Berorientasi Lingkungan, Jateng Valley Ditargetkan Rampung 2024
Peletakan batu pertama pada proyek seluas 371,88 hektar itu dilaksanakan pada Sabtu (15/8/2020). Proyek tersebut berlokasi di lahan Perum Perhutani yang selama ini menjadi Wana Wisata Penggaron, Kabupaten Semarang.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
UNGARAN, KOMPAS — Pembangunan destinasi wisata Jateng Valley di Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, dimulai. Berorientasi lingkungan, proyek dengan nilai lebih dari Rp 2 triliun itu ditargetkan rampung pada 2024.
Peletakan batu pertama pada proyek dengan luas 371,88 hektar itu dilaksanakan pada Sabtu (15/8/2020). Adapun destinasi tersebut berlokasi di lahan Perum Perhutani, yang selama ini menjadi Wana Wisata Penggaron atau Hutan Penggaron, berjarak sekitar 2,3 kilometer dari perbatasan Kota Semarang dan Kabupaten Semarang.
Jateng Valley nantinya akan terbagi beberapa area, yakni Entrance Plaza, Botanical Park, Eco Farm Land, Eco Bike Land, Eco Mice Park, Jateng Valley Walk, Java Educultural Park, Eco Safari, Eco Theme Park, Eco Lake, Eco Waterpark, dan Eco Hotel & Resort.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berharap pembangunan Jateng Valley secara konsisten berorientasi pada lingkungan. Menurut dia, Hutan Penggaron mesti tetap asri dan terjaga.
”Orientasi lingkungan tetap nomor satu. Saya minta detail itu diperhatikan, termasuk menggunakan green energy sehingga selain hiburan, orang yang berkunjung juga mendapat pelajaran tentang sesuatu yang eco friendly (ramah lingkungan),” katanya.
Orientasi lingkungan tetap nomor satu.
Ia menambahkan, seiring Bio Farma sedang mempersiapkan vaksin Covid-19 yang diperkirakan diproduksi Februari 2021, saat ini, Indonesia dan Jateng juga tengah melakukan pemanasan terkait ekonomi. Jateng Valley pun diharapkan nantinya turut meningkatkan perekonomian di Jateng.
Menurut dia, Pemprov Jateng saat ini terus berkreasi demi kebangkitan ekonomi, tetapi tetap dengan cara yang berintegritas. ”Dua kelompok yang sukses saat ini ialah yang inovatif dan kreatif, bukan prosedural. Namun, government juga perlu, untuk integritas,” katanya.
Direktur Utama Perum Perhutani Wahyu Kuncoro berpesan, fasilitas-fasilitas seperti yang direncanakan agar benar-benar direalisasikan oleh pengelola. Selain menjadi momentum kebangkitan setelah pandemi Covid-19, ia juga berharap sumber daya hutan tetap lestari.
Dengan demikian, nantinya Jateng Valley akan menjadi tempat wisata sekaligus ikon Jateng. ”Selain itu, juga perhatikan peran serta masyarakat sekitar sehingga ada multiplier effect (dampak ikutan). Semoga pembangunannya tepat waktu,” katanya.
Komisaris Utama PT Taman Wisata Jateng (TWJ) Prijo Handoko mengatakan, gagasan pembangunan tempat wisata di Hutan Penggaron ini sebenarnya sudah sejak 2010. Namun, pada 2012, ia melepasnya karena merasa rumitnya birokrasi dan isu-isu lain.
Hingga akhirnya proyek itu kembali ia pegang dan peletakan batu pertama terwujud pada 15 Agustus 2020, bertepatan dengan HUT ke-70 Jateng. ”Kami berkomitmen, Jateng Valley akan menjadi destinasi wisata berskala internasional dan berorientasi lingkungan,” ujarnya.
Menurut Prijo, pembangunan Jateng Valley akan bertahap dan ditargetkan rampung kurang dari lima tahun. Saat ini, investasi sekitar Rp 2 triliun, tetapi dengan kondisi saat ini, kemungkinan angka tersebut bisa bertambah, bahkan berlipat.