Cuaca Buruk Masih Mengancam Ciayumajakuning, Warga Diminta Waspada
Cuaca buruk di Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan diprediksi terjadi hingga Jumat (11/12/2020). Angin kencang bahkan bisa mencapai kecepatan 56 kilometer per jam, sedangkan gelombang laut setinggi 3,5 meter.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Masyarakat di Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan atau Ciayumajakuning diminta waspada terhadap cuaca buruk yang diprediksi berlangsung hingga Jumat (11/12/020) nanti. Selain angin kencang, gelombang setinggi 3,5 meter juga mengancam pantai utara Jawa Barat.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati, yang membawahkan wilayah Ciayumajakuning, mencatat, tinggi gelombang di pantai utara Jabar diprediksi mencapai 2,5 meter pada Senin hingga Rabu (7-9/12/2020). Kondisi tersebut diprediksi terjadi hingga 11 Desember mendatang.
”Bahkan, diperkirakan tinggi gelombang bisa mencapai 3,5 meter,” kata prakirawan BMKG Kertajati, Ahmad Faa Izyin. Selain gelombang, angin kencang dan hujan deras juga mengancam Ciayumajakuning sampai Jumat.
Cuaca buruk tersebut dipicu bibit siklon tropis di dekat Selat Sunda dan pada saat bersamaan terjadi penguatan monsun Asia. Kondisi atmosfer yang tidak stabil juga turut meningkatkan awan-awan hujan. Kondisi serupa melanda sejumlah wilayah di Indonesia.
Ahmad meminta masyarakat di Ciayumajakuning mewaspadai potensi hujan deras dan angin kencang. ”Kecepatannya bisa mencapai 32 knot atau 56 kilometer per jam. Padahal, normalnya hanya 20 kilometer per jam,” lanjutnya.
Angin kencang yang disertai hujan deras dapat menelan korban jiwa. Jumat pekan lalu, cuaca buruk itu memicu tembok pabrik CV Sinar Jaya di Pangenan ambruk. Tembok setinggi 4 meter itu menimpa empat pekerja. Akibatnya, dua pekerja meninggal dan dua orang lainnya menderita luka berat.
Pada saat yang sama, angin kencang merusak sedikitnya 43 rumah di Desa Sarajaya, Kecamatan Lemahabang. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, pepohonan tumbang dan genteng rumah warga bertebaran. Pohon tumbang juga terjadi di Kota Cirebon.
Jangan berada di dekat reklame, pohon, tiang listrik, dan bangunan yang berpotensi roboh saat angin kencang.
Bahkan, di Indramayu, pada Minggu, menara Masjid Islamic Center ambruk di tengah hujan deras dan angin kencang. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Jajaran Satuan Reserse Kriminal Polres Indramayu tengah mendalami penyebab robohnya bangunan itu.
Untuk mengantisipasi jatuhnya korban jiwa akibat cuaca buruk, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cirebon Alex Suheriyawan meminta warga meningkatkan kewaspadaannya saat di luar rumah. ”Jangan berada di dekat reklame, pohon, tiang listrik, dan bangunan yang berpotensi roboh saat angin kencang,” ujarnya.
Sementara itu, di perairan Karangsong, Indramayu, sejumlah nelayan memilih tidak melaut akibat cuaca ekstrem beberapa hari terakhir. ”Yang sudah di tengah laut juga pada berlindung,” kata Guntur, Sekretaris Koperasi Perikanan Laut Mina Sumitra.
Meski demikian, menurut Guntur, kapal besar di atas 30 gros ton (GT) tetap akan melaut jika angin dan hujan mulai reda. ”Tapi, nelayan kecil yang enggak bisa melaut,” ucapnya.