Pengamanan Pilkada di Tengah Pandemi Tetap Jadi Prioritas
Simulasi pengamanan pilkada digelar di sejumlah daerah di wilayah pantura barat Jawa Tengah, yakni Pemalang, Kabupaten Pekalongan, dan Kota Pekalongan. Simulasi digelar untuk memastikan kesiapan personel kepolisian.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
PEMALANG, KOMPAS — Kepolisian Resor Pemalang, Polres Pekalongan, dan Polres Pekalongan Kota, Jawa Tengah, menggelar simulasi pengamanan pemilihan kepala daerah di wilayah masing-masing. Simulasi dilakukan untuk memastikan kesiapan personel menghadapi gangguan ketertiban dan keamanan masyarakat pada pilkada mendatang.
Di Kabupaten Pemalang, simulasi pengamanan pilkada digelar Jumat (28/8/2020). Dalam simulasi tersebut diperagakan sejumlah hal seperti patroli di masa kampanye, pengamanan proses penertiban alat peraga kampanye, patroli pencegahan politik uang, pengamanan tempat pemungutan suara, pengamanan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), serta pengendalian kerusuhan seusai pilkada.
”Melalui simulasi ini, kami ingin memastikan kesiapan anggota mengamankan gelaran pilkada. Kendati demikian, kami berharap situasi pilkada di Pemalang tetap kondusif,” kata Kepala Polres Pemalang Ajun Komisaris Besar Ronny Tri Prasetyo Nugroho, Jumat, di halaman kantor Polres Pemalang.
Dalam simulasi yang diikuti 292 personel tersebut, pilkada Pemalang diikuti dua pasangan calon bupati dan wakil bupati. Konflik dimulai ketika saksi dari pasangan calon nomor urut 1 tidak terima dengan hasil rekapitulasi yang menyatakan calon nomor urut 2 mendapatkan suara lebih banyak.
Saksi tersebut kemudian membuat keributan di tempat pemungutan suara. Untuk mengendalikan situasi, saksi tersebut ditangkap dan dibawa ke kantor kepolisian sektor terdekat.
Tak sampai di situ, massa pendukung pasangan calon bupati nomor urut 1 digambarkan kembali mendatangi kantor KPU. Mereka menuntut pemungutan suara ulang.
Oleh karena merasa tahapan pilkada sudah berjalan sesuai mekanisme, KPU menolak permintaan massa pendukung pasangan calon nomor urut 1. Polisi mencoba menenangkan massa dengan negosiasi.
Tak lama berselang, kericuhan terjadi. Massa digambarkan melempar sejumlah barang ke arah polisi yang berjaga. Massa diperingatkan berulang kali untuk mundur dan membubarkan diri. Namun, mereka malah membakar ban.
Karena situasi kian tak terkendali, polisi membubarkan massa dengan gas air mata. Setelah itu, massa membubarkan diri dan simulasi diakhiri.
Di Kabupaten Pekalongan, simulasi pengamanan pilkada dilakukan di Alun-alun Kajen, Selasa (25/8/2020). Simulasi itu diikuti oleh 185 personel Polres Pekalongan.
Dalam simulasi tersebut juga digambarkan adanya massa pendukung salah satu pasangan yang tidak terima dengan hasil rekapitulasi pilkada. Untuk mengendalikan massa aksi, polisi melakukan sejumlah upaya, mulai dari menurunkan tim negosiator hingga menggunakan peralatan pemecah massa seperti gas air mata dan kendaraan water cannon.
”Pilkada tahun ini memiliki kompleksitas kerawanan dan karakteristik yang khas. Sebab, pilkada tahun ini dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19,” ucap Kepala Polres Pekalongan Ajun Komisaris Besar Aris Tri Yunarko.
Tim khusus
Di Kota Pekalongan, kepolisian setempat tidak hanya menggelar simulasi. Mereka juga menyiapkan tim khusus yang diberi nama Resligius, Peka, dan Tangguh (Respekta). Tim Respekta dibentuk berdasarkan instruksi Kepala Polda Jateng untuk membentuk unit khusus yang bertugas mengantisipasi dampak Covid-19 dan meredam suhu politik menjelang pilkada serentak.
”Tim Respekta beranggotakan 30 personel. Mereka dibekali kemampuan khusus di bidang penindakan seperti bela diri, menembak, melumpuhkan lawan, dan penguasaan perundang-undangan sebagai dasar menjalankan tugas,” ujar Kepala Polres Pekalongan Kota Ajun Komisaris Besar Adrian Suez.
Wakil Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid yang turut hadir dalam simulasi tersebut berharap pilkada di Kota Pekalongan, Desember mendatang, berjalan kondusif, aman, dan tertib. Afzan mengimbau masyarakat untuk bersama-sama menjaga ketertiban dan keamanan tahapan pilkada serentak di Kota Pekalongan.