Kepala Daerah agar Lebih Protektif terhadap Covid-19
Kepala daerah disarankan lebih protektif dan ketat dalam menerapkan protokol kesehatan untuk mengantisipasi penularan Covid-19. Kepala daerah riskan terpapar Covid-19 karena punya banyak kegiatan dan mobilitas tinggi.
PADANG, KOMPAS — Kepala daerah disarankan lebih protektif dan ketat dalam menerapkan protokol kesehatan untuk mengantisipasi penularan Covid-19. Kepala daerah riskan terpapar Covid-19 karena punya banyak agenda kegiatan, mobilitas tinggi, dan bertemu banyak orang.
Epidemiolog Universitas Andalas Defriman Djafri, di Padang, Senin (24/8/2020), mengatakan, dengan kegiatan yang padat, kepala daerah harus lebih protektif. Sebab, dalam beraktivitas, kepala daerah bertemu banyak orang dengan karakter beragam, mulai dari yang disiplin dengan protokol kesehatan hingga yang tidak disiplin.
”Setidaknya individu kepala daerah harus protektif dibandingkan orang yang akan dihadapinya. Pasti akan berhadapan dengan orang tidak pakai masker atau tidak jaga jarak. Jadi, proteksi diri jangan abai. Jika lengah sedikit, misalnya, bertemu teman dekat dan menganggap aman mengobrol tanpa masker, ia bisa tertular,” tutur Defriman, yang juga Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas.
Defriman melanjutkan, dengan adanya momen pilkada serentak 9 Desember 2020, kepala daerah petahana yang ikut kontestasi juga riskan terpapar Covid-19. Saat kampanye, massa yang dihadapi beragam dan belum tentu menerapkan protokol kesehatan. Hal ini perlu menjadi perhatian.
Selain di tempat kerja, kata Defriman, risiko kepala daerah terpapar Covid-19 juga ada di lingkungan keluarga dan orang terdekat ketika berada di rumah. Maka, selain kepala daerah, keluarga dan orang terdekatnya juga mesti menerapkan protokol kesehatan secara ketat ketika beraktivitas di luar.
Baca juga: Kembali dari Jakarta, Bupati Padang Pariaman Positif Covid-19
Defriman mencontohkan, dalam salah satu kasus di Padang, warga diketahui terpapar Covid-19 setelah beberapa hari kembali dari Jakarta dan dianggap kasus impor. Namun, ketika di Jakarta, pasien ini menerapkan protokol kesehatan secara disiplin dan ketat. Baru kemudian disadari, pasien itu tidak terpapar di Jakarta, tetapi dari ibunya yang juga positif Covid-19 dan baru mengaku punya riwayat perjalanan Pasar Raya Padang, salah satu kluster penularan terbesar Covid-19 di Sumbar.
”Dengan protokol kesehatan ketat, Covid-19 tidak menghalangi aktivitas kepala daerah. Dengan kejujuran dan kesadaran saling mengingatkan keluarga dan rekan kerja, untuk menggunakan masker dengan benar, mencuci tangan, dan jaga jarak, saya kira aman,” ujar Defriman.
Sosiolog Universitas Andalas, Jendrius, mengatakan, kedisiplinan kepala daerah dalam menerapkan protokol kesehatan, selain melindungi dirinya sendiri, juga menjadi contoh baik bagi masyarakat. Keteladanan dari pemimpin dibutuhkan dalam meningkatkan kembali kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan yang cenderung terabaikan saat normal baru.
”Masyarakat bakal mengikuti pemimpinnya. Dengan mencontohkan penerapan protokol kesehatan secara disiplin, tanpa diimbau pun orang akan ikut. Teladan jauh lebih baik dari seribu kata-kata imbauan,” kata Jendrius.
Teladan jauh lebih baik dari seribu kata-kata imbauan.
Sebelumnya, ada dua kepala daerah di Sumbar dinyatakan positif Covid-19, yaitu Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni dan Wakil Wali Kota Payakumbuh Erwin Yunaz. Ali dinyatakan positif Covid-19, Minggu (23/8/2020), tiga hari setelah kembali dari Jakarta untuk kegiatan dinas sebagai bupati ataupun politikus. Sementara itu, Erwin dinyatakan positif Covid-19, Rabu (19/8/2020), setelah mengikuti tes usap pada Jumat (14/8/2020). Erwin sebelumnya berinteraksi dengan tamunya dari Padang yang ternyata positif Covid-19.
Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit mengatakan turut prihatin atas adanya dua kepala daerah di Sumbar positif Covid-19 dan mendoakan mereka cepat sembuh. Namun, di samping itu, Nasrul mengapresiasi Ali dan Erwin yang secara resmi mengumumkan diri mereka positif Covid-19 ke media massa.
