Persentase Kesembuhan di Jateng Tertinggi Setelah DKI
Dari 6.924 kasus positif Covid-19 di Jateng, terdapat 3.469 orang sembuh atau 50,1 persen. Sejumlah daerah dengan angka kesembuhan tertinggi di antaranya Kota Semarang serta Kabupaten Demak dan Temanggung.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Tak melulu soal jumlah kasus yang bertambah, pemutakhiran data Covid-19 di Jawa Tengah juga menumbuhkan harapan. Tingkat kesembuhan di Jateng tertinggi kedua setelah DKI Jakarta di antara lima provinsi dengan kasus positif terbanyak.
Menurut data pada laman corona.jatengprov.go.id, yang dimutakhirkan pada Sabtu (18/7/2020) pukul 09.08, dari 6.924 kasus positif Covid-19, terdapat 3.469 orang sembuh atau 50,1 persen. Sejumlah daerah dengan angka kesembuhan tertinggi di antaranya Kota Semarang serta Kabupaten Demak dan Temanggung.
Penambahan angka kesembuhan tertinggi pada Senin (6/7/2020), yakni 98 orang dalam sehari. Dari total kesembuhan, 56,13 persen laki-laki dan 43,87 persen perempuan.
Pada laporan virus korona baru setiap provinsi, hingga Jumat (17/7/2020), persentase kesembuhan Covid-19 tertinggi yakni di DKI Jakarta (50,3 persen) dengan rincian 41.834 orang dari 83.130 kasus positif. Disusul Jateng dengan 50,1 persen.
Selanjutnya, Jawa Timur (46,62 persen), dengan 8.131 orang sembuh dari 17.829 kasus positif. Kemudian, ada Sulawesi Selatan (44,41 persen) dengan 3.422 orang sembuh dari 7.705 kasus positif. Disusul Jawa Barat (39,7 persen) dengan 2.143 orang sembuh dari 5.402 kasus.
Memang ada rekomendasi pengobatan dari pihak-pihak yang berwenang. Namun, masyarakat sendiri perlu turut berusaha meningkatkan daya tahan tubuhnya untuk sembuh, antara lain dengan mengonsumsi makanan bergizi dan berolahraga. (Yulianto Prabowo)
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengatakan, kesembuhan pasien Covid-19 harus komprehensif. Di setiap RS, pihaknya mengupayakan agar cakupan dan mutu pelayanan terus diperbaiki supaya tingkat kesembuhan terus meningkat.
”Memang ada rekomendasi pengobatan dari pihak-pihak yang berwenang. Namun, masyarakat sendiri perlu turut berusaha meningkatkan daya tahan tubuhnya untuk sembuh, antara lain dengan mengonsumsi makanan bergizi dan berolahraga,” kata Yulianto.
Deteksi dini
Selain itu, deteksi dini menjadi kunci dalam penanganan pasien Covid-19. Semakin cepat kasus positif ditemukan, semakin dini pula upaya kesembuhan dilakukan.
Kelompok rentan, termasuk warga lansia dan mereka yang memiliki penyakit penyerta, seperti diabetes dan hipertensi, dilindungi serta dipisahkan. ”Mereka kami prioritaskan untuk dites. Mereka perlu dikarantina,” katanya.
Kendati persentase kesembuhan relatif baik, tingkat kematian di Jateng masih tinggi. Hingga Sabtu (18/7/2020) pagi, tercatat 593 pasien Covid-19 meninggal atau 8,56 persen. Di antara lima provinsi dengan kasus terbanyak, angka kematian Jateng yang tertinggi.
Setelah Jateng, menurut data hingga Jumat, ada Jatim (7,5 persen) 1.338 orang meninggal dari 17.829 kasus, DKI Jakarta (4,8 persen) dengan 3.957 orang meninggal dari 83.130 kasus, Jabar (3,5 persen) dengan 188 orang meninggal dari 5.402 kasus, dan Sulsel (3,43 persen) dengan 265 orang meninggal dari 7.705 kasus.
Yulianto menuturkan, untuk terus membendung penularan, tes swab dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif. Tes diprioritaskan pada suspek (sebelumnya PDP dan ODP), probable, dan terkonfirmasi Covid-19.
”Tracing dan tracking kami lakukan kepada mereka yang kontak erat (dengan pasien) untuk kami tes,” katanya. Hingga Kamis (16/7/2020), tercatat sudah ada 111.570 spesimen yang diperiksa dengan reaksi rantai polimerase (PCR).
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menambahkan, pihaknya terus mendata orang-orang dengan penyakit penyerta berat. ”Maka, sedang saya minta data dari BPJS, berapa jumlah warga Jateng yang memiliki penyakit itu. Mereka akan kami tes dan lakukan treatment khusus,” katanya.
Ganjar juga telah memerintahkan semua daerah yang mengalami kenaikan kasus untuk gencar melakukan tes massal. Tidak hanya tes cepat, ia pun mendorong agar pemeriksaan dilakukan dengan tes PCR.
”Di beberapa tempat (kabupaten/kota), pemeriksaan sudah melampaui target. Kota Semarang, misalnya, itu jumlah pemeriksaannya sudah melebihi target,” kata Ganjar.