Kebocoran lambung mengakibatkan Kapal Republik Indonesia (KRI) Teluk Jakarta/TJA-541 tenggelam di Laut Jawa, Selasa (14/7/2020) pukul 08.30 WIB.
Oleh
AMBROSIUS HARTO, EDNA C PATTISINA
·3 menit baca
Kebocoran lambung mengakibatkan Kapal Republik Indonesia Teluk Jakarta/TJA-541 tenggelam di Laut Jawa, Selasa (14/7/2020) pukul 08.30 WIB.
Berita acara dari Kantor Search and Rescue (SAR) Surabaya menyebutkan, bahtera pendarat dan pengangkut logistik ini tenggelam pada koordinat 5 53 9 Lintang Selatan dan 116 28 9 Bujur Timur. Lokasi berada 155 kilometer (km) timur laut Pulau Kangean, Sumenep, Jawa Timur, atau 140 km tenggara Pulau Matasiri, Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Kantor SAR Surabaya mendapat pemberitahuan permintaan pencarian dan pertolongan (SAR) pada Selasa pukul 08.38 WIB. Selanjutnya, proses SAR dibantu oleh Kapal Motor (KM) Tanto Sejahtera dan KM Dobonsolo yang saat itu berada di dekat lokasi kejadian.
Saat kejadian, gelombang laut cukup tinggi, antara 2,5 meter dan 4 meter. (Zaenal)
Berita acara dari PT Pelayaran Nasional Indonesia/Pelni (Persero) menyebutkan, Selasa pukul 13.00 WIB, KM Dobonsolo rute Makassar-Surabaya mendapat informasi dari KM Tanto Sejahtera untuk turut membantu dengan memantau evakuasi kru TJA-541.
Menurut nakhoda KM Dobonsolo Capt Ridwan Wijayanto, bahtera penumpang dan barang yang dikemudikannya ini mencari dan menolong satu awak TJA-541 dari perahu karet yang rusak. Awak itu diketahui bernama Kopral Satu Bambang dari Satuan Kapal Amfibi (Satfib) Komando Armada (Koramda) II, dahulu Komando Armada RI Kawasan Timur.
Dalam berita acara itu, Komandan TJA-541 Mayor Laut (P) Hendro Wicaksono dan 53 anak buah lainnya telah diselamatkan KM Tanto Sejahtera.
Dibawa ke Surabaya
Menurut Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama M Zaenal, semua kru TJA-541 ditransfer dari KM Tanto Sejahtera dan KM Dobonsolo ke KRI Raden Eddy Martadinata/REM-331 untuk dibawa ke Surabaya, Markas Komando Armada II.
Zaenal mengatakan, TJA-541 tenggelam saat melaksanakan Operasi Keris Sakti-20 dengan peran dukungan laut pergeseran logistik ke wilayah timur. Bahtera buatan Jerman pada 1979 yang kemudian dibeli dan masuk sebagai bagian Armada RI pada 1994 ini tenggelam pada kedalaman 90 meter.
”Saat kejadian, gelombang laut cukup tinggi, antara 2,5 meter dan 4 meter,” kata Zaenal dalam keterangan tertulis.
Sebelum bocor dan tenggelam, TJA-541 lepas jangkar dari Dermaga Demak, Ujung, Surabaya, Senin (13/7/2020). Keberangkatan kapal perang ini melalui upacara yang dipimpin oleh Komandan Satfib Armada II Kolonel Laut (P) Teguh Imam Wibowo.
Kekompakan
Menurut Teguh, pelepasan TJA-541 melalui upacara merupakan tradisi sebagai wujud kekompakan dan kebanggaan untuk menumbuhkan dan menguatkan mental prajurit yang harus bertugas.
Sebelum berangkat untuk Operasi Keris Sakti-20, KRI Teluk Jakarta telah melaksanakan Uji Terampil Glagaspur TK II/L-2 pada awal Juli.
Mengutip informasi dari Angkatan Laut, TJA-541 dibangun di galangan VEB Peenewerft, Wolgast, Jerman. Saat pembuatan kapal pada 1979, Wolgast merupakan wilayah Republik Demokratik Jerman atau disebut Jerman Timur.
TJA-541 awalnya adalah kapal untuk Angkatan Laut Jerman Timur dengan nama Eisenhuttenstadt 651 jenis pendarat Frosch I/Type 108. Di era pemerintahan Presiden Soeharto pada 1994 atau setelah penyatuan kembali Jerman, bahtera itu dibeli untuk memperkuat TNI AL. KRI Teluk Jakarta termasuk dalam 12 bahtera eks Jerman Timur yang dibeli Indonesia ketika itu.
TJA-541 berbobot mati 1.900 ton dengan dimensi panjang 90 meter, lebar 11 meter, dan tinggi 3,4 meter. Bahtera ini digerakkan dengan dua mesin diesel dengan kecepata maksimal 18 knot.
KRI Teluk Jakarta bukan armada tempur atau bahtera pemukul, melainkan unsur pendukung untuk pendaratan infanteri, kavaleri, dan altileri serta mengangkut logistik perang.
Meski demikian, KRI Teluk Jakarta punya persenjataan pertahanan diri berupa 1 kanon laras ganda kaliber 33 milimeter (mm), 1 meriam Bofors kaliber 40 mm untuk target permukaan terbatas dan udara, dan 2 kanon laras ganda kaliber 22 mm.
Komando Armada II belum memberikan pernyataan apakah TJA-541 akan diangkat atau dibiarkan tenggelam mengakhiri baktinya di kedalaman Laut Jawa.