Kawasan Wisata Kaliurang di DIY Dibuka Lagi secara Terbatas
Dua destinasi wisata, yakni Tlogo Putri dan Jip Wisata, yang berlokasi di Kawasan Wisata Kaliurang, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, akan kembali beroperasi secara terbatas. Protokol kesehatan wajib diberlakukan ketat.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Kawasan Wisata Kaliurang di lereng Gunung Merapi yang berlokasi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai dibuka kembali secara terbatas, Rabu (1/7/2020). Namun, baru dua destinasi yang akan kembali beroperasi, yakni Tlogo Putri dan Jip Wisata.
”Ini uji coba terbatas dulu. Kami mulai satu atau dua destinasi, ya, biar ini uji coba dulu. Kami sampaikan pula, ini (destinasi wisata) juga terus akan dalam pemantauan kami,” kata Bupati Sleman Sri Purnomo seusai simulasi operasional destinasi wisata di Tlogo Putri, Kawasan Wisata Kaliurang, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (30/6/2020).
Sri menyatakan, sebelum beroperasi kembali, destinasi wisata harus menjalani simulasi. Simulasi itu dibutuhkan untuk memastikan penerapan protokol kesehatan oleh pengelola destinasi wisata. Protokol kesehatan juga hendaknya diberlakukan secara konsisten.
”Saya mengingatkan agar masyarakat hendaknya konsisten. Ketika (protokol kesehatan) diperagakan baik, pelaksanaannya juga harus baik. Ketika semuanya konsisten akan menjadi baik,” kata Sri.
Adapun protokol kesehatan yang diterapkan yaitu pengenaan masker, pengukuran suhu tubuh, jaga jarak, hingga wajib cuci tangan. Pengelola juga diminta menyiapkan prosedur penanganan apabila terdapat wisatawan yang mendadak sakit dan menunjukkan gejala mirip Covid-19. Selain itu, pengelola destinasi turut diwajibkan menjalin komunikasi dengan fasilitas kesehatan terdekat.
Pengelola destinasi turut diwajibkan menjalin komunikasi dengan fasilitas kesehatan terdekat.
Kepala Dinas Pariwisata Sleman Sudarningsih mengatakan, pelaksanaan operasional terbatas itu selalu dalam pemantauan pemerintah. Aktivitas wisata diselenggarakan agar perekonomian warga mulai menggeliat. Evaluasi akan terus dilakukan guna mendapatkan model operasional destinasi wisata yang tepat di tengah pandemi.
”Ini sambil kami evaluasi. Ada tim pengawas dari setiap destinasi. Setiap komunitas juga mempunyai pengawas yang bertugas melaporkan operasional kegiatan pariwisata di daerahnya,” kata Sudarningsih.
Selanjutnya, Sudarningsih menjelaskan, aturan protokol tersebut harus benar-benar dipatuhi pengelola destinasi wisata. Pihaknya akan menutup destinasi wisata jika protokol kesehatan tidak diberlakukan secara ketat.
Di sisi lain, penambahan kasus positif Covid-19 juga masih terus terjadi di DIY. Selasa ini, Dinas Kesehatan DIY melaporkan tujuh kasus positif tambahan. Enam kasus di antaranya mempunyai riwayat perjalanan dari daerah lain, sedangkan satu lainnya masih ditelusuri penyebab penularannya.
Pihaknya akan menutup destinasi wisata jika protokol kesehatan tidak diberlakukan secara ketat.
Sudarningsih menjelaskan, pihaknya menghendaki agar wisatawan dari luar DIY membawa hasil tes cepat (rapid test) yang masih berlaku. Lebih dari itu, pengecekan juga akan dilakukan sebelum memasuki kawasan destinasi. Jika terdapat gejala-gejala Covid-19, wisatawan tidak diperbolehkan masuk dan akan mendapatkan tindakan lebih lanjut di fasilitas kesehatan terdekat.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Jip Wisata Lereng Merapi Wilayah Barat Dardiri menyampaikan, protokol kesehatan ketat juga diterapkan dalam operasional jip wisata. Jika pada kondisi biasa penumpang bisa 5-6 orang, kini dibatasi hanya tiga orang dalam satu mobil. Pengemudi jip wisata juga diwajibkan mengenakan pelindung wajah atau face shield.
”Kalau ada yang tidak menerapkan itu (protokol kesehatan), kami tidak perbolehkan beroperasi. Ini keputusan bersama teman-teman komunitas jip yang sudah disepakati bersama,” kata Dardiri.