Kasus Covid-19 Meningkat, Kota Bandung Masuk Zona Merah
Kota Bandung masuk zona merah Covid-19 atau daerah dengan risiko tinggi penyebaran virus korona baru. Penambahan kasus positif pekan lalu meningkat tiga kali lipat dibandingkan dua pekan sebelumnya.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Kota Bandung masuk zona merah Covid-19 atau daerah dengan risiko tinggi penyebaran virus korona baru. Penambahan kasus positif pekan lalu meningkat tiga kali lipat dibandingkan dengan dua pekan sebelumnya.
Selain Kota Bandung, empat daerah lain di Jawa Barat, yaitu Kabupaten Bandung Barat, Kota Bogor, serta Kota dan Kabupaten Bekasi juga masuk zona merah. Sementara Kota Depok bersama Kota dan Kabupaten Cirebon yang sebelumnya zona merah, turun menjadi zona oranye.
”Jadi, ada lima zona merah yang harus diwaspadai,” ujar Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Gedung Sate, Bandung, Senin (5/10/2020).
Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar), Senin pukul 13.01, terdapat penambahan 201 kasus di Kota Bandung, pekan lalu (28 September–4 Oktober). Rata-rata ada 28 kasus baru per hari.
Sementara itu, dua pekan sebelumnya (21-27 September) terdapat 65 kasus atau rata-rata 9 kasus per hari. Secara total, kasus Covid-19 di Kota Bandung berjumlah 1.636 kasus. Jumlah itu tertinggi kelima di antara 27 kabupaten/kota di Jabar.
Sebesar 73 persen dari 23.899 kasus Covid-19 di Jabar berada di kawasan Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek). Tiga daerah dengan kasus tertinggi adalah Kota Bekasi 4.436 kasus, Kota Depok (4.072), dan Kabupaten Bekasi (2.679).
Terdapat penambahan 201 kasus di Kota Bandung pekan lalu (28 September–4 Oktober). Rata-rata ada 28 kasus baru per hari. Sementara dua pekan sebelumnya (21-27 September) terdapat 65 kasus atau rata-rata 9 kasus per hari
Kamil mengatakan, delapan dari 10 desa/kelurahan risiko tertinggi Covid-19 berada di Kota Depok. ”Itulah mengapa pada Selasa dan Rabu, saya kemungkinan berkantor lagi di Depok untuk membantu pengendalian Covid-19 di Bodebek,” ujarnya. Sebelumnya, ia telah berkantor di Depok, Jumat (2/10).
Sementara itu, keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 di Jabar terus meningkat. Pekan ini, okupansinya mencapai 58 persen, bertambah dua persen dibandingkan dengan pekan lalu.
”Kami sudah menambah 40 ruang ICU (intensive care unit) di Kota Depok sebagai upaya meningkatkan ruang kesehatan,” ujarnya.
Jabar juga telah menyiapkan ruang isolasi nonrumah sakit untuk pasien tanpa gejala. Kapasitasnya mencapai 998 tempat tidur yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota.
Selain itu, masih ada gedung BPSDM (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia) Jabar berkapasitas 190 tempat tidur. ”Jumlahnya akan terus ditambah. Kami siapkan dari awal sebagai antisipasi,” ujar Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Jabar Marion Siagian.
Target tes usap
Kamil menuturkan, tes usap di Jabar telah mencapai 426.000 tes. Terjadi peningkatan 43.000 tes dalam pekan ini.
”Harapannya standar tes WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) sebesar 1 persen dari jumlah penduduk ditargetkan tercapai minggu depan,” ujarnya. Satu persen dari penduduk Jabar setara dengan 500.000 tes.
Setelah target tercapai, tes akan terus dilakukan untuk melacak penyebaran Covid-19. Kamil menargetkan pihaknya dapat konsisten melakukan 50.000 tes per minggu.