Sempat Molor Dua Tahun, Jembatan Musi VI Dibuka Akhir Tahun
Jembatan Musi VI Palembang, Sumatera Selatan, akan dibuka pada 30 Desember 2020 setelah molor dua tahun akibat terkendala pembebasan jalan akses.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·4 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Jembatan Musi VI Palembang, Sumatera Selatan, akan dibuka pada 30 Desember 2020. Pembukaan Jembatan Musi VI itu molor dua tahun dari target awal lantaran terkendala pembebasan lahan jalan akses masuk ke jembatan.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan Darma Budhi, Selasa (22/12/2020), di Palembang, menegaskan, setelah sempat tertunda lebih dari dua tahun, akhirnya Jembatan Musi VI Palembang akan diresmikan pada 30 Desember 2020. Namun, jembatan baru bisa dilalui kendaraan umum pada keesokan harinya.
Untuk sementara waktu, lanjut Darma, jembatan hanya bisa dilewati kendaraan pribadi. Adapun angkutan berat, seperti truk, masih menunggu izin dari Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan (KKJT). Izin diperlukan guna memastikan jembatan ini aman untuk dilalui semua jenis kendaraan.
Awalnya, jelas Darma, Jembatan Musi VI akan dibuka sebelum perhelatan Asian Games 2018, tetapi karena sulitnya pembebasan lahan akses masuk ke jembatan, pembukaan jembatan baru bisa terealisasi tahun ini.
Sebelum dibuka, jembatan harus melalui sejumlah tahapan pengujian, termasuk uji beban. Saat ini, jelas Darma, tahapan yang sedang dilalui adalah uji beban. Sebanyak 24 truk dengan total berat sekitar 40 ton diparkir di atas jembatan untuk mengetahui kekuatan jembatan. ”Ada sistem elektrik yang akan memantau secara pasti kondisi jembatan ketika dilalui kendaraan berat,” ucapnya.
Jembatan sepanjang 1.225 meter itu diharapkan mampu memecah kepadatan kendaraan di Jalan Sudirman Palembang sekaligus mengurangi beban Jembatan Ampera. Walau telah dibuka, ungkap Darma, jalan akses keluar-masuk jembatan masih sempit karena belum sepenuhnya masuk ke jalan nasional.
Jembatan sepanjang 1.225 meter itu diharapkan mampu memecah kepadatan kendaraan di Jalan Sudirman Palembang sekaligus mengurangi beban Jembatan Ampera.
Menurut rencana, jembatan bernilai investasi sekitar Rp 500 miliar ini akan menghubungkan Jalan Demang Lebar Daun, Kecamatan Ilir Barat I Palembang, yang berada di bagian hilir sungai dengan Jalan Wahid Hasyim, Kertapati, Kecamatan Seberang Ulu I Palembang, yang berada di bagian hulu. Keduanya merupakan jalan nasional. Namun, karena proses pembebasan lahan masih berlangsung, akses masuk ke jembatan masih dari jalan provinsi, yakni Jalan Ki Gede Ing Suro yang tersambung dengan Jalan Moh Mansyur di hilir dan Jalan Faqih Usman di hulu.
Darma mengakui, sejak awal pembangunan, pemerintah terkendala akses menuju jembatan lantaran sebagian besar persil tanah yang perlu dibebaskan adalah milik masyarakat, baik berupa tanah kosong maupun rumah penduduk. ”Saat ini dari 151 persil tanah yang dibutuhkan sebagai jalan akses jembatan, tinggal 7 persil lagi yang masih dalam proses pembebasan,” ucapnya.
Sulitnya proses pembebasan lahan lantaran belum ditemukan kesepakatan harga lahan antara pemerintah dan pemilik lahan. ”Padahal, kami sudah menawarkan harga lahan jauh di atas harga pasar. Namun, masyarakat masih menginginkan harga yang lebih dari itu, bahkan ada yang meminta hingga tujuh kali lipat dari harga pasar,” ucap Darma.
Kepala Proyek Pembangunan Jembatan Musi VI Meisyal menerangkan, model dari jembatan ini adalah jembatan pelengkung (arch bridge). Model jembatan terbilang sederhana, tetapi memiliki bentang yang lebih panjang dibandingkan dengan jembatan biasa. ”Dari sisi daya tahan, jembatan ini bisa berusia hingga 100 tahun,” katanya.
Saat ini, ujar Meisyal, pihaknya masih fokus untuk menyelesaikan tahapan uji beban dan juga membenahi tahap akhir dari jembatan ini. Tahap akhir yang dimaksud adalah dengan pengaspalan jembatan serta penambahan sarana pendukung jembatan, termasuk lampu hias yang nantinya akan menjadi daya tarik jembatan.
Wali Kota Palembang Harnojoyo berharap agar jembatan ini dapat memecah kepadatan di atas Jembatan Ampera dan Jalan Sudirman Palembang. Fungsi jembatan sama seperti Jembatan Musi IV yang diresmikan pada Januari 2019, yakni menjadi akses alternatif bagi warga yang ingin menyeberang dari hulu ke hilir.
Selain itu, dirinya juga berharap agar masyarakat dapat menjaga keberdaan jembatan ini agar tetap terpelihara. ”Kita harus jaga bersama agar jembatan ini tidak rusak,” ucapnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Palembang Agus Rizal mengatakan, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan semua instasi terkait untuk melakukan sejumlah upaya agar tidak terjadi lonjakan volume kendaraan saat jembatan ini resmi dibuka. ”Biasanya saat pembukaan jembatan, antusiasme masyarakat untuk melewati jembatan ini sangat tinggi. Apalagi pembukaan berdekatan dengan malam Tahun Baru,” ucapnya.
Jika tidak diantisipasi segera, dikhawatirkan akan terjadi kemacetan parah, apalagi jalan akses jembatan tersebut tergolong sempit. ”Jangan sampai kawasan tersebut menjadi titik kemacetan baru,” ucapnya.