Bali Jadi Contoh Pengelolaan Wisata dalam Era Kehidupan Baru
Bali disiapkan jadi model kawasan wisata di Indonesia saat memasuki era kebiasaan baru. Kalangan pariwisata dan pemerintah menerapkan standar protokol kesehatan.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Bali menjadi contoh bagi daerah lain dalam menyiapkan pengelolaan wisata di era kehidupan baru. Salah satu strategi dengan menggencarkan perilaku pembayaran nontunai yang minim risiko penularan Covid-19.
Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wawan Gunawan menyatakan, Bali menjadi daerah yang sudah siap menerapkan standar protokol kebersihan, kesehatan, dan keamanan. Hal itu disiapkan mulai dari pintu masuk destinasi sampai detail sarana pelengkap lainnya.
”Pengelola pariwisata dan destinasi di Bali sadar dan sepakat tatanan protokol kesehatan. Bali akan menjadi ikon, menjadi pilot project rebound untuk sektor pariwisata di Indonesia,” ujar Gunawan ketika ditemui di kawasan wisata Pantai Pandawa, Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (11/7/2020).
Salah satu lokasi yang akan menjadi tempat percontohan itu adalah Pantai Pandawa, Badung. Di sana, aktivitas pariwisata akan ditopang Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS). QRIS adalah standardisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesia.
Acara dihadiri Gubernur Bali Wayan Koster, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Bali Trisno Nugroho, dan Kepala Otoritas Jasa Keuangan Regional 8 Wilayah Bali dan Nusa Tenggara Elyanus Pongsoda bersama sejumlah pimpinan perbankan dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Provinsi Bali.
Koster sepakat membuka kembali Bali secara bertahap. Pihaknya akan menjalankan kebijakan tatanan kehidupan era baru dengan menerapkan protokol kesehatan. Tujuannya agar roda perekonomian daerah kembali berjalan dan masyarakat tetap aman dari penularan penyakit Covid-19.
”Tidak mungkin seterusnya menjalani kondisi yang pasti,” kata Koster.
Era baru
Bali resmi memulai pelaksanaan tatanan kehidupan era baru di masa pandemi Covid-19, mulai Kamis (9/7/2020) dengan membuka secara selektif aktivitas masyarakat lokal di Bali. Kemudian tahap kedua, mulai Jumat (31/7/2020) membuka aktivitas lebih luas, termasuk pariwisata. Tahap ketiga, yang dijadwalkan dimulai 11 September 2020, dilakukan dengan membuka kunjungan wisatawan mancanegara.
Kepala Dinas Pariwisata Bali Putu Astawa menyatakan, pemerintah bersama asosiasi pariwisata memberikan pendampingan protokol kesehatan untuk semua sektor pariwisata. Astawa mengatakan, penerapan protokol kesehatan, seperti pemeriksaan suhu tubuh, pemakaian masker, pembatasan jarak, dan penyemprotan cairan disinfektan, mutlak dilakukan.
Melalui protokol tatanan kehidupan era baru itu, Pemprov Bali juga mendorong pemanfaatan teknologi digital, termasuk penerapan transaksi nontunai. Hal itu telah mendapat dukungan Bank Indonesia dan kalangan perbankan di Bali, seperti Bank Mandiri dan Bank Pembangunan Daerah Bali.
Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Bali Trisno Nugroho menyatakan, pemanfaatan transaksi nontunai, termasuk aplikasi QRIS, menjadi keniscayaan dalam era digital dan pandemi. Catatan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Bali per 3 Juli 2020, jumlah unit usaha atau dagang yang sudah melaksanakan transaksi QRIS di Bali mencapai 101.200 unit. Jumlahnya meningkat sebesar 297 persen dibandingkan dengan periode 31 Desember 2019.
Pemakaian QRIS sebagai alat pembayaran digital dapat digunakan mulai dari kalangan usaha mikro, kecil, dan menengah sampai industri besar. ”Kami mendukung keinginan kuat Bali untuk segera bangkit. Kami mengapresiasi dukungan Desa Adat Kutuh yang bersama-sama menyiapkan protokol tatanan kehidupan era baru,” ujar Trisno.
CEO Bank Mandiri Regional XI/Bali dan Nusa Tenggara Herinaldi mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Desa Adat Kutuh menerapkan QRIS di Pantai Pandawa. Menurut Herinaldi, Bank Mandiri melalui pemanfaatan QRIS dengan LinkAja mendukung industri pariwisata dalam tatanan kehidupan era baru karena lebih aman. ”Transaksi nontunai ini minim kontak sehingga aman dan higienis,” ujar Herinaldi.
Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Elyanus Pongsoda menyampaikan dukungannya terhadap pemanfaatan transaksi nontunai, termasuk QRIS dari Bank Indonesia, terutama dalam masa tatanan kehidupan era baru di tengah pandemi Covid-19. ”Kami mendorong perbankan gencar memanfaatkan QRIS sebagai transaksi digital. QRIS sangat membantu, terutama karena tidak perlu ada sentuhan dan tidak memerlukan uang tunai,” ujar Elyanus.