Kampanye daring tidak diminati pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Kepulauan Riau. Bahkan, Bawaslu belum menerima satu pun pemberitahuan kegiatan kampanye daring.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
BATAM, KOMPAS — Kampanye dalam jaringan tidak diminati pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Kepulauan Riau. Badan Pengawas Pemilu belum menerima satu pun pemberitahuan kegiatan kampanye daring. Padahal, pengamat menilai, kampanye daring berpotensi besar menarik pemilih.
Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Kepri Idris, Minggu (18/10/2020), mengatakan, belum ada paslon cagub dan cawagub yang melakukan kampanye daring. Ketiga paslon yang akan bersaing di pilkada 9 Desember itu masih mengandalkan kampanye tatap muka.
Di Kepri, hingga 15 Oktober, ada 181 kampanye terbatas dan 156 kampanye tatap muka. Dari ketiga paslon, yang paling aktif ialah pasangan nomor tiga, yakni Ansar Ahmad-Marli Agustina. Mereka melakukan 80 pertemuan terbatas dan 136 kampanye tatap muka.
Adapun pasangan nomor dua, Isdianto-Suryani, mengadakan 41 pertemuan terbatas dan 17 kampanye tatap muka. Sementara pasangan nomor satu, Soerya Respationo dan Iman Sutiawan, melakukan 60 pertemuan terbatas dan tiga kampanye tatap muka sejak 26 September lalu.
”Tidak masalah kampanye tatap muka selama tidak melanggar peraturan. Adapun untuk kampanye daring, kami belum menerima pemberitahuan dari paslon,” kata Idris.
Ketua Tim Pemenangan Ansar-Marlin, Ade Angga, mengatakan, paslon nomor tiga sudah menggunakan kampanye daring dalam beberapa kesempatan. Dalam pertemuan terbatas, yang dihadiri maksimal 50 orang, Ansar dan Marlin sering menyapa calon pemilihnya melalui percakapan video.
”Namun, pertemuan terbatas dan kampanye tatap muka tetap menjadi fokus utama. Kami berpendapat perjumpaan langsung dengan masyarakat tetap menjadi sarana paling efektif untuk menyapa calon pemilih,” ujar Ade.
Perjumpaan langsung dengan masyarakat tetap menjadi sarana paling efektif untuk menyapa calon pemilih.
Pengajar Ilmu Pemerintahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjung Pinang, Yudhanto Satyagraha, menilai, sebenarnya kampanye daring mempunyai potensi besar untuk menggaet suara warga di Kepri. Apalagi, mayoritas pemilih berdomsili di dua pulau utama, yaitu Batam dan Bintan, yang sudah memiliki akses internet yang baik.
”Namun, kalau bicara efektivitas, kampanye daring hanya baik untuk pengenalan. Sementara untuk memengaruhi pilihan, perjumpaan secara langsung memang masih sangat penting,” kata Yudhanto.
Sebelumnya, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Kepri Rusdani menyatakan, pemerintah Kepri perlu segera menambah kapasitas rumah sakit apabila pilkada tetap akan dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Aktivitas pilkada dipastikan tetap akan memancing kerumunan orang banyak dan berpotensi tinggi memunculkan kluster penularan baru.
”Ruang rawat pasien Covid-19 perlu dipersiapkan dengan serius. Akan bahaya kalau ruang rawat tambahan disiapkan dengan asal-asalan dan tidak dilengkapi filter udara, pasien lain bisa ikut tertular,” kata Rusdani.