Besar Hati Para Pionir Sukarelawan Vaksin Meredam Pandemi Covid-19
Uji klinis kandidat vaksin Covid-19 di Kota Bandung, Jawa Barat, merintis harap meredam pandemi. Selain kegigihan tim peneliti dan kesehatan, peran vital sukarelawan turut menguatkan keinginan itu.
Uji klinis kandidat vaksin Covid-19 di Kota Bandung, Jawa Barat, merintis harap meredam pandemi. Selain kegigihan tim peneliti dan kesehatan, peran vital sukarelawan turut menguatkan keinginan itu.
Langkah kaki Y (26) terlihat ringan saat keluar dari Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (11/8/2020) sore. Tangan kanannya erat memegang map plastik berkelir merah.
”Dalam map ini ada lembar rekaman kondisi sukarelawan setelah divaksin. Jadi, kondisi, gejala, dan perkembangan kesehatan harus dicatat dan dilaporkan pada kunjungan berikutnya,” ujarnya.
Y boleh jadi lega sore itu. Beberapa jam sebelumnya dia dan 18 sukarelawan uji klinis calon vaksin Covid-19 baru memulai lembaran pengabdian hidup untuk sesama. Disaksikan Presiden Joko Widodo, mereka jadi pionir penyuntikan kandidat vaksin Covid-19 produksi Sinovac, China, di Indonesia.
Fase ketiga uji klinis vaksin ini juga dilakukan di sejumlah negara, seperti Brasil, India, Bangladesh, dan Chile. Vaksin telah melewati uji klinis fase pertama dan kedua di China.
Fase ketiga uji klinis vaksin ini juga dilakukan di sejumlah negara, seperti Brasil, India, Bangladesh, dan Chile. Vaksin telah melewati uji klinis fase pertama dan kedua di China.
Ragam persiapan sudah ia jalani. Y bersama sukarelawan lainnya telah mengikuti tes usap dan sejumlah pemeriksaan kesehatan sejak Senin (10/8/2020). Tujuannya, memastikan secara medis, mereka layak menjadi peserta uji klinis.
Bahkan, sesaat sebelum disuntik vaksin, dia menjalani tes cepat terlebih dulu. Hasilnya nonreaktif sehingga vaksinasi dapat dilakukan. Setelah disuntik vaksin, Y merasa sedikit pegal di bagian lengan bekas suntikan. Hal itu dinilai lumrah, dia tidak khawatir.
Baca juga: Perjalanan Vaksin Sebelum Menembus Pasar
Y sangat yakin proses ini berjalan aman. Penjelasan detail dari tim dokter membuatnya semakin mantap mengikuti uji klinis. Fase ketiga uji klinis vaksin ini juga dilakukan di sejumlah negara, seperti Brasil, India, Bangladesh, dan Chile. Vaksin telah melewati uji klinis fase pertama dan kedua di China.
”Vaksin ini sudah diujikan ke manusia dan aman. Jadi, mengapa harus takut?” ujarnya.
Pengujian vaksin ini sudah melalui tes keamanan berlapis. Pada fase pertama diujikan kepada 100 orang dewasa. Setelah dinyatakan aman dan mempunyai efek bagus bagi kekebalan tubuh manusia, dilanjutkan fase kedua terhadap minimal 400 orang di China.
Baca juga: Kewajiban Uji Klinis untuk Obat Baru Harus Dipatuhi
Saat vaksin dijamin keamanannya, Y justru khawatir dengan gelombang penularan virus korona baru (SARS-CoV-2), penyebab Covid-19, yang belum terbendung. Hal ini menyebabkan darurat kesehatan dan ekonomi di banyak negara.
Catatan Kompas, hingga Rabu (12/8/2020), Covid-19 telah menjangkit 19,7 juta orang di 215 negara. Sementara kasus positif di Indonesia mencapai 128.000 orang. Sejumlah 83.000 orang sembuh dan 5.800 orang meninggal.
Uji klinis vaksin menjadi salah satu langkah menanggulangi keganasan Covid-19. Jika berjalan lancar, vaksin segera diproduksi massal sehingga dapat disuntikkan ke masyarakat. Y berharap keikutsertaannya menjadi sukarelawan turut mempercepat proses uji klinis.
”Selama bisa membantu, kenapa tidak? Tujuannya, segera mengatasi Covid-19,” ucapnya.
Meskipun telah disuntik vaksin, Y tidak merasa kebal penyakit. Masker kain masih terpasang rapat di wajahnya. Dia berjanji akan tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Selain mengenakan masker, ia juga rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan menghindari kerumunan.
