Kepala Dinsos Kota Yogyakarta Meninggal Setelah Terpapar Covid-19
Kepala Dinas Sosial Kota Yogyakarta Agus Sudrajat meninggal dunia, Selasa (1/12/2020), setelah terinfeksi Covid-19 beberapa hari sebelumnya. Lima pegawai yang kontak erat dengan Agus dinyatakan negatif Covid-19.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Kepala Dinas Sosial Kota Yogyakarta Agus Sudrajat meninggal dunia, Selasa (1/12/2020), setelah dinyatakan terinfeksi penyakit Covid-19 beberapa hari sebelumnya. Berkaitan dengan kejadian itu, Pemerintah Kota Yogyakarta meminta protokol kesehatan benar-benar diterapkan dengan baik di lingkungan perkantoran.
”Telah berpulang Bapak Agus Sudrajat, Kepala Dinas Sosial Kota Yogyakarta. Pak Agus meninggal dunia karena terpapar Covid-19 disertai komorbid (penyakit penyerta),” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi melalui keterangan tertulis, Selasa siang, di Yogyakarta.
Agus meninggal dunia pada Selasa pukul 10.00 di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pria yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dan pelaksana tugas Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Yogyakarta itu meninggal pada usia 55 tahun.
Heroe menjelaskan, Agus menjalani tes usap (swab) pada 21 November 2020. Dua hari kemudian atau pada 23 November, Agus dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. Dia kemudian dirawat di RSUD Kota Yogyakarta. Namun, Agus lalu dipindahkan ke RSUP Dr Sardjito.
Setelah Agus dinyatakan positif Covid-19, petugas Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta langsung melakukan tracing atau penelusuran kontak. Berdasarkan penelusuran kontak itu, ditemukan lima pegawai Dinas Sosial (Dinsos) Kota Yogyakarta yang diketahui pernah melakukan kontak erat dengan Agus.
Lima pegawai Dinsos Kota Yogyakarta itu kemudian menjalani swab untuk mengetahui apakah mereka terpapar penyakit Covid-19 atau tidak. ”Ada lima orang yang kontak erat dan hasil tesnya negatif semua,” ujar Heroe.
Heroe menuturkan, Agus Sudrajat merupakan sosok yang baik dan mempunyai perhatian tinggi pada orang lain. Selama ini, Agus juga berperan besar dalam program penanganan pandemi Covid-19 yang dijalankan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta. Agus, antara lain, berperan dalam penyaluran bantuan sosial untuk warga terdampak Covid-19.
”Beliau yang sejak awal menyiapkan data bantuan sosial untuk masyarakat yang diberikan pemerintah pusat, Pemda DIY, dan Pemkot Yogyakarta. Berkat kerja sama, ketelitian, dan kehati-hatiannya, kita (Pemkot Yogyakarta) termasuk yang pendataannya banyak dipuji oleh lembaga-lembaga lainnya,” ungkap Heroe.
Heroe menambahkan, Agus juga terlibat aktif dalam penyiapan dan pengelolaan shelter atau tempat isolasi yang disiapkan Pemkot Yogyakarta untuk pasien Covid-19 tanpa gejala. Pria yang telah mengabdi selama 32 tahun di Pemkot Yogyakarta itu juga aktif mencarikan tempat pemakaman bagi pasien Covid-19 yang kesulitan mendapat pemakaman.
”Banyak hal lain yang juga telah beliau dilakukan di tengah perjuangan untuk membantu dan menyelamatkan warga masyarkat dari Covid-19,” kata Heroe.
Pak Agus meninggal dunia karena terpapar Covid-19 disertai komorbid. (Heroe Poerwadi)
Protokol kesehatan
Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan, meninggalnya Agus harus menjadi pembelajaran bagi semua pihak. ”Ini tentunya menjadi perhatian bagi kita semua bahwa virus korona itu sesuatu yang sungguh-sungguh. Jadi, ini harus menjadi pelajaran bagi kita semua,” ujarnya.
Secara khusus, Haryadi juga meminta protokol kesehatan di lingkungan perkantoran Pemkot Yogyakarta diterapkan secara sungguh-sungguh. Penerapan protokol kesehatan itu wajib dilakukan oleh para pegawai Pemkot Yogyakarta maupun tamu yang datang ke perkantoran.
Adapun protokol kesehatan tersebut, antara lain, mencakup memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun. ”Protokol kesehatan agar dilaksanakan dan diawasi dengan baik,” tutur Haryadi.
Selain itu, Haryadi meminta para pegawai Pemkot Yogyakarta untuk berhati-hati saat mengikuti kegiatan kemasyarakatan. Para pegawai Pemkot Yogyakarta juga diminta membawa masker dan hand sanitizer sebagai peralatan untuk menjalankan protokol kesehatan.
”Kalau di tengah-tengah masyarakat ada kegiatan, perhatikan itu protokol kesehatannya bagaimana. Kalau tidak aman, ya, jangan ikuti kegiatan yang berpotensi menularkan Covid-19,” ungkap Haryadi.
Haryadi juga menuturkan, hingga sekarang, Pemkot Yogyakarta belum berencana menerapkan kebijakan bekerja dari rumah (work from home/WFH). Oleh karena itu, para pegawai tetap bekerja di kantor dengan menerapkan protokol kesehatan. ”Sampai hari ini, tidak ada rencana menerapkan WFH,” ujarnya.
Namun, Haryadi menyebut, apabila ada pegawai di instansi tertentu yang terpapar Covid-19, kantor tempatnya bekerja akan ditutup sementara untuk disterilisasi. Selama proses sterilisasi dilakukan, para pegawai di kantor itu diminta bekerja di rumah untuk sementara.
”Terhadap teman-teman kerjanya juga akan dilakukan pengecekan, dari rapid test (tes cepat) sampai swab,” paparnya.