Meski Terkendala Covid-19, Pengembangan Kilang Minyak Balikpapan Ditargetkan Tepat Waktu
Program pengembangan kilang minyak atau ”refinery development master plan” (RDMP) di Balikpapan terkendala menambah pekerja ahli dari luar kota sejak Covid-19 melanda Indonesia.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Program pengembangan kilang minyak atau refinery development master plan (RDMP) di Balikpapan terkendala menambah pekerja ahli dari luar kota sejak Covid-19 melanda Indonesia. Namun, pihak pengembang mengklaim proyek masih bisa berjalan dan selesai sesuai target tahun 2023.
Project Coordinator RDMP Refinery Unit V Balikpapan & Lawe-lawe Djoko Koen Soewito mengatakan, salah satu jenis keahlian yang sulit dicari di Balikpapan adalah pengelas di lepas pantai (welder offshore). Namun, karena wabah Covid-19 dan berbagai pembatasan, pekerja tambahan itu tak bisa didatangkan sejak Maret 2020. Pekerja dengan keahlian khusus itu perlu didatangkan dari luar Balikpapan.
Akan tetapi, Djoko mengatakan, kendala itu diklaim masih bisa diatasi oleh pekerja yang sudah bertugas sejak Februari 2019. Selain itu, dia memastikan, meski ada wabah Covid-19, target pengerjaan proyek masih bisa dicapai tahun 2023.
”Kami juga selalu mengantisipasi prosedur pencegahan Covid-19 di area bekerja,” kata Djoko ketika dihubungi pada Minggu (10/5/2020). Salah satu proyek strategis nasional itu kini sudah mencapai 16 persen tahap pembangunan.
Saat ini, jumlah pekerja yang sudah bekerja dalam proyek itu sekitar 5.000 orang. Sebagian besar pekerja didatangkan dari Balikpapan dan daerah di Kalimantan Timur lainnya. Mereka telah memulai pekerjaan di lapangan, antara lain persiapan lokasi, pembangunan perkantoran, pembangunan gudang, relokasi suar, mengubah rute di Jalan Yos Sudarso, dan pembangunan konstruksi dermaga.
Dengan adanya Surat Edaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 No 4 Tahun 2020, orang-orang yang bekerja di sektor fungsi ekonomi penting diperbolehkan bepergian menggunakan transportasi publik dan kendaraan pribadi selama masa larangan mudik pada 6-31 Mei 2020. Mereka bisa berpergian untuk kepentingan pekerjaan dengan membawa surat keterangan sehat dan surat tugas.
Asisten Manager General Support PT Kilang Pertamina Balikpapan Nur Rochman mengatakan, saat ini proyek RDMP masih belum mendatangkan pekerja dari luar Balikpapan sampai batas waktu yang belum ditentukan.
”Kalaupun nantinya perlu mendatangkan pekerja dari luar kota, kami tunduk dengan protokol pencegahan Covid-19 dari perusahaan dan pemerintah,” kata Nur Rochman.
Kalaupun nantinya perlu mendatangkan pekerja dari luar kota, kami tunduk dengan protokol pencegahan Covid-19 dari perusahaan dan pemerintah.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty mengatakan, orang-orang dengan kepentingan khusus yang masuk ke Balikpapan harus membawa surat keterangan sehat. Jika pernyataan bebas Covid-19 hanya mencantumkan hasil tes cepat (rapid test), mereka harus melakukan isolasi mandiri. Sebab, tes cepat tidak bisa dijadikan rujukan utama untuk menilai seseorang terjangkit Covid-19 atau tidak.
”Untuk itu, setiap orang yang masuk ke Balikpapan tetap akan dipantau. Kami sudah bekerja sama dengan pihak bandara dan pelabuhan sehingga bisa langsung dapat laporan. Jika mereka akan menetap, mereka harus melakukan karantina mandiri 14 hari terlebih dahulu. Setelah itu, mereka akan mengikuti tes cepat yang kedua sampai dinyatakan bebas Covid-19,” kata Andi.
Tambah kapasitas
Pembangunan RDMP Kilang Balikpapan dilakukan untuk menambah kapasitas produksi sehingga bisa mencapai kemandirian energi nasional. Proyek ini dikerjakan oleh empat perusahaan dalam dan luar negeri, yakni SK Engineering & Construction Co Ltd, Hyundai Engineering Co Ltd, PT Rekayasa Industri, dan PT PP (Persero) Tbk.
Kontrak pembangunan RDMP Balikpapan adalah Rp 57,8 triliun dan akan diselesaikan dalam waktu 53 bulan. Kapasitas kilang minyak Pertamina RU V Balikpapan yang sebelumnya 260.000 barel per hari ditargetkan naik 38 persen menjadi 360.000 barel per hari.
Penambahan kapasitas itu diharapkan mampu mengurangi beban impor solar hingga 17 persen. Alasannya, produksi solar meningkat 23 persen atau 30.000 barel per hari. Selain itu, RDMP Kilang Balikpapan juga akan menghasilkan produk baru propilen sebesar 230.000 ton per tahun.
Mutu produk BBM pada kilang program pengembangan akan setara dengan euro-V atau beroktan tinggi. Selain itu, Pertamina juga menjanjikan seluruh kilang dalam program ini terintegrasi dengan produk petrokimia (Kompas, 15/11/2020).