Massa Antar Pendaftaran Kandidat Abaikan Anjuran Tidak Berkerumun
Kalangan masyarakat di Surabaya, Jawa Timur, mengabaikan anjuran pemerintah tidak membuat kerumuman untuk menekan penularan wabah Covid-19 (Coronavirus disease 2019) akibat virus korona jenis baru (SARS-CoV-2).
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Kalangan masyarakat di Surabaya, Jawa Timur, mengabaikan anjuran pemerintah tidak membuat kerumuman untuk menekan penularan wabah Covid-19 (Coronavirus Disease 2019) akibat virus korona jenis baru (SARS-CoV-2). Ini diperlihatkan oleh lebih dari 200 orang yang berkerumun dan mengantar pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah Eri Cahyadi–Armuji mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum Kota Surabaya, Jumat (4/9/2020) siang.
Massa merupakan simpatisan dan atau kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) serta organisasi massa. Mereka mengiringi Eri–Armuji berjalan dari kantor Dewan Pengurus Cabang PDI-P Kota Surabaya di Jalan Setail ke kantor KPU Kota Surabaya di Jalan Adityawarman. Kedua tempat ini terpisah jarak lebih kurang 1,5 kilometer.
Kami sulit menolak antusiasme pendukung yang ingin mengantar. Semoga tidak terjadi sesuatu yang buruk. (Eri Cahyadi)
Sebelum kedatangan massa itu, di kompleks KPU juga sudah hadir simpatisan lainnya. Mereka memilih menunggu dan menyambut massa pengantar Eri–Armuji. Selama proses pendaftaran dan penyerahan berkas administrasi, massa menghibur diri dengan beryanyi dan berjoget. Massa berkerumun di dalam kompleks KPU yang juga terdapat kantor DPC Partai Persatuan Pembangunan Kota Surabaya dan DPD Partai Golongan Karya Kota Surabaya serta di trotoar.
Melalui mobil berpelantang suara, petugas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya terus-menerus memutar imbauan kepada seluruh masyarakat yang melintas untuk mencegah penularan Covid-19. Yang terutama menghindari munculnya kerumunan.
Jika terpaksa keluar rumah untuk beraktivitas, gunakan pelindung, yakni masker, sarung tangan, dan atau mika penutup wajah (face shield). Di lokasi, keraplah cuci tangan dengan sabun pada sarana yang tersedia atau memakai cairan penyanitasi.
Akan tetapi, imbauan itu gagal menyentuh hati massa. Mereka tetap berkerumun. Kalangan petugas amat kewalahan mengatur apalagi memastikan massa tidak saling bersentuhan. Eri yang baru mundur dari jabatan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya tidak dapat berbuat banyak meski mengetahui risiko penularan Covid-19 dari adanya kerumunan. Senada disampaikan Armuji, anggota DPRD Jatim Daerah Pemilihan Surabaya.
”Kami sulit menolak antusiasme pendukung yang ingin mengantar. Semoga tidak terjadi sesuatu yang buruk,” kata Eri saat menunggu proses pemeriksaan berkas pendaftaran.
Sebelum massa dan Eri-Armuji berangkat ke KPU, di kantor DPC, Ketua Bidang Kebudayaan Dewan Pengurus Pusat PDI-P sekaligus Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengingatkan pasangan ini bahwa kontestasi harus bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat.
”Berangkatlah bukan untuk mencari kekuasaan melainkan niat menyejahterakan rakyat Surabaya,” ujar Risma.
Niat suci itu harus diwujudkan ketika Eri-Armuji diberi kepercayaan oleh publik Surabaya untuk meneruskan pemerintahan dua periode Risma. Kesejahteraan rakyat dalam konteks keadilan sosial harus terus diwujudkan karena sesuai dengan cita-cita Pancasila dan kemerdekaan.
Berangkatlah bukan untuk mencari kekuasaan melainkan niat menyejahterakan rakyat Surabaya. (Tri Rismaharini)
Tetap merah
Wakil Ketua Dewan Pengurus Daerah PDI-P Jatim sekaligus Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengajak seluruh kader untuk total memenangkan pasangan Eri-Armuji. Whisnu sebenarnya adalah kader yang juga ingin maju sebagai calon wali kota, tetapi Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri tidak memberikan rekomendasi kepadannya. Meski demikian, Whisnu menunjukkan kebesaran hati dengan menerima bahkan menyatakan siap memenangkan Eri-Armuji.
”Teguhkan tekad dan semangat untuk mengamankan rekomendasi Ketua Umum,” kata Whisnu, putra mendiang Sekretaris Jenderal PDI-P Soetjipto Soedono.
”Tunjukkan bahwa Surabaya tetap merah,” ujar Whisnu lagi.
Sejak kepemimpinan Bambang Dwi Hartono pada 2002, ”Bumi Pahlawan”, julukan Surabaya selalu dalam pengawalan kader PDI-P berlambang Banteng Moncong Putih. Situasi inilah yang ingin dipertahankan oleh PDI-P dengan mengusung Eri-Armuji. Pengusung, yakni PDI-P memiliki 15 kursi di parlemen ditambah PSI dengan 4 kursi.
Adapun rival mereka, yakni Machfud Arifin-Mujiaman Sutrisno, berencana mendaftar pada Sabtu atau Minggu. Masa pendaftaran di KPU berlangsung pada Jumat-Minggu atau 4-6 September 2020. Machfud-Mujiaman diusung oleh koalisi delapan partai dengan kepemilikan 31 kursi dari 50 kursi di DPRD Kota Surabaya.
Koalisi terdiri dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Golongan Karya (Golkar), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Machfud adalah mantan Kepala Polda Jatim dan bekas Ketua Tim Kampanye Joko Widodo–Ma’ruf Amin Daerah Jatim. Mujiaman adalah mantan Direktur Utama PDAM Surya Sembada Kota Surabaya.