Protokol Kesehatan Diabaikan, Kluster Baru Bermunculan di Batam
Sedikitnya 14 warga Kota Batam, Kepulauan Riau, terinfeksi Covid-19 karena mengabaikan protokol pencegahan dalam pemakaman seorang pasien dalam pengawasan. Kemunculan kluster baru mengancam rencana penerapan normal baru.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
BATAM, KOMPAS — Sedikitnya 14 warga Kota Batam, Kepulauan Riau, terinfeksi Covid-19 karena mengabaikan protokol pencegahan dalam pemakaman seorang pasien dalam pengawasan. Munculnya kluster penularan baru itu membuat rencana pemerintah kota memulai normal baru terancam gagal.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi, Selasa (2/6/2020), menduga, kluster penularan baru dipPerumahan Palm Spring itu bermula dari Ian Alexander, pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal di Rumah Sakit Awal Bros. Sebelum dirawat karena menderita gejala mirip Covid-19, ia diketahui pernah melakukan perjalanan ke Uni Emirat Arab dan menjalin kontak erat dengan warga Singapura.
”Tes cepat dan tes usap terhadap almarhum menunjukkan hasil negatif. Saat akan dilakukan tes usap kedua, pasien sudah meninggal. Jadi, hasil tes awal yang dipakai untuk menyimpulkan,” kata Didi.
Karena dinyatakan negatif, keluarga membawa pulang jenazah pasien dan memakamkannya tanpa prosedur pencegahan Covid-19. Kerabat dan tetangga melayat ke rumah pasien dan petugas ambulans membawa jenazah tanpa alat pelindung diri. Dampaknya, kini 14 orang terjangkit Covid-19.
Pada 27 Mei lalu, Wali Kota Batam Muhammad Rudi berencana memulai normal baru pada 15 Juni. Ia optimistis penularan Covid-19 bisa ditekan dalam waktu dua pekan. Namun, hingga enam hari setelah hal itu diumumkan, laju penularan Covid-19 belum juga terlihat tanda-tanda melambat.
Sejak 27 Mei hingga 2 Juni 2020, pasien positif bertambah dari 109 orang menjadi 140 orang. Pertambahan itu, sebagian besar, berasal dari dua kluster penularan, yaitu kluster Gereja Eden Park dan kluster Palm Spring.
Pertambahan itu, sebagian besar, berasal dari dua kluster penularan, yaitu kluster Gereja Eden Park dan kluster Palm Spring.
Didi memperkirakan dua kluster yang ditemukan pada 23 Mei dan 27 Mei 2020 itu masih akan terus meluas. Hingga kini, total ada 35 pasien terhubung dengan kluster Gereja Eden Park dan 14 pasien terhubung dengan kluster Palm Spring. ”Sampai saat ini, petugas masih terus melacak,” ujarnya.
Kepala Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Batam Budi Santosa mengatakan, petugas di laboratorium BTKLPP rata-rata menguji 50 sampel usap per hari. ”Angka rata-ratanya segitu. Namun, kalau diperlukan, kami bisa menguji sampai 80 sampel per hari,” ujarnya.
Munculnya sejumlah kluster baru sejak akhir Mei itu membuat rencana normal baru di Batam semakin tidak pasti. Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau Buralimar menyarankan agar Pemkot Batam tidak terburu-buru membuka semua tempat wisata pada 15 Juni jika tingkat penularan masih tinggi.
Ekonomi memang penting, tetapi kesehatan lebih penting. Jangan terburu-buru. Kalau tidak cermat dan ada wisatawan yang terjangkit, mereka justru akan kapok.
”Ekonomi memang penting, tetapi kesehatan lebih penting. Jangan terburu-buru. Kalau tidak cermat dan ada wisatawan yang terjangkit, mereka justru akan kapok,” kata Buralimar, Senin (1/6/2020).