Warga permukiman padat di RT 006, Kelurahan Bumiwaras, Bandar Lampung, menggelar peringatan upacara bendera di gang-gang dengan pakaian adat dan rutin membagikan jamu sebagai upaya menjaga kesehatan tetangga.
Oleh
VINA OKTAVIA
·4 menit baca
Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat warga merayakan Hari Ulang Tahun Ke-75 RI. Tidak hanya menggelar peringatan upacara bendera, warga juga membuat gerakan bagi-bagi jamu sebagai upaya menjaga kesehatan tetangga.
Semarak perayaan kemerdekaan RI pada Senin (17/8/2020) terasa hingga ke sudut kota Bandar Lampung. Di RT 006 Kelurahan Bumiwaras, Kecamatan Bumiwaras, warga menggelar upacara bendera di gang kecil.
Uniknya, upacara bendera ini diikuti warga sekitar dengan mengenakan pakaian adat. Ada juga warga yang mengikuti upacara dengan mengenakan pakaian sesuai dengan latar belakang pekerjaan sehari-hari.
Anak-anak usia sekolah hingga tukang jamu ikut serta menjadi peserta upacara. Sementara ketua RT dan ketua lingkungan di wilayah itu juga berpartisipasi menjadi petugas upacara dengan mengenakan pakaian adat.
Upacara yang dimulai sejak pukul 07.30 di Gang Cendana itu berlangsung khidmat. Setelah upacara, warga menyanyikan lagu-lagu kebangsaan. Berbagai perlombaan untuk anak-anak juga digelar di lapangan terbuka dengan menerapkan protokol pencegahan Covid-19.
Bagi-bagi jamu
Di permukiman padat penduduk itu, semarak kemerdekaan tidak selesai dalam sehari. Jauh sebelum perayaan kemerdekaan pada 17 Agustus 2020, sebagian warga RT 006 yang bekerja sebagai tukang jamu sudah membuat gerakan bagi-bagi jamu sebagai upaya menjaga kesehatan tetangga.
Gerakan Empon-empon Cendana di kampung bakul jamu ini muncul dari kegelisahan Maryati (44), salah satu bakul jamu gendong di wilayah itu. Saat awal pandemi Covid-19, dia ingin sekali berbuat sesuatu untuk orang lain.
”Saya sering bengong dan berpikir apa yang bisa saya lakukan untuk para tetangga. Karena saya tukang jamu, saya ingin memberikan jamu secara gratis kepada orang lain,” kata Maryati.
Selama ini, Maryati piawai membuat jamu dari temulawak, sereh, kunyit, jahe merah, dan gula aren. Racikan jamu dari bahan herbal itu dipercaya dapat meningkatkan stamina tubuh. Dengan rutin mengonsumsi itu, Maryati berharap orang-orang yang meminum jamu akan selalu sehat dan bisa terhindar dari penyakit, termasuk Covid-19.
Namun, Maryati khawatir inisiatifnya untuk berkeliling ke rumah-rumah warga tidak mendapat restu dari pemerintah kelurahan. Pasalnya, saat itu pemerintah masih gencar meminta warga tetap berada di rumah.
Maryati pun memberanikan diri menyampaikan ide itu kepada ketua RT dan ketua lingkungan tempat tinggalnya. Gayung bersambut, ide membagikan jamu itu tidak hanya mendapat dukungan dari pemerintah kelurahan, tetapi juga aparat kepolisian.
Gerakan bagi-bagi jamu yang sudah berlangsung sejak akhir Maret 2020 itu rutin dilakukan setiap pekan. Pada Jumat pagi, Maryati bersama lima rekannya biasanya akan sibuk membagi-bagikan 200-1.000 gelas jamu untuk tetangga dan masyarakat sekitar.
Kegiatan pembagian jamu itu dikawal aparat dari Kepolisian Sektor Teluk Betung Selatan. Bersama bakul jamu, aparat sembari berkampanye tentang bahaya Covid-19 sekaligus mengingatkan warga agar disiplin memakai masker.
Hingga saat ini, sudah ada lebih dari 4.000 porsi jamu yang dibagikan gratis untuk para tetangga dan masyarakat sekitar itu. Selain menggunakan uang pribadi Maryati, terkadang ada warga yang tergerak memberikan sumbangan bagi gerakan itu.
Spontan
Ketua RT 006 Saprizal menuturkan, ada sekitar 100 keluarga di RT 006. Dari jumlah itu, sekitar 15 orang di antaranya bekerja sebagai tukang jamu gendong.
Menurut dia, sumbangan warga bagi gerakan bagi-bagi jamu gratis Empon-empon Cendana dilakukan secara spontan. Pemerintah kelurahan tidak mewajibkan sumbangan khusus bagi kegiatan itu. Apalagi, kondisi perekonomian keluarga warga setempat yang sebagian besar pedagang di pasar tradisional memang sedang lesu akibat pandemi Covid-19.
Meski begitu, Saprizal bersyukur karena program itu bisa terlaksana secara rutin. Setiap pekan, ada saja warga yang menyumbang uang untuk pembuatan jamu, mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 100.000.
Yatmi (38), pedagang ayam potong yang juga salah satu donatur tetap gerakan itu, menuturkan, dia tergerak membantu program bagi-bagi jamu dengan harapan tetangganya selalu sehat setelah minum jamu. Apalagi Kelurahan Bumiwaras, Kecamatan Bumiwaras, merupakan salah satu daerah yang dikelilingi zona merah Covid-19 di Bandar Lampung.
Gerakan bagi-bagi jamu gratis ini wujud semangat warganya dalam merayakan Kemerdekaan RI. (Suharto)
Ketua Lingkungan I Kelurahan Bumiwaras Suharto menuturkan, gerakan bagi-bagi jamu gratis ini wujud semangat warganya dalam merayakan kemerdekaan RI. Usaha warga untuk terus menjaga kesehatan dan menerapkan protokol pencegahan Covid-19 merupakan langkah kecil membantu pemerintah menanggulangi penularan Covid-19.
Hingga Senin (17/8/2020), jumlah kasus Covid-19 di Lampung tercatat 343 orang. Dari jumlah itu, 142 orang di antaranya merupakan warga Kota Bandar Lampung.
Saat ini, Kelurahan Bumiwaras merupakan wilayah zona hijau Covid-19. Dengan adanya gerakan bagi-bagi jamu ini, dia berharap warganya selalu sehat dan terhindar dari Covid-19.
Kepala Kepolisian Sektor Teluk Betung Selatan Komisaris Hari Budiyanto mengapresiasi semangat warga RT 006 dalam menjalankan program bagi-bagi jamu gratis. Dia menilai, gerakan itu bentuk kepedulian warga untuk menjaga kesehatan tetangganya.
Hari menambahkan, gerakan itu juga sejalan dengan program kepolisian yang selalu memantau kedisiplinan warga menerapkan protokol pencegahan Covid-19. Untuk itu, pihaknya mengawal tukang jamu sembari patroli dan mengingatkan warga agar disiplin memakai masker. Dia berharap, langkah kecil yang dilakukan sejumlah warga di sudut Gang Cendana di Bumiwaras itu bisa menginspirasi warga di tempat lain.
Jamu dari sudut Bumiwaras itu telah menjaga kewarasan warganya, selain sebagai penjaga kesehatan fisik, juga menjaga kesehatan mental dengan berbagi dan solidaritas dengan tetangga.