Perusahaan Otobus Terus Beradaptasi Hadapi Pandemi
Salah satunya dilakukan PT SAN Putra Sejahtera (PO SAN), yang meluncurkan delapan bus Scania K410IB-6x2. Bus-bus itu dilengkapi teknologi Intelligent Air Purification and Disinfection System.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Sebagian perusahaan otobus nasional terus berupaya memulihkan bisnisnya yang terdampak pandemi Covid-19 dengan berbagai inovasi. Selain penerapan protokol kesehatan, penambahan fasilitas penyaring udara dalam bus menjadi upaya guna mencegah penyebaran virus berbahaya sekaligus mengembalikan kepercayaan pelanggan.
Hal itu dilakukan PT SAN Putra Sejahtera (PO SAN), yang meluncurkan delapan bus Scania K410IB-6x2 di Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Rabu (23/12/2020). Bus-bus itu dilengkapi teknologi Intelligent Air Purification and Disinfection System, yang diklaim mampu membersihkan udara dari partikel kecil hingga 2,5 mikron.
”Dengan alat itu, udara yang masuk ke AC diberi sinar ultraviolet sebelum kemudian diembuskan kembali dan dihirup penumpang. Jadi, kesehatan udara di dalam bus terjaga. Alat ini kami gunakan dalam menyikapi pandemi Covid-19 ini,” kata Direktur Utama PO SAN Kurnia Lesani Adnan, Rabu.
Sani menambahkan, fitur itu mendukung pencegahan lainnya, seperti penerapan protokol kesehatan. Di antaranya, pemakaian masker, jaga jarak, serta tak berbicara selama dalam perjalanan. Sebelum keberangkatan, interior bus juga selalu disemprot cairan disinfektan.
Dengan fasilitas itu, diharapkan faktor muat penumpang dapat kembali pulih setelah sempat turun hingga 70 persen akibat pandemi Covid-19. Sejak Agustus 2020, ada tren peningkatan. Namun, kemudian terjadi fluktuasi karena adanya sejumlah kebijakan pemerintah terkait syarat-syarat perjalanan.
Pada akhir 2020, reservasi, faktor muat penumpang sekitar 60 persen. ”Namun, pengumuman pemerintah terkait syarat-syarat perjalanan yang diumumkan lebih dini memengaruhi pola pikir masyarakat. Sempat ada sejumlah pembatalan, tetapi setelah keluar surat edaran (tak ada ketentuan untuk bus terkait tes antigen), meningkat lagi,” katanya.
Harapannya, faktor muat penumpang dapat kembali pulih setelah sempat turun hingga 70 persen akibat pandemi Covid-19.
Kini, PO SAN memiliki total 123 bus dengan kapasitas berbeda-beda, yakni 36 tempat duduk, 40 tempat duduk, 53 tempat duduk, dan 56 tempat duduk. Terdapat sembilan jurusan pada bus antarkota antarprovinsi itu. Terdekat, adalah Bengkulu-Bukit Tinggi. Sementara yang terjauh dari Riau menuju Jawa Tengah. Harga tiket berkisar Rp 230.000-Rp 700.000 per orang.
Sebelumnya, pada Senin (14/12/2020), di halaman Kantor Gubernur Jateng, diperkenalkan dua bus Bio Smart and Safe Bus yang diproduksi Karoseri Laksana. Bus yang terdiri dari bus penumpang dan bus bio laboratorium itu dibuat dengan standar tinggi untuk meminimalkan penyebaran virus Covid-19.
Direktur Teknik Laksana Bus Stefan Arman mengatakan, Bio Smart and Safe Bus tersebut didesain memperhatikan aspek lingkungan, aspek patogen dengan pengaplikasian lapisan nanosilver, dan aspek penumpang dengan penggunaan masker khusus berkandungan herbal.
”Aspek lingkungan sudah mengadopsi tata letak kursi 1-1-1 atau physical distancing. Sistem yang membedakan dengan bus pada umumnya adalah sirkulasi udara yang sudah mengadopsi sistem sirkulasi udara di pesawat,” kata Stefan.
Turun
Selama pandemi Covid-19, penjualan mesin-sasis bus dan truk Scania, yang berasal dari Swedia, juga menurun di Indonesia. PT United Tractors Tbk, yang sejak 2004 menjadi distributor resmi Scania di Indonesia, mencatat adanya penurunan hampir 60 persen. Titik terendah pada April-Mei 2020, tetapi lalu perlahan bangkit hingga akhir tahun.
”Penjualan terbaik kami tiga tahun lalu, yakni 1.116 unit. Tahun ini, menurun hampir 60 persen. Saat ini, pasar mulai naik. Pasar di Indonesia juga dipengaruhi kondisi global,” ujar General Manager of Truck, Bus, and Crane Sales, Operation Division, PT United Tractors Tbk, Suhardi.
Suhardi menambahkan, upaya yang dilakukan, di antaranya, terus memperkuat sisi pelayanan kepada pelanggan, yaitu dukungan terkait kebutuhan suku cadang, mekanik, dan lainnya. Dengan demikian, diharapkan bisnis akan terus membaik ke depan, seiring terus tumbuhnya perekonomian.