”Mereka bisa jadi panutan dan mendidik masyarakat. Kita tidak perlu malu terkena Covid-19 karena bukan aib. Covid-19 ini wabah. Keterbukaan perlu karena bisa jadi pendidikan bagi orang lain. Keterusterangan adalah salah satu cara penanganan Covid-19, memutus mata rantai penularan. Kalau tidak terus terang, kemungkinan orang lain yang terpapar oleh kita tidak terlacak sehingga rantai penularan semakin panjang,” kata Nasrul.
Nasrul juga mengingatkan semua orang untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan. Nasrul menceritakan, dalam kegiatannya yang padat, ia selalu menggunakan masker, mencuci tangan, dan jaga jarak. Dalam dua kesempatan berbeda, pengawal pribadi dan ajudan Nasrul ada yang positif Covid-19, tetapi tidak sampai menular kepada Nasrul.
Menurut Nasrul, selain menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, ketika pulang dan sebelum masuk ke rumah, ia mandi di kamar mandi luar rumah dengan air panas. ”Jadi, ketika masuk rumah, badan saya sudah relatif steril. Kalau patuh protokol kesehatan, Insya Allah tidak terpapar. Bekerja ataupun di rumah protokol kesehatan tetap jadi perhatian. Saya sudah 10 kali tes usap dan 10 kali tes cepat, alhamdulillah hasilnya negatif,” ujar Nasrul.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Padang Pariaman Yutiardy Rivai mengatakan, Ali saat ini diisolasi di Rumah Sakit Semen Padang setelah menjalani penapisan. ”Secara umum, kondisinya sehat, tidak ada gejala klinis. Namun, karena ada penyakit penyerta, bupati diinapkan di Rumah Sakit Semen Padang sebagai antisipasi jika terjadi apa-apa,” kata Yutiardy.
Yutiardy menambahkan, anak dan istri Ali tidak tertular Covid-19. Sementara itu, sopir, ajudan, dan pegawai lainnya yang pernah kontak dengan Ali menjalani tes usap hari ini.
Baca juga: Wakil Wali Kota Payakumbuh Positif Covid-19
Erwin melalui sambungan konferensi video menjelaskan, kondisinya secara umum sehat dan semakin membaik selama menjalani isolasi mandiri sejak 14 Agustus 2020. Ketika awal-awal seusai berkontak dengan tamunya yang positif Covid-19, Erwin sempat merasakan batuk yang terasa hingga ke dada dan sedikit perih. Senin (24/8/2020), Erwin telah menjalani tes usap kedua dan sedang menunggu hasilnya.
”Hari (Senin) ini, hari ke-10 setelah saya menjalani tes usap pertama di Rumah Sakit Adnan WD Payakumbuh. Hari ini saya sudah tes usap kedua. Mudah-mudahan hasilnya negatif. Kondisi saya secara fisik baik dan membaik dibandingkan sebelumnya,” tutur Erwin.
Menurut Erwin, rantai penularan Covid-19 dapat terputus hingga sampai dirinya. Anak, istri, ajudan, sopir, dan hingga pegawai di Balaikota Payakumbuh dan DPRD Payakumbuh dinyatakan negatif Covid-19. Salah seorang pembantu umum di rumah Erwin memang ada positif Covid-19, tetapi ia tidak pernah kontak langsung dengan Erwin.
Erwin mengatakan, penerapan protokol kesehatan sangat penting dalam antisipasi penularan Covid-19. Apalagi, saat ini banyak orang tanpa gejala sehingga tidak diketahui apakah orang itu memiliki virus Sars-Cov-2 atau tidak. Selain itu, imunitas tubuh juga sangat perlu dijaga agar tidak mudah terpapar Covid-19.
Ketika menerima rekan dari Padang yang terpapar Covid-19 itu bertamu, tutur Erwin, ia dan rekannya itu berinteraksi dalam satu ruangan, berjabat tangan, dan berkomunikasi tanpa masker karena merasa tidak enak dengan tamunya. Di sisi lain, kondisi tubuh Erwin saat itu agak menurun sehingga diduga memudahkan virus masuk ke tubuhnya.
”Ketika dapat kabar kawan dari Padang ini positif, saya langsung berinisiatif untuk tes usap. (Selain berjabat tangan) waktu bertemu di rumah kami tidak menggunakan masker karena kami menganggap tamu membawa rezeki, orang bersilaturahmi dalam kondisi Lebaran. Inilah kelalaian kami. Jadi, yang paling utama adalah menggunakan masker,” tutur Erwin.