Kota Bandung Kejar Target 15.000 Tes Cepat dalam Sebulan ke Depan
Pemerintah Kota Bandung menargetkan 15.000 tes cepat (”rapid test”) Covid-19 dalam sebulan ke depan. Hal ini untuk melacak penyebaran virus korona baru sehingga dapat dicegah penularannya.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pemerintah Kota Bandung menargetkan 15.000 tes cepat Covid-19 dalam sebulan ke depan. Tujuannya melacak penyebaran virus korona baru secara masif sehingga dapat dicegah penularannya.
Jumlah 15.000 tes itu setara dengan 0,6 persen dari penduduk Kota Bandung sekitar 2,5 juta jiwa. Hingga Kamis (18/6/2020), jumlahnya mencapai 13.835 tes atau sekitar 92,23 persen.
”Targetnya akan dicapai dalam waktu dekat, sekitar satu bulan,” ujar Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi di Dinas Kesehatan Kota Bandung Girindra Wardhana di Balai Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis.
Girindra mengatakan, tes dilakukan di lokasi kerumunan, seperti pasar tradisional. Selain itu, pihaknya juga menyasar kelompok masyarakat yang aktivitasnya berisiko tertular Covid-19, di antaranya petugas kesehatan dan pengemudi ojek.
Meskipun kapasitas tes sudah mencapai 92 persen dari target, penularan Covid-19 di Bandung masih mengancam. Hal ini patut diwaspadai mengingat sejumlah lokasi yang berpotensi mengundang kerumunan, seperti pusat perbelanjaan, sudah dibuka kembali.
Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar atau Pikobar yang diperbarui, Kamis pukul 18.14, jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Bandung berjumlah 340 orang. Jumlah itu tertinggi ketiga di Jabar setelah Kota Depok (640 orang) dan Kota Bekasi (498 orang).
Meskipun kapasitas tes sudah mencapai 92 persen dari target, penularan Covid-19 di Kota Bandung masih mengancam.
”Walaupun sudah beraktivitas kembali, masyarakat diimbau tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. Jangan menganggap ini sudah selesai,” ucapnya.
Selain wajib menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah, warga diimbau rajin mencuci tangan dengan sabun dan menghindari kerumunan. Sebab, virus dapat menyebar melalui droplet yang risikonya semakin tinggi di keramaian. Dari 340 kasus positif di Kota Bandung, 138 orang sembuh dan 38 orang meninggal. Angka kematian ini menjadi yang tertinggi di Jabar.
Girindra mengatakan, sekitar 60 persen dari pasien meninggal tersebut mempunyai penyakit penyerta. Namun, dia tidak menyebutkan jenis penyakit yang paling dominan.
Pemerintah Provinsi Jabar juga sedang mengejar target 300.000 tes cepat. Saat ini pencapaiannya masih 140.000 tes atau sekitar 46,66 persen.
Pemerintah Provinsi Jabar juga sedang mengejar target 300.000 tes cepat. Saat ini pencapaiannya masih 140.000 tes atau sekitar 46,66 persen.
Sementara jumlah tes PCR mencapai 60.000 tes atau setara dengan 0,12 persen dari penduduk Jabar sekitar 50 juta jiwa. Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar Daud Achmad mengklaim, jumlah itu sudah melewati standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk tes PCR, yaitu 0,1 persen dari populasi.
Daud mengatakan, pihaknya terus menggencarkan tes masif di berbagai lokasi. Salah satu sasaran lokasinya adalah pasar tradisional sebab sejumlah pedagang pasar di beberapa daerah, di antaranya Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Bogor, telah terjangkit Covid-19.
Untuk mempercepat pemeriksaan, 627 mobil tes Covid-19 dikerahkan mengambil sampel di 700 pasar. Pedagang yang hasil tes cepatnya reaktif akan menjalani tes PCR.
”Tes masif dibutuhkan untuk memetakan persebaran Covid-19. Setelah diketahui, lokasinya segera dibatasi untuk mencegah penularan,” ujarnya.