Pernikahan Putri Wakil Wali Kota Samarinda Tetap Dilangsungkan di Tengah Wabah Covid-19
Wakil Wali Kota Samarinda, Kalimantan Timur, tetap akan melangsungkan pernikahan putrinya hari Minggu (22/3/2020) di gedung berkapasitas 3.000 kursi. Sejumlah imbauan penundaan tidak dikabulkan.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Meski Pemerintah Kalimantan Timur sudah menetapkan Kejadian Luar Biasa sejak kasus pertama pasien positif Covid-19, Wakil Wali Kota Samarinda M Barkati tetap akan melangsungkan resepsi pernikahan anaknya di gedung berkapasitas 3.000 kursi. Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim mengimbau masyarakat menghindari kerumunan dan menghormati pengundang dengan cara lain.
Resepsi pernikahan putri kedua Barkati itu dilaksanakan pada Minggu (22/3/2020) mulai pukul 11.00 Wita hingga 17.00 Wita. Acara itu dilangsungkan di Convention Hall berkapasitas 3.000 kursi. Ketika diwawancara, Barkati enggan menyebutkan jumlah undangan yang sudah ia sebar.
Barkati yakin bisa menekan penyebaran SARS-CoV-2 dengan menjalankan pemeriksaan suhu tubuh setiap tamu undangan.
”Undangan tidak banyak. Sudah lama saya rencanakan dan persiapkan (resepsi pernikahan ini) dengan matang sejak tiga bulan lalu. Saya juga persiapkan wastafel, sabun, hand sanitizer, dan alat pengukur tubuh. Tempat juga sudah kami semprot disinfektan,” kata Barkati di Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu (21/3/2020).
Kabar tentang kegiatan ini sudah merebak di media sosial. Beberapa warga meminta agar acara itu ditunda karena tamu yang datang kemungkinan akan banyak dan tidak diketahui apakah membawa (carrier) SARS-CoV-2, penyebab Covid-19, atau tidak.
Sebelumnya, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor mengeluarkan Surat Edaran Nomor 440/1871/0213-II/B.Kesra pada 17 Maret 2020. Surat itu berisi imbauan untuk meniadakan atau membatasi kegiatan yang mengumpulkan orang banyak. Menanggapi hal itu, Barkati yakin bisa menekan penyebaran SARS-CoV-2 dengan menjalankan pemeriksaan suhu tubuh setiap tamu undangan.
Ia menilai, itu sudah cukup untuk menekan penyebaran virus yang statusnya sudah ditentukan sebagai pandemi global oleh WHO itu. ”Penyakit datangnya dari Allah dan yang menghilangkan Allah. Kalau tidak percaya, itu orang tidak beriman,” katanya.
Riskan
Seperti diberitakan, tingkat kematian (case fatality rate) pengidap Covid-19 di negara asalnya, China, sebesar 3,8 persen. Meski demikian, penyebaran virusnya cukup cepat. Bahkan, dalam banyak kasus di Indonesia, pasien positif Covid-19 banyak yang tidak mengalami gejala awal, seperti batuk, demam, dan suhu tubuh di atas 38 derajat celsius.
Andi menyarankan masyarakat tetap bisa menghormati pengundang dengan cara lain, tidak harus datang.
Saat ini, pasien positif Covid-19 di Kalimantan Timur berjumlah 9 orang, salah satunya dirawat di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie, Samarinda. Pasien itu dinyatakan positif setelah mengikuti kegiatan seminar di Bogor. Pasien positif Covid-19 lain yang dirawat di Balikpapan bahkan tidak mengalami gejala sama sekali, tetapi memiliki hubungan erat dengan pasien meninggal di Solo.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur Andi M Ishak mengimbau masyarakat untuk mempertimbangkan kondisi jika akan hadir dalam resepsi pernikahan itu.
”Memang, yang bersangkutan (Barkati) pasti banyak pertimbangan. Kalaupun nanti ada yang hadir di dalam kegiatan itu, tetap jaga jarak dengan orang lain. Tapi, apa mungkin itu bisa dilakukan jika jumlah orangnya banyak. Kami kembalikan kepada para undangan untuk menyikapinya,” kata Andi ketika dihubungi.
Di Balikpapan, kota tetangga Samarinda, pemerintah kota sudah mengumumkan adanya kasus pertama pasien positif Covid-19, Kamis (19/3).
Andi meminta masyarakat mempertimbangkan surat edaran yang dikeluarkan Gubernur Kaltim. Ia menyarankan masyarakat tetap bisa menghormati pengundang dengan cara lain, tidak harus datang.
Ia menyerahkan kasus ini kepada Dinas Kesehatan Kota Samarinda. Ia mempertanyakan apakah semua tamu undangan tidak terjangkit Covid-19. Belum lagi, jika ada tamu undangan dari luar kota yang tidak terkontrol.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia Kalimantan Timur Nataniel Tandirogang ketika dihubungi mengatakan, pihaknya sudah membuat surat terbuka pribadi untuk menunda resepsi pernikahan itu. Ia menilai, kