Stok Bahan Pokok di Kota Salatiga Cukup untuk 6 Bulan
Salah satu komoditas yang dipantau adalah gula pasir. Pada Selasa (28/4/2020), harga gula pasir di Kota Salatiga adalah Rp 17.500 per kilogram. Meski masih tinggi, Pemerintah Kota Salatiga memastikan stok gula aman.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SALATIGA, KOMPAS — Pemerintah Kota Salatiga, Jawa Tengah, terus memantau ketersediaan bahan kebutuhan pokok masyarakat, terutama menjelang hari raya Idul Fitri. Adapun hingga saat ini ketersediaan masih aman untuk enam bulan ke depan.
Salah satu komoditas yang dipantau adalah gula pasir. Menurut data pada Sistem Informasi Harga dan Produksi Komoditi Jawa Tengah, Selasa (28/4/2020), harga gula pasir di Kota Salatiga Rp 17.500 per kilogram. Harga sempat terus naik setelah dua bulan lalu hanya Rp Rp 14.600.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan Kota Salatiga Dian Khorina memastikan, meski harga gula masih tinggi, ketersediannya ada. ”Saat ini, harga gula pun mulai turun setelah sempat mencapai Rp 18.000 per kg,” kata Dian.
Dian menambahkan, secara umum tak ada komoditas yang langka di tengah pandemi Covid-19 serta awal bulan Ramadhan. Menurut data distributor, ketersediaan sejumlah komoditas cukup untuk memenuhi kebutuhan selama enam bulan.
Saat ini, harga gula pun mulai turun setelah sempat mencapai Rp 18.000 per kg.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Salatiga Kusumo Aji menambahkan, pemantauan akan terus dilakukan, baik terkait ketersediaan di pedagang maupun distributor. Namun, hingga kini, situasi masih terkendali dan tak memerlukan digelarnya operasi pasar.
Pedagang terdampak
Dian menuturkan telah menyalurkan bantuan sosial berupa paket sembako kepada 705 pedagang pasar dan PKL asal Salatiga yang terdampak Covid-19 pada Kamis (23/4/2020). Adapun bantuan tahap selanjutnya akan diserahkan Mei dan Juni.
Paket sembako senilai Rp 200.000 tersebut, antara lain, terdiri dari 10 kg beras, 1 kg telur, 1 kg gula, 2 liter minyak, dan 1 botol kecap. ”Isi paket sama semua dan nama-nama penerima sudah berdasarkan SK dari Wali Kota Salatiga,” katanya.
Anggaran bantuan sosial tahap I tersebut berasal dari anggaran belanja tak terduga senilai Rp 140 juta. Selain itu, ada juga realokasi anggaran kegiatan dinas perdagangan senilai Rp 150 juta yang digunakan untuk pengadaan masker, sarung tangan, thermal gun, dan hand sanitizer.
Ia menambahkan, pada penyerahan bantuan sosial berikutnya ada kemungkinan penambahan jumlah penerima. ”Sebab, usulan dari pedagang masih banyak yang belum terdata di tahap I. Namun, kami pastikan tak ada data ganda,” ujarnya.
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Pagi Salatiga Kastolani Kurdi mengatakan, bagaimanapun, wabah Covid-19 memberi dampak pada pedagang. Ia berharap pasar tetap beroperasi seperti biasa. Pedagang pun siap mengikuti aturan dari pemerintah.
Salah satu ketentuan yang ditetapkan Pemerintah Kota Salatiga adalah diberlakukannya perenggangan antarlapak pedagang Pasar Pagi Salatiga, yang berjalan mulai Senin (27/4/2020). Kastolani menyatakan, para pedagang siap mematuhi protokol, seperti memakai masker dan cuci tangan, dalam rangka mencegah penularan Covid-19.