Jateng Andalkan UMKM untuk Bangkitkan Ekonomi Daerah
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta semua pihak memperkuat peran UMKM untuk menggenjot ekonomi lokal. Menurut data BPS, ekonomi Jateng triwulan II-2020 terkontraksi minus 5,94 persen daripada periode sama 2019.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyiapkan sejumlah langkah untuk membangkitkan ekonomi daerah yang pada triwulan II-2020 terkontraksi minus 5,94 persen. Salah satu strateginya dengan memperkuat peran usaha mikro, kecil, dan menengah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng yang dirilis Rabu (5/8/2020), ekonomi Jateng triwulan II-2020 kontraksi minus 5,94 persen dibandingkan denagn periode sama tahun lalu. Sementara dibandingkan dengan triwulan I-2020 terjadi kontraksi minus 5,17 persen. Dari sisi produksi, usaha transportasi dan pergudangan mencatat kontraksi terdalam, yaitu minus 62,54 persen.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Kota Semarang, Jumat (7/8/2020), mengatakan telah meminta organisasi perangkat daerah (OPD) untuk membantu para pelaku UMKM. Caranya dengan ikut membeli makanan yang dikonsumsi setiap hari dari para pelaku UMKM. Daftar UMKM yang dapat dibeli tersebut dapat diakses di Dinas Koperasi dan UKM Jateng.
”Kami jadi off-taker. Langsung kami beli dan digilir. Apabila itu laku, daya beli (masyarakat) ada. Di tengah pandemi Covid-19, daya beli pasti turun. Maka, pemerintah dan yang mampu didorong membeli produk teman sendiri atau tetangga,” kata Ganjar.
Ia menambahkan, program dan pelatihan UMKM juga disiapkan bagi warga yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) pada masa pandemi Covid-19. Hal yang selama ini sudah berjalan dan bisa dioptimalkan ialah pembuatan masker, yang produknya masih banyak dibutuhkan masyarakat.
Dalam hal ini, Pemprov Jateng bakal turut mempromosikan produk UMKM, termasuk lewat program Lapak Ganjar, melalui kanal Instagram pribadi Ganjar Pranowo setiap hari Minggu. ”Artis-artis juga mau beli dan beri testimoni. Ini turut mendongkrak (UMKM),” ucap Ganjar.
Pemprov Jateng bakal turut mempromosikan produk UMKM, termasuk lewat program Lapak Ganjar, melalui kanal Instagram pribadi Ganjar Pranowo setiap hari Minggu.
Salah satu pelaku usaha yang mengikuti program itu Sri Ambarwati (40), pemilik UKM Batik Srihanna Salatiga. Sejak mengikuti Lapak Ganjar, omzet penjualan batik dan luriknya meningkat, bahkan hingga 350 persen.
Menurut Ambar, sejumlah pembeli mengetahui informasi produknya dari program Lapak Ganjar di Instagram. ”Banyak pembeli dari luar kota. Luar negeri juga ada,” katanya.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Jateng Peni Rayahu menuturkan, bidang perhubungan atau transportasi amat terdampak selama triwulan II 2020. Hal itu, antara lain, disebabkan banyaknya destinasi wisata yang tutup demi pencegahan penularan Covid-19 dan pembatasan mobilitas masyarakat.
”Dengan dibukanya sejumlah obyek wisata dan mal disertai protokol kesehatan, diharapkan bisa kembali mendongkrak pertumbuhan ekonomi Jateng,” kata Peni.
Bidang perhubungan atau transportasi amat terdampak selama triwulan II-2020. Hal itu, antara lain, disebabkan banyaknya destinasi wisata yang tutup demi pencegahan penularan Covid-19.
Ia menambahkan, sektor lain yang perlu digenjot adalah pertanian dan kehutanan. ”Sejauh ini, yang memberi hasil positif baru hortikultura. Karena itu, kami terus dorong intensifikasi pertanian dan perdagangan hasil pertanian secara daring ataupun langsung,” ujar Peni.
Adapun lapangan usaha pada bidang pertambangan dan energi, lanjut Peni, cenderung stagnan, tak turun, tetapi juga tak naik. Kondisi ini dipicu, antara lain, pasokan listrik tetap dibutuhkan masyarakat selama masa pandemi Covid-19.