Sebagian Hutan di Hulu DAS Kahayan Bakal Segera Jadi Kebun Singkong
Program cadangan logistik pangan mulai dibangun di Desa Tewai Baru, Kecamatan Sepang, Kabupaten Gunung Mas, Kalteng dengan membuka hutan untuk ditanami singkong. Kawasan hulu ini dinilai bakan timbulkan bencana.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·4 menit baca
KUALA KURUN, KOMPAS – Program cadangan logistik pangan mulai dilakukan di kawasan hutan pada hulu Daerah Aliran Sungai Kahayan. Setidaknya 50 hektar lebih hutan dibuka untuk ditanami singkong. Namun, hal itu dikhawatirkan bakal merusak bentang alam di bagian hilir sungai yang merupakan kawasan gambut dalam.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pertahanan RI Sakti Wahyu Trenggono mengunjungi lokasi budidaya singkong di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Senin (23/11/2020). Dalam kunjungannya itu, Sakti mengungkapkan program cadangan logistik sudah dimulai.
Kompas menelusuri lokasi itu di Desa Tewai Baru, Kecamatan Sepang, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, pada Sabtu (28/11). Untuk ke lokasi itu, hanya ada satu jalan masuk belum beraspal yang biasa digunakan perusahaan perkebunan sawit PT. Borneo Agri Prima (BAP). Jaraknya sekitar 101 kilometer dari Kota Palangkaraya, ibu kota Kalteng.
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
Lokasi pembukaan hutan di Desa Tewai Baru, Kecamatan Sepang, Kabupaten Gunung Mas, Kalteng, yang dipenuhi pekerja dan beberapa alat berat yang sedang membuka hutan untuk menjadi lokasi penanaman singkong, Sabtu (28/11/2020). Setidaknya 50 hektar lebih hutan sudah dibuka.
Begitu masuk jalan tanah yang berlumpur itu, Kompas menemukan helipad atau tempat parkir helikopter milik Wamenhan RI, sekitar 9 km dari jalan utama. Lalu tidak sampai tiga kilometer kemudian, terdapat spanduk bertulisakan Kebun Singkong Kemenhan RI.
Jalan masuk ke lokasi kebun singkong tersebut cukup sulit dilalui kendaraan bermotor. Kondisi jalannya sangat buruk, tak beraspal, berpasir, bahkan berlumpur. Jalan itu terlihat memang baru dibuka beberapa hari saja.
Lokasi pembukaan hutan berjarak lebih kurang 4-5 km kemudian. Di sana, setidaknya enam alat berat tengah meruntuhkan beberapa pepohonan, membersihkan jalan, hingga melindas lumpur agar bisa dilalui kendaraan.
Terdapat beberapa tenda yang menjadi tempat menginap para pekerja pembuka lahan. Sabtu sore, mereka masih bekerja membersihkan jalan dan membuka hutan. Terlihat juga beberapa ladang masyarakat yang ditanami jagung dan pisang. Keduanya diperkirakan baru berumur 2-3 bulan.
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
Spanduk lokasi program singkong dari Kementerian Pertahanan RI di Desa Tewai Baru, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, pada Sabtu (28/11/2020). Di lokasi yang berstatus kawasan hutan produksi itu sudah dibuka setidaknya lahan seluas 50 hektar lebih untuk ditanami singkong.
Di sekeliling kawasan yang baru dibuka itu terlihat tegakkan pohon beragam jenis, mulai dari meranti campuran hingga pohon-pohon buah. Pohon dengan ketinggian mencapai 15-20 meter masih berdiri tegak di sekeliling kawasan yang sudah dibuka.
Kepala Desa Tewai Baru Sigo mengungkapkan, baru melakukan tiga kali pertemuan dengan pemerintah kabupaten dan provinsi sebelum kawasan itu dibuka sekitar pertengahan November lalu. Pertemuan itu dilakukan di Desa Teluk Nyatu.
“Kami ini rakyat kecil, ikuti saja yang dibuat pemerintah apalagi ini dua kementerian ada pertanian dan pertahanan yang bekerja, pun dibantu tentara. Jadi kami ikut saja,” kata Sigo.
