Tiga Awak Helikopter PT NUH yang Mendarat Darurat di Paniai Berhasil Dievakuasi
Tim penyelamat gabungan berhasil mengevakuasi tiga awak helikopter milik PT National Utility Helicopters di pedalaman Kabupaten Paniai. Operasi penyelamatan ketiga korban berlangsung dalam waktu sekitar empat jam.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Tim penyelamat gabungan berhasil menuntaskan evakuasi tiga awak helikopter PK-USS milik PT National Utility Helicopters di pinggir Kali Degeuwo, Kabupaten Paniai, Papua, Sabtu (19/9/2020). Ketiga awak itu terluka di sejumlah bagian tubuh.
Tiga awak itu adalah pilot Erik Kurniawan, kopilot Endi Nawalaga, dan Aswar Jamal selaku tenaga operasional. Erick terluka di kepala dan kaki serta memar di dada, Endi terluka di kepala serta kaki, sedangkan Aswar patah tulang tangan kiri.
Sebelumnya, helikopter jenis Bell 212 milik PT National Utility Helicopters (NUH) hilang kontak dari lokasi Kilometer 100 Distrik Siriwo menuju Kampung Ndeotadi, Kabupaten Paniai, pada Kamis (17/9/2020) pukul 10.47 WIT. Dari hasil pencarian udara sehari kemudian, tim penyelamat menemukan tubuh helikopter di pinggiran Kali Degeuwo pukul 10.00 WIT.
Helikopter jenis bell 212 ini terbang dari Kabupaten Nabire pukul 06.30 WIT dengan tujuan sejumlah kampung di Nabire dan Paniai. Pesawat ini mengangkut bahan makanan ke daerah-daerah tersebut. Seharusnya helikopter tersebut sudah kembali ke Nabire pukul 12.00 WIT.
Evakuasi ini menggunakan dua helikopter milik PT Freeport Indonesia dan maskapai Asian One. Prosesnya dimulai sekitar pukul 06.00 hingga 11.37 WIT. Helikopter milik Freeport bertugas membawa ketiga korban dari lokasi kejadian ke Siriwo. Setelah itu, giliran helikopter Asian One membawa korban ke Bandara Aturure Douw di Kabupaten Nabire.
Kepala Kepolisian Resor Nabire Ajun Komisaris Besar Sonny Tampubolon saat dihubungi dari Jayapura, Sabtu, mengatakan, 46 personel gabungan Polri dan TNI berada di Siriwo sejak Jumat. Tujuannya, membantu proses evakuasi.
”Proses evakuasi oleh tim penyelamat gabungan tuntas pada pukul 11.37 WIT. Saat ini, semua korban telah berada di Rumah Sakit Umum Daerah Nabire,” kata Sonny.
Anggota staf Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Perwakilan Papua, Norbert Tunjanan, mengatakan, pihaknya akan langsung menyelidiki penyebab insiden ini. ”Tim dari KNKT pusat akan diterjunkan ke Nabire. Mereka akan meminta keterangan dari ketiga awak helikopter penyebab helikopter mendarat darurat di pinggiran Kali Degeuwo,” kata Norbert.
Kabupaten Paniai masuk kawasan data Meepago yang memiliki karakteristik cuaca sering berubah dengan cepat. Kondisi ini rawan untuk aktivitas penerbangan. Selain Paniai, kawasan Meepago meliputi Nabire, Dogiyai, Deiyai, dan Intan Jaya.
Sebelumnya, pesawat berbadan kecil dari maskapai Tariku Aviation juga mengalami insiden. Pesawat pembawa paket bantuan itu tergelincir saat hendak parkir di lapangan terbang di Distrik Siriwo pada 31 Juli 2020.
Helikopter jenis Bell 206 milik PT Amur juga jatuh di lokasi 99, area penambangan emas Degeuwo, Distrik Dogobaida, Kabupaten Paniai, pada 4 Juni 2016. Dalam insiden ini, seorang pilot pesawat meninggal dan tiga penumpang luka berat.