Y adalah satu dari sekitar 1.200 warga yang terpanggil jadi sukarelawan calon vaksin Covid-19 hingga Selasa. Luar biasanya, panggilan yang mulai disuarakan pada akhir Juli 2020 itu dijawab ribuan sukarelawan tak sampai setengah bulan. Hal itu membuat total kebutuhan 1.650 sukarelawan diyakini bakal segera tercapai.
”Masih ada waktu sebulan lagi. Saya rasa kami bisa mencapai target,” ujar Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Fakultas Kedokteran Unpad Kusnandi Rusmil.
Baca juga: Indonesia Terlibat Pengembangan Vaksin
Fokus dalam negeri
Kusnandi menuturkan, para sukarelawan akan mendapat dua kali suntikan dengan selang 14 hari. Setelah itu, para sukarelawan juga diperiksa darahnya untuk melihat kinerja vaksin. Selama lebih kurang enam bulan, sukarelawan harus tetap berada di Bandung untuk memudahkan pemantauan. Selain RSP Unpad, uji klinis dilakukan juga di Balai Kesehatan Unpad di Jalan Dipati Ukur, serta empat puskesmas di Kota Bandung.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Penny K Lukito menuturkan, kolaborasi industri farmasi, perguruan tinggi, dan masyarakat sangat diperlukan untuk melawan Covid-19. Harapannya, semua itu bisa membuat uji vaksin selesai Januari 2021.
”Setelah selesai, kami bisa mengeluarkan otoritas pengunaan darurat dan siap digunakan penduduk Indonesia. Izin darurat membutuhkan jaminan terkait aspek keamanan, mutu dan afeksinya,” katanya.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, pemerintah menargetkan 160 juta populasi mengakses vaksin Covid-19 pada tahun depan. Untuk itu, pihaknya menyiapkan 320 juta dosis vaksin karena setiap individu mendapatkan dua dosis.
”Fokus utamanya warga Indonesia. Desember ini, kami siap memproduksi 250 juta dosis setahun. Nanti setelah uji dan diregistrasikan, kami akan produksi besar-besaran,” tuturnya.
Fokus utamanya warga Indonesia. Desember ini, kami siap memproduksi 250 juta dosis setahun. Nanti setelah uji dan diregistrasikan, kami akan produksi besar-besaran.
Restu keluarga
Jelang sore, optimisme menghadapi pandemi di RSP Unpad belum juga usai. Semesta ikut berperan saat mengguyur Bandung dengan gerimis. Meski tak deras, turun pada musim kemarau di tengah-tengah pandemi, kehadirannya jelas melegakan.
Pilihan A (41), salah satu sukarelawan uji klinis vaksin Covid-19, juga seperti hujan sore itu. Dia mungkin hanya secuil dari ribuan sukarelawan lain, tetapi pilihannya bakal berpengaruh besar bagi peradaban.
”Saya ingin membantu semua pihak mendapatkan vaksin untuk mengurangi pandemi Covid-19,” kata A.
Dia menjalani pilihan mewakafkan hidupnya untuk kemanusiaan dengan tenang. Rasa takut sirna saat keluarganya mendukungnya. Bebannya pun terasa lebih ringan saat tiga rekan kerjanya sama-sama ikut jadi sukarelawan.
A tidak ingin lagi melihat banyak korban berjatuhan akibat Covid-19. Lewat vaksin, dia berharap kabar duka akibat pandemi kelak tak sekencang hari ini.
Tidak berhenti sampai di situ, keteguhan hatinya berlipat ganda saat mulai menjalani proses medis. Menurut dia, dukungan tenaga kesehatan sangat prima.
”Kondisi kesehatan saya akan dipantau tiga kali hingga beberapa bulan ke depan,” kata warga Lembang, Bandung Barat, itu.
Ke depan, A berharap proses ini berjalan dengan lancar. Target sukarelawan yang dibutuhkan, misalnya, bisa segera terpenuhi. Saat semua kebutuhan tercukupi, dia mengatakan, proses mendapatkan vaksin bisa berjalan sesuai dengan rencana.
”Semoga hal kecil ini bisa membantu semua pihak agar mampu melewati masa pandemi yang tidak ringan ini,” katanya.
Perjuangan mencari vaksin ini belum usai. Jalannya masih teramat panjang. Selama itu terus diperjuangkan, hargai peran sukarelawan, peneliti, dan tenaga medis, dengan tetap setia pada protokol kesehatan. Sudah saatnya menghentikan penularan dari diri kita masing-masing.