Pemkab Tojo Una-Una Laporkan Kasus Covid-19 Pertama
Enam bulan penularan di Indonesia, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, melaporkan kasus pertama konfirmasi Covid-19. Pemerintah menyatakan siap mencegah penularan Covid-19, termasuk dari risiko wisata di TN Togean.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
AMPANA, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, melaporkan kasus konfirmasi Covid-19 pertama. Dengan adanya kasus ini, penularan penyakit itu sudah terjadi di semua daerah di Sulawesi Tengah.
Kasus positif dialami seorang mahasiswa yang baru menyelesaikan praktik kerja lapangan (PKL) di Provinsi Gorontalo. Ia diduga terinfeksi Covid-19 di salah satu klinik kesehatan di Gorontalo.
Saat ini, pasien tersebut dirawat di ruang isolasi RSUD Tojo Una-Una, Ampana. Kondisi kesehatannya dilaporkan membaik. Tidak ada tanda-tanda memburuk pada saluran pernapasan dan organ tubuhnya lainnya.
”Menurut informasi yang kami terima, ia terpapar di tempat praktiknya. Di sana ada yang terpapar Covid-19,” kata juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tojo Una-Una, Alfian Matajeng, di Ampana, Tojo Una-Una, saat dihubungi dari Palu, Sulteng, Jumat (21/8/2020).
Secara umum, kasus positif Covid-19 di Sulteng mencapai 233 kejadian. Kasus terbanyak terjadi di Kota Palu dan Kabupaten Buol. Ada tujuh kasus atau 3 persen dari total kasus. Sementara pasien sembuh berjumlah 197 orang. Dengan kasus positif di Tojo Una-Una, tidak ada daerah di Sulteng yang bebas Covid-19.
Alfian melanjutkan, usai PKL, pasien kembali ke Tojo Una-Una pada 28 Juli 2020. Seminggu kemudian, ia demam tinggi dan kehilangan indera penciuman. Atas dasar itu, tim gugus tugas setempat lantas mengambil sampel usap tenggorakannya (swab) dan hasil positif Covid-19 pada 19 Agustus 2020.
Tim gugus tugas lantas menelusuri kontak erat pasien. Hasilnya, lima anggota keluarga pasien kini dikarantina di balai latihan kerja daerah. Sejauh ini, kelimanya belum menunjukkan gejala-gejala terkait Covid-19.
”Kami masih menunggu hasil tes swabmereka di laboratorium Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng di Palu,” kata Alfian.
Kasus ini menjadi yang pertama dilaporkan Pemkab Tojo Una-Una. Sebelumnya, daerah itu sudah mengirim sampel swab ke laboratorium di Palu, tetapi semua hasilnya negatif. Maret lalu, wisatawan mancanegara yang sedang melancong di Taman Nasional (TN) Kepulauan Togean sempat diperiksa. Hasil tes sampel usap tenggorokannya negatif.
Alfian menyatakan, pihaknya sudah menyiapkan beragam rencana sejak lama. Balai latihan kerja setempat disiapkan bagi mereka yang diduga mengidap Covid-19 dan terkait mereka yang didapat berdasarkan pelacakan. Saat ini ada 23 orang tengah menjalani karantina. RSUD Tojo Una-Una, misalnya, disiapkan sebagai tempat rawat sementara bagi pasien sebelum dirujuk. RSUD ini memiliki empat kamar perawatan khusus.
Untuk mendeteksi kesehatan pelaku perjalanan, pos pemeriksaan juga disiagakan di tiga tempat. Kawasan itu adalah perbatasan dengan Poso, perbatasan dengan Banggai, dan Wakai, pelabuhan utama pintu masuk di TN Kepulauan Togean.
Sejak Maret, sekolah-sekolah juga menggelar kegiatan belajar dari rumah dengan sistem daring. Di sejumlah tempat yang tak memungkinkan sistem daring, para guru secara berkala mengunjungi peserta didik di rumah mereka. ”Sejak awal Covid-19 merebak di Indonesia, kami siap untuk mencegah penularannya,” katanya.
Kasus ini menjadi yang pertama dilaporkan Pemkab Tojo Una-Una. Sebelumnya, daerah itu sudah mengirim sampel swab ke laboratorium di Palu, tetapi semua hasilnya negatif.
Ke depan, pengawasan akan ditingkatkan. Potensi penularan Covid-19 di Tojo Una-Una masih terbuka. Saat ini, TN Kepulauan Togean sudah dibuka kembali sejak Juni 2020. Untuk mencegah hal tidak diinginkan, pemda mewajibkan pelaku wisata menekankan pemakaian masker hingga menyediakan fasilitas cuci tangan.
”Pemda sedang menggodok peraturan bupati untuk mengatur hal-hal tersebut, termasuk sanksi dalam penerapannya. Ini agar semua pihak disiplin menerapkan protokol pencegahan Covdi-19,” kata Alfian.
Arwin (33), warga Ampana, Tojo Una -Una, mengatakan, banyak warga memakai masker saat beraktivitas di luar rumah. Pesan-pesan edukasi pemerintah di baliho juga membantu untuk mengingatkan warga. ”Saya berharap kesiplinan ini ditegakkan terus. Tidak ada yang mau sakit,” ujarnya.