Sigo menjelaskan, sebelum kawasan di desanya dibuka, lokasi yang awalnya diinginkan berada di desa lain. Namun, karena berbenturan dengan kebun masyarakat dan seluruh warga menolak, akhirnya digeser ke desanya. “Sebenarnya lokasi yang sekarang juga berbenturan dengan milik warga, tetapi kan jarang sudah dipakai ladang-ladang di sana,” ungkap Sigo.
Ladang masyarakat yang sudah ditanami jagung dan pisang di batas lokasi pembukaan hutan untuk program singkong dari Kementerian Pertahanan RI di Desa Tewai Baru, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Sabtu (28/11/2020). Di tempat ini setidaknya 50 hektar lebih lahan sudah dibuka.
Menurut Sigo, pihaknya belum sempat meminta persetujuan warga. Masih banyak warga yang belum mengetahui kejelasan program tersebut. Ia hanya mengetahui luas program itu di desanya mencapai 450 hektar. Sedangkan total lahan mencapai 31.000 hektar di Kabupaten Gunung Mas.
“Kami menerima tentunya. Tetapi dari hati yang paling dalam ini saya juga memikirkan generasi (anak-cucu) bertambah terus, enggak mungkin hutannya hilang semua untuk ditanami singkong,” ungkap Sigo.
Yuminson (37), warga Tewai Baru, mengatakan, setidaknya menggarap lima hektar lahan di kawasan yang sedang dibuka itu. Namun, karena tak memiliki bukti kepemilikan, ia tak bisa banyak menolak. “Memang di kawasan itu masyarakat di sini mulai menanam sawit dan karet untuk bukti kepemilikan sejak 2014, tetapi setelahnya dilepas begitu saja apalagi kan tidak boleh membakar untuk buka ladang lagi,” katanya.
Sebuah alat berat untuk membuat jalan masuk di lokasi pembukaan hutan di Kabupaten Gunung Mas, Kalteng, Sabtu (28/11/2020) parkir di jalan sepanjang lebih kurang sembilan kilometer. Di lokasi itu pemerintah melalui Kementerian Pertahanan RI mulai membuka lahan untuk ditanami singkong.
Rencananya, Kabupaten Gunung Mas bakal dipilih untuk mengembangkan komoditas singkong untuk tahap awal dengan luas lebih kurang 31.000 hektar atau setengah dari luas DKI Jakarta. Kabupaten ini dipilih karena tidak ada kawasan gambut di wilayah tersebut.
Berbagai varietas singkong yang akan dikembangkan antara lain kristal merah, iding, carvita 25, revita R1, malang 4, litbang UK2, darul hidayah, UJ 5, adira 4 dan lain-lain. Sebelumnya, Wamenhan RI Sakti Wahyu Trenggono juga menyebutkan bakal langsung membuka pabrik olahan singkong di lokasi.
“Saat ini sudah ada 50 hektar lebih yang land clearing dan dipersiapkan insfrastruktur, mudah-mudahan akhir Desember ini sudah 70 persen,” kata Sakti.
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
Sebuah alat berat tak bisa beroperasi lantaran tersangkut kayu di lokasi penanaman singkong di Desa Tewai Baru, Kabupaten Gunung Mas, Kalteng, Sabtu (28/11/2020). Di lokasi ini program pangan dengan menanam singkong sudah mulai dibuka.
Pemerhati lingkungan di Kalimantan Tengah Fatkhurohman mengungkapkan, koordinat di wilayah yang dibuka oleh Kemenhan itu merupakan wilayah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Kahayan. Menurutnya, pemerintah perlu berhati-hati membuka kawasan yang tegakkannya masih bagus karena akan berdampak ke hilir.
“Ancaman dan potensi bencana seperti banjir, kebakaran hutan dan lahan bisa terjadi di bagian hilir yang merupakan kawasan gambut dalam, di bagian hilir DAS Kahayan ini adalah Blok C kawasan eks PLG yang saat ini juga untuk food estate,” kata Fatkhurohman.