterangan sehat atau surat hasil tes cepat antigen atau antibodi. Selasa (22/12/2020) siang, di Terminal Pulo Gebang diadakan pemeriksaan acak kepada penumpang dan pengemudi bus AKAP. Sebanyak 800 alat tes cepat antigen disiapkan. Ada puluhan orang mengikuti tes cepat antigen gratis. Mereka merupakan penumpang yang tak memiliki surat keterangan sehat atau surat hasil tes cepat.
Syamsul (56), penumpang tujuan Muara Enim, Sumatera Selatan, tak tahu kalau penumpang bus harus melampirkan surat keterangan sehat atau surat hasil tes cepat. ”Ketika beli tiket, saya langsung dibawa ke sini sama agen. Disuruh tes. Saya ikut saja,” kata Syamsul.
Bagi Syamsul, ini pertama kali dia melakukan tes Covid-19. Sebelumnya, dia merasa sehat dan merasa tak pelu ikut tes cepat ataupun memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
Budi Raharjo (27), penumpang jurusan Purbalingga, Jawa Tengah, tak sempat memeriksa kesehatan atau mengikuti tes cepat. Ini karena sebelumnya dia tak ada rencana pulang. Namun, orangtuanya meminta dia mengurus sertifikat tanah keluarga di Purbalingga.
Akhirnya, berangkatlah pedagang ikan cupang ini ke Terminal Pulo Gebang dengan membawa kartu tanda penduduk (KTP). Tiba di terminal, agen tiket menyuruh dia untuk langsung ke pos kesehatan di lantai dua mengikuti tes cepat antigen.
Budi menyarankan agar teminal juga menyiapkan layanan tes cepat seperti di stasiun dan bandara. Hal ini akan membantu penumpang yang tak sempat tes atau tak mengetahui kebijakan itu.
Khairul Anam (20), penumpang tujuan Bojonegoro, Jawa Timur, pun setuju jika terminal menyediakan tes cepat di tempat. Sebagai karyawan toko di Bekasi, dia harus kerja setiap hari. Tak ada waktu untuk pergi ke klinik ataupun ke fasilitas kesehatan lainnya.
Kepala Unit Pengelola Terminal Terpadu Pulo Gebang Bernad Octavianus menyatakan, manajemen sudah bekerja sama dengan penyedia tes cepat. Manajemen terminal menggunakan jasa penyedia tes cepat yang juga digunakan PT Kereta Api Indonesia. Biaya tes cepat antibodi Rp 85.000, sedangkan biaya tes cepat antigen Rp 150.000. Di stasiun, tes antigen untuk penumpang kereta api dipatok Rp 105.000.
Kami sediakan tempat, nanti petugas dan peralatan tes dari mereka. Sebenarnya besok (Rabu) mereka sudah bisa membuka layanan. Namun, kan, stok tes cepat antigen dari pemeriksaan acak ini masih. Saya rencananya menghabiskan stok itu, baru nanti mereka mulai agar penumpang tidak bingung karena ada tes yang gratis dan yang berbayar.
Pemeriksaan acak terhadap penumpang dan pengemudi di Terminal Pulo Gebang turut dihadiri Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi, Kepala Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Istiono, dan Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Sambodo Purnomo Yogo.
Budi Setyadi menjelaskan, pengetahuan penumpang bus sangat beragam. Ada yang sudah mengetahui syarat keberangkatan, tetapi banyak juga yang belum tahu. Oleh sebab itu, pemeriksaan acak ini menjadi penting. Mereka yang diutamakan mengikuti pemeriksaan acak adalah para penumpang yang tak mengantongi surat sehat atau surat hasil tes cepat serta pengemudi bus. ”Nanti pemeriksaan acak melalui tes cepat antigen ini juga dilakukan oleh Polri di rest area jalan tol,” ujarnya