Siapkan Normal Baru, Desa Kritis Covid-19 di Jabar Dapat Prioritas Pemeriksaan PCR
Penerapan normal baru di Jawa Barat disertai pemeriksaan masif di daerah rawan penularan Covid-19. Hasil dari pemeriksaan tersebut akan menjadi pertimbangan bagi pemegang kebijakan dan petugas lapangan.
Oleh
machradin wahyudi ritonga
·3 menit baca
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Pembeli membayar makanan gudeg buatan Sudarmi (63) di kawasan Demangan, Yogyakarta, Sabtu (30/5/2020). Selama berjualan, Sudarmi mengenakan face shield (penutup muka), masker, dan sarung tangan plastik untuk mengurangi risiko penyebaran virus korona jenis baru.
BANDUNG, KOMPAS — Penerapan normal baru di Jawa Barat disertai pemeriksaan masif di daerah rawan penularan Covid-19. Hasil dari pemeriksaan tersebut akan menjadi pertimbangan bagi pemegang kebijakan dan petugas lapangan untuk melakukan penyekatan sehingga sebaran Covid-19 bisa dikendalikan.
Ketua Divisi Pelacakan Kontak, Pengujian Massal, dan Manajemen Laboratorium Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat Siska Gerfianti di Bandung, Sabtu (30/5/2020), mengatakan, Jabar siap menghadapi normal baru yang disebut adaptasi kebiasaan baru. Namun, kondisi tersebut perlu diimbangi dengan kepastian tidak ada persebaran potensi Covid-19 yang membahayakan warga.
Siska memaparkan, sebanyak 60 persen wilayah Jabar telah masuk ke dalam zona biru dan 40 persen sisanya masih dalam zona kuning. Zona biru dipersiapkan untuk melakukan adaptasi kebiasaan baru, sedangkan zona kuning masih menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara proporsional. Dengan pola ini, setiap penanganan Covid-19 diserahkan kepada kabupaten dan kota, tetapi tetap dalam pantauan pemerintah provinsi.
Dari pantauan tersebut, Siska mengatakan, pihaknya mencatat sebanyak 267 desa dan kelurahan di Jabar memiliki pasien positif. Dari jumlah tersebut, pihaknya mencatat lebih kurang 54 desa kritis dengan catatan kasus positif lebih dari enam pasien per desa.
”PSBB akan tetap diperpanjang di sebagian daerah, tetapi dengan manajemen mikro berbasis desa dan kelurahan. Untuk desa yang masuk wilayah kritis atau prioritas, kami akan mengutamakan pemeriksaan swab,” tuturnya.
Koordinator Subdivisi Pengujian Massal di Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat Wahyu Mijaya menambahkan, desa-desa ini akan mendapatkan paket pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) sekitar 10.500 unit. Selain itu, lebih kurang 30.000 unit PCR juga akan disebar ke 14 kabupaten lain. Alat ini berasal dari berbagai bantuan, di antaranya Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Kompas
Pelaksanaan kembali shalat Jumat di Masjid Baitur Ridwan, Semplak, Kota Bogor, menerapkan jarak antarjemaah, Jumat (29/5/2020). Shalat Jumat dalam masa transisi pembatasan sosial berskala besar di Kota Bogor mulai dilakukan di sejumlah masjid dengan memberlakukan protokol kesehatan selama pandemi Covid-19.
”Khusus untuk desa kritis, kami akan melaksanakan tes sebanyak dua kali per orang, yakni saat tes pertama dan 14 hari kemudian. Jadi, nantinya akan ada 5.000-an warga yang melaksanakan tes. Sementara di desa lain hanya dilaksanakan satu kali. Jadi, potensi pemeriksaan 30.000 orang,” tuturnya.
Wahyu menjelaskan, pemeriksaan ini menjadi landasan bagi para pemangku kebijakan untuk memaksimalkan penyekatan, terutama di daerah rawan dengan potensi kontak lokal Covid-19. Hal ini menjadi kunci bagi gugus tugas untuk memastikan normal baru bisa diterapkan.
Khusus untuk desa kritis, kami akan melaksanakan tes sebanyak dua kali per orang, yakni saat tes pertama dan 14 hari kemudian. Jadi, nantinya akan ada 5.000-an warga yang melaksanakan tes. Sementara di desa lain hanya dilaksanakan satu kali. Jadi, potensi pemeriksaan 30.000 orang.
Disiplin adaptasi
Sementara itu, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengunjungi Masjid Al-Irsyad Kota Baru Parahyangan dan Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Padalarang, Sabtu. Kunjungan ini dalam rangka penerapan adaptasi kebiasaan baru di Jabar.
Kamil mengatakan, kegiatan yang masuk ke dalam adaptasi kebiasaan baru tahap awal diutamakan untuk aspek spiritual. Kegiatan di rumah ibadah mulai beradaptasi pada tahap pertama mulai 1 Juni 2020. Tempat ibadah yang dipulihkan dalam tahap ini berada di zona biru.
”Yang dipulihkan adalah rumah ibadah dulu karena kerinduan spiritualitas warga Jabar. Jadi, yang diutamakan dalam adaptasi tahap pertama ini adalah rumah ibadah, seperti masjid, gereja, dan kelenteng,” tuturnya.
Kamil meminta warga tetap mengedepankan disiplin dalam menerapkan adaptasi kebiasaan baru di tempat ibadah. Dia menjelaskan, pemda merekomendasikan penerapan adaptasi kebiasaan baru di rumah ibadah dibatasi dalam wilayah perumahan atau kawasan kecil, sedangkan rumah ibadah besar belum dibuka demi menghindari penyebaran virus.
Kompas
Jemaah yang hendak melaksanakan shalat Jumat wajib melewati bilik disinfektan di pintu masuk Masjid Baitur Ridwan, Semplak, Kota Bogor, Jumat (29/5/2020).
Selain itu, Kamil mengatakan Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung telah siap membuka layanan kesehatan non-Covid-19 bagi masyarakat. Penanganan Covid-19 di RSHS dinilai telah terkendali dengan penurunan pasien yang signifikan.
”Dari 300-an pasien, sekarang sudah tinggal lebih kurang 14 orang yang dirawat di ruang isolasi. Artinya, pasien yang sembuh sudah banyak,” ujarnya.