Kendaraan Petugas Rusak dalam Demo di Palembang, Dua Orang Ditangkap
Aksi unjuk rasa mahasiswa menolak Rancangan Undang-Undang Cipta kerja di Kantor DPRD Sumsel, Palembang, Sumsel, Kamis (8/10/2020), berakhir ricuh. Sejumlah kendaraan milik polisi ringsek, dua orang pun ditangkap.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Aksi unjuk rasa mahasiswa menolak Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja di kantor DPRD Sumatera Selatan, Palembang, Sumsel, Kamis (8/10/2020), berakhir ricuh. Sejumlah kendaraan milik polisi ringsek dilempari batu oleh massa. Dua orang ditangkap karena dianggap merusak fasilitas negara.
Polisi juga menangkap orang yang diduga penyusup. Jumlah penyusup yang ditangkap mencapai 360 orang. Sebagian merupakan pelajar sekolah menengah atas.
Kericuhan bermula dari polemik di dalam massa aksi itu sendiri. Ada kelompok massa yang merasa tidak setuju dengan ungkapan salah satu mahasiswa yang berorasi. Hal ini membuat kericuhan di dalam aksi yang berujung pada lemparan botol ke arah petugas kepolisian yang sedang berjaga.
Jumlah terduga perusuh yang ditangkap mencapai 360 orang. Sebagian merupakan pelajar sekolah menengah tingkat atas.
Lemparan botol tersebut langsung dibalas dengan tembakan gas air mata ke arah kerumunan. Massa yang berkumpul di lapangan kantor DPRD Sumsel itu pun bubar melarikan diri ke berbagai arah. Namun, kemudian, massa melempari petugas dengan batu dari area luar kompleks kantor DPRD Sumsel.
Mobil meriam air pun dikerahkan untuk mengurai kerumunan massa tersebut. ”Kami bukan binatang Pak. Stop tembakan gas air mata,” kata salah satu mahasiswa, meminta polisi menghentikan tembakan.
Kesal dengan tindakan petugas, massa merusak kendaraan milik polisi. Berdasarkan pantauan Kompas, setidaknya ada satu motor dan satu mobil polisi yang ringsek dirusak oleh massa pendemo. Tidak hanya itu, pagar kantor DPRD Sumsel juga jebol. Beberapa gerobak milik pedagang pun hancur.
Beberapa gerobak milik pedagang pun hancur.
Satu jam kemudian, kondisi kembali tenang setelah petugas dan mahasiswa sepakat untuk sama-sama menahan diri. Mahasiswa duduk bersama dan berdiskusi. Orasi mahasiswa pun dilanjutkan. Koordinator Aliansi Mahasiswa Sumatera Selatan Andi Leo pun mengajak semua rekannya berembuk mencari solusi.
Setelah situasi mereda, Sekretaris DPRD Sumsel Ramadhan S Basyeban datang. Ia berdiskusi dengan mahasiswa, serta mendengarkan aspirasi mereka.
Dalam diskusi tersebut, mereka menyepakati dua poin. Poin pertama ialah menyampaikan tuntutan para mahasiswa kepada Presiden Joko Widodo dengan pesan utama menolak pengesahan RUU Cipta Kerja. Selain itu, mahasiswa juga menuntut agar DPRD Sumsel memfasilitasi mahasiswa berangkat ke Istana Negara untuk menyampaikan tuntutan tersebut secara langsung kepada Presiden Joko Widodo.
”Kami memberikan waktu hingga Senin (12/10/2020) untuk DPRD Sumsel membahas hal ini. Jika sampai jeda waktu yang ditentukan belum terealisasi, kami akan melakukan aksi kembali,” ucap Andi.
Kapolrestabes Palembang Komisaris Besar Anom Setyadji menuturkan, secara umum kondisi Palembang cenderung kondusif. Kerusuhan hanya terjadi di sekitar area DPRD Sumsel dan tidak meluas.
Anom menjelaskan, ada beberapa kendaaraan milik polisi yang rusak dan dua tersangka ditangkap karena diduga menjadi pelaku perusakan tersebut. ”Kami masih menyelidiki dari mana pelaku perusakan itu berasal,” kata Anom. Di sisi lain, dalam peristiwa ini, tidak ada polisi ataupun massa aksi yang terluka. Walau aksi telah berakhir, polisi tetap berjaga di sekitar kantor DPRD.
Penyusup bertambah
Selain menangkap dua tersangka perusakan fasilitas negara, ujar Anom, pihaknya juga menangkap sejumlah orang yang diduga sebagai penyusup yang berencana membuat aksi itu ricuh. ”Total ada 360 orang. Mereka sebagian besar adalah pelajar setara SMA,” ujar Anom.
Melihat hal tersebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Sumsel dan Kota Palembang untuk meminta semua kepala sekolah menengah tingkat atas di Palembang mengimbau semua anak didiknya tidak ikut dalam aksi itu. ”Sekarang di situasi pandemi seharusnya mereka belajar daring,” kata Anom.