Jateng Geliatkan Lagi Investasi untuk Tumbuhkan Perekonomian
Menurut data Badan Pusat Statistik Jateng, Kamis (5/11/2020), perekonomian Jateng pada triwulan III 2020 terkontraksi minus 3,93 persen dibandingkan periode sama 2019. Komunikasi dengan calon investor terus dilakukan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan III 2020 masih minus meski tak sedalam pada triwulan II. Guna terus menumbuhkan perekonomian, Pemerintah Provinsi Jateng pun kembali berkomunikasi dengan calon investor dan mendukung kemudahan iklim usaha.
Menurut data Badan Pusat Statistik Jateng, Kamis (5/11/2020), perekonomian Jateng pada triwulan III 2020 terkontraksi minus 3,93 persen dibandingkan periode sama 2019. Akan tetapi, hal itu lebih baik dari kondisi pada triwulan II 2020 yang terkontraksi minus 5,92 persen.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, pihaknya mulai mengidentifikasi kondisi sejumlah perusahaan. ”Yang existing kami evaluasi, lalu kami mulai kembali berkomunikasi dengan para calon investor yang waktu itu sempat tertunda,” kata Ganjar.
Ia menambahkan, kemudahan bagi dunia usaha didorong, antara lain, melalui sejumlah insentif serta perizinan. Dengan demikian, diharapkan dunia usaha berkembang dengan baik dan lebih leluasa.
Selain memperkuat dan meningkatkan pelayanan bagi calon investor dan dukungan kemudahan pada iklim berusaha, Pemprov Jateng juga mencari cara-cara baru dalam memperkuat ekonomi. Salah satunya pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Ganjar menuturkan, UMKM terus didorong sebagai salah satu kekuatan dalam mendongkrak kembali ekonomi karena sifatnya yang bisa lebih mandiri. Orang bisa membentuk satu usaha dengan syaratnya tidak terlalu rumit. Dengan demikian, negara bisa membantu intervensi.
”Sehingga mereka tetap kuat untuk tetap bertahan. Jadi, daya beli kami dorong dari kekuatan terkecil sehingga (perekonomian) harapannya dapat berjalan dengan baik,” lanjutnya.
Menurut data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Jateng, capaian investasi pada triwulan I-III 2020 Rp 37,53 triliun. Capaian itu 139 persen dari target, Rp 26,99 triliun. Namun, jumlahnya menurun dibandingkan periode sama pada 2019 yang Rp 59,50 triliun.
UMKM terus didorong sebagai salah satu kekuatan dalam mendongkrak kembali ekonomi, karena sifatnya yang bisa lebih mandiri. Orang bisa membentuk satu usaha dengan syaratnya tidak terlalu rumit. Dengan demikian, negara bisa membantu intervensi. (Ganjar Pranowo)
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Jateng, Ratna Kawuri, Kamis, mengatakan, resesi melanda hampir di seluruh bagian dunia, tak hanya Indonesia atau Jateng. Karena itu, harus dibangun semangat optimisme tinggi.
Hal tersebut dapat membantu kebangkitan ekonomi. ”Investasi menjadi sektor yang strategis untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi. Jateng tetap menjadi daerah yang ’seksi’untuk investasi, dengan berbagai keunggulan atau daya saing yang dimiliki,” ujar Ratna.
Itu, antara lain, banyak dan beragamnya potensi peluang investasi, konektivitas transportasi, serta ketersediaan infrastruktur, termasuk lahan untuk industri. Juga, tenaga kerja yang kompetitif.
Investasi menjadi sektor yang strategis untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi. Jateng tetap menjadi daerah yang ’seksi’ untuk investasi, dengan berbagai keunggulan atau daya saing yang dimiliki. (Ratna Kawuri)
Ratna menambahkan, peran kepala daerah sangat penting dalam memberi keyakinan kepada calon investor. Pasalnya, komitmen dan visi kepala daerah akan menentukan peta proses bisnis yang akan dilalui. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pun memainkan peran tersebut.
”Tidak hanya menjamin ketersediaan infrastruktur dan suprastruktur yang representatif, tetapi juga menjaga iklim investasi yang kondusif. Bahkan, melakukan promosi investasi secara langsung ke berbagai pihak dan kalangan,” kata Ratna.
Adapun pandemi Covid-19 berdampak terhadap kegiatan investasi, baik existing, tahap konstruksi, maupun tahap peminatan dan kemitraan. Tantangan lainnya adalah adanya pembatasan keluar-masuk komoditas ekspor di negara tujuan ekspor. Juga, pertumbuhan ekonomi global yang diproyeksikan mengalami koreksi ke bawah, sebagai dampak pandemi Covid-19 dan perang dagang.
Upaya peningkatan kinerja investasi pun dilakukan pada beberapa fokus. ”Seperti peningkatan pelayanan kemudahan berusaha, fasilitasi eksekusi realisasi investasi besar, promosi investasi yang fokus berdasarkan sektor dan negara, serta mendorong penyebaran investasi berkualitas,” ujarnya.