Pesawat Latih KT-1B Woong Bee Kecelakaan, Dua Pilot Selamat
Pesawat latih KT-1B Woong Bee dengan nomor registrasi LL-0111 mengalami kecelakaan sewaktu menjalani latihan rutin di Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Senin (7/12/2020) siang. Dua pilot pesawat itu selamat.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Pesawat latih KT-1B Woong Bee dengan nomor registrasi LL-0111 mengalami kecelakaan sewaktu menjalani latihan rutin, di Pangkalan Udara TNI AU Adisutjipto, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (7/12/2020) siang. Dua pilot yang berada dalam pesawat tersebut dilaporkan selamat. Penyebab kecelakaan masih diselidiki.
Kecelakaan terjadi sekitar pukul 12.50. Pesawat mengalami kecelakaan saat mendarat di ujung barat landasan pacu atau runway 09 Lanud Adisutjipto. Dua pilot TNI AU yang berada dalam pesawat tersebut adalah Mayor Penerbang Sekti Ambarwati (instruktur) dan Letnan Dua Adm Krisna Nugraha (siswa penerbang). Keduanya tengah menjalani latihan rutin sebelum kecelakaan itu terjadi.
”Meskipun pesawat mengalami total loss (rusak berat), kedua pilot Wingdik Terbang Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, dinyatakan selamat,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Kolonel Penerbang Indan Gilang Buldansyah lewat keterangan tertulis, Senin sore.
Indan menyampaikan, pesawat latih itu jatuh di area tanah kosong di dalam kompleks Lanud Adisutjipto. Kedua pilot berhasil keluar dari pesawat sehingga tidak terjadi kerusakan dan kerugian material personel di darat.
Meskipun pesawat mengalami total loss (rusak berat), kedua pilot Wingdik Terbang Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, dinyatakan selamat.
”Saat ini kedua pilot sedang menjalani pemeriksaan kesehatan oleh tim dokter Rumah Sakit Pusat TNI AU Hardjolukito,” jelas Indan.
Lebih lanjut, Indan mengungkapkan, penyebab kecelakaan belum bisa diketahui. Pihaknya sedang melakukan penyelidikan bersama dengan tim investigasi dari TNI AU. Diharapkan, hasil investigasi nanti dapat memperjelas penyebab terjadinya kecelakaan.
TO (52), petugas keamanan toko di dekat Lanud Adisutjipto, menyatakan, sempat mendengar dua kali bunyi dentuman dalam kecelakaan itu. Menurut dia, bunyi dentuman itu mirip dengan seng berjumlah banyak yang jatuh dengan keras. Awalnya, ia tidak mengetahui jika bunyi dentuman itu berasal dari kecelakaan pesawat. Bunyi dentuman terdengar saat cuaca sedang gerimis.
”Warga setempat banyak yang keluar dari rumah. Mereka berteriak-teriak ada pesawat jatuh. Saya dengarnya dentuman itu,” jelas petugas keamanan yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut.
TO menambahkan, selang 10 menit dari bunyi dentuman, ada dua kendaraan roda empat dengan bak terbuka melaju ke arah selatan keluar dari komplek Lanud Adisutjipto. Sekitar 700 meter di selatan landasan udara tersebut, terdapat Rumah Sakit Pusat TNI AU Hardjolukito.
Selanjutnya, TO menjelaskan, di masing-masing mobil ada dua penumpang yang mengalami luka-luka. Kedua penumpang itu mengenakan pakaian dengan warna yang berbeda. Seorang mengenakan pakaian berwarna biru, seorang lainnya mengenakan pakaian berwarna oranye.
Secara terpisah, Wandi (50), warga Dusun Karangjambe, Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, mengungkapkan, dirinya juga mendengar dua kali bunyi dentuman. Sejumlah warga dusunnya berlari keluar kampung menuju jalan besar saat mendengar dentuman tersebut. Dusun tersebut persis berada di seberang Lanud Adisutjipto.
”Tidak hanya saya saja yang mendengar dentuman. Ada banyak warga. Sebagian warga ikut keluar menyaksikan ke jalan. Ada yang bilang itu bunyi pesawat jatuh,” kata Wandi.