Bawaslu RI Sesalkan Perusakan Kantor Bawaslu Asmat
Massa merusak kantor Bawaslu Kabupaten Asmat, Papua. Bawaslu RI menyesalkan insiden tersebut dan meminta jaminan keamanan dari kepolisian.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Ketua Badan Pengawas Pemilu RI Abhan menyesalkan insiden perusakan kantor Bawaslu di Kabupaten Asmat, Papua, Minggu (18/10/2020). Ia pun meminta pihak kepolisian menjamin keamanan jajaran Bawaslu Asmat agar dapat mengawasi tahapan pilkada di daerah itu dengan aman.
Hal itu disampaikan Abhan di sela-sela seminar bertema ”Mewujudkan Pilkada Bebas Covid Bersama Pokja Covid-19” di Jayapura, Senin (19/10/2020). Abhan mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan aksi vandalisme yang menyebabkan kantor Bawaslu di Kabupaten Asmat mengalami kerusakan. Ia pun berharap kejadian ini tidak terulang lagi di Papua.
Di Asmat terdapat dua pasangan calon kepala daerah, yakni pasangan nomor urut satu Elisa Kambu-Thomas Safanpo dan pasangan nomor urut dua Simon Dewar-Demianus Kawem. ”Kami telah meminta jajaran Bawaslu Papua untuk berkoordinasi dengan polda. Kami berharap kepolisian lebih meningkatkan kesiagaan untuk melindungi penyelenggara pemilu di 11 kabupaten yang melaksanakan pilkada di Papua,” ucap Abhan.
Ia mengimbau masyarakat agar menempuh jalur yang sesuai regulasi apabila terjadi pelanggaran pemilu melalui Bawaslu dan pidana melalui pihak kepolisian. ”Apabila ada penyelenggara pemilu yang tidak netral, pihak yang dirugikan bisa melaporkan oknum tersebut ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Sanksi berat bagi penyelenggara yang terbukti melanggar bisa diberhentikan,” ujar Abhan.
Anggota Bawaslu Provinsi Papua, Ronald Manoach, mengatakan, pihaknya telah mengirim tim yang dipimpin salah satu komisioner Bawaslu Papua ke Asmat setelah insiden perusakan kantor tersebut.
Menurut dia, permasalahan ini bermula saat massa dari salah satu pasangan calon melaporkan adanya dugaan pelanggaran pemilu yang dilakukan tim dari pasangan calon lainnya ke kantor Bawaslu Asmat pada Minggu sore.
Setelah mendapatkan tanggapan dari pihak Bawaslu Asmat, tiba-tiba saja massa yang berjumlah sekitar 100 orang ini mengamuk dan merusak kantor. Empat komisioner dan sejumlah pegawai berhasil menyelamatkan diri melalui sebuah pintu di bagian belakang kantor.
”Seluruh jajaran kami masih dalam kondisi trauma akibat insiden ini. Kondisi kantor mengalami kerusakan cukup parah. Kaca di sejumlah ruangan pecah, pintu rusak, dan dinding kantor yang terbuat dari kayu rusak karena ditendang massa,” tutur Ronald.
Ia menambahkan, Bawaslu dan pihak kepolisian akan memanggil kedua pasangan calon beserta tim suksesnya yang bertarung di Pilkada Asmat. ”Kami akan meminta agar kedua kandidat menenangkan simpatisannya agar pelaksanaan tahapan pilkada berjalan kondusif,” ujar Ronald.
Wakil Kepala Kepolisian Daerah Papua Brigadir Jenderal (Pol) Mathius Fakhiri mengaku, jumlah anggota yang bertugas di kantor Bawaslu Asmat tidak sebanding dengan jumlah massa. ”Kami telah mengirimkan tambahan dua peleton pasukan Brimob dari Kabupaten Mimika ke Asmat. Kami akan menyelidiki penyebab yang memicu terjadinya insiden ini,” katanya.
Kepala Polres Asmat Ajun Komisaris Besar Andi Enoch, saat dihubungi, mengatakan, pihaknya telah menangkap salah satu pelaku perusakan kantor Bawaslu Asmat. Ia mengungkapkan, pemicu konflik ini adalah informasi hoaks atau bohong bahwa pihak Bawaslu Asmat memihak salah satu pasangan calon. Hal ini yang memicu massa marah dan merusak kantor.
”Kami akan menangkap semua pelaku yang terlibat dalam aksi perusakan dan menyebarkan informasi hoaks. Diduga tujuan oknum yang menyebarkan hoaks untuk mengganggu situasi keamanan di Asmat,” ungkap Andi.