Stok Telur dari Blitar untuk Natal dan Tahun Baru Mencukupi
Pasokan telur ayam dari Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mencukupi untuk memenuhi kebutuhan konsumen selama Natal dan Tahun Baru 2021. Setiap hari rata-rata produksi telur di Blitar mencapai 1.200 ton.
Oleh
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
BLITAR, KOMPAS — Pasokan telur ayam dari Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mencukupi untuk memenuhi kebutuhan konsumen selama Natal dan Tahun Baru 2021. Setiap hari rata-rata produksi telur di Blitar mencapai 1.200 ton.
”Pasokan cukup. Apalagi, saat ini harga tinggi di atas HPP (harga pokok produksi),” ujar Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar Adi Andaka saat dihubungi dari Malang, Selasa (22/12/2020). Berdasarkan acuan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 7 Tahun 2020, harga telur di tingkat peternak Rp 19.000-Rp 21.000 per kg.
Menurut Adi, harga telur tinggi sudah berlangsung lebih dari satu bulan. Akibatnya, pedagang di Bandung dan Jakarta tidak mau menyetok dalam jumlah besar. Dampaknya, stok telur di Blitar menjadi melimpah.
Salah satu peternak ayam layer di Desa Pohgajih, Kecamatan Selorejo, Widodo Setiohadi, membenarkan harga telur yang tinggi. Namun, sejak Senin (21/12/2020), harganya mulai turun Rp 21.000-Rp 22.500 per kg dari sebelumnya di kisaran Rp 24.000 per kg di tingkat peternak.
Meski turun, menurut Widodo, harganya masih di atas titik impas yang mencapai Rp 17.500-Rp 18.000 per kg. ”Sejak akhir September sebenarnya harga telur membaik, bahkan sampai Rp 24.000-Rp 25.000 per kg di tingkat peternak. Di pasaran lokal bisa mencapai Rp 27.000 per kg dan Jakarta Rp 30.000 per kg. Namun, sejak kemarin mulai turun lagi,” katanya.
Widodo mengaku tidak tahu persis penyebab naik turunnya harga telur dalam beberapa pekan terakhir. Namun, setiap menjelang akhir Desember, harga telur biasanya naik mengikuti tingginya permintaan masyarakat yang hendak merayakan Natal.
”Memang, harga pakan konsentrat naik dari sebelumnya Rp 368.000-Rp 370.000 per zak ukuran 50 kg menjadi Rp 400.000 per zak. Namun, sepertinya bukan karena itu,” katanya. Widodo memiliki 2.000 ekor ayam produktif dan 1.000 ekor ayam muda.
Wakil Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional Blitar Sukarman membenarkan penurunan harga telur setelah beberapa pekan sempat tinggi. Menurut Sukarman, sebelumnya harga telur naik karena mengikuti permintaan masyarakat yang meningkat jelang hari raya.
”Sejak dulu setiap Desember harganya bagus. Banyak orang membuat kue sehingga harga naik. Ini biasa terjadi saat Desember. Apalagi, tahun ini libur Lebaran ada yang disatukan dengan Natal sehingga kegiatan masyarakat meningkat. Ada juga orang menggelar hajat,” ucapnya.
Sejak dulu setiap Desember harganya bagus. Banyak orang membuat kue sehingga harga naik. (Sukarman)
Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, menurut Sukarman, harga telur akan berada di titik stabil pada Januari. Saat itu, permintaan telur telah kembali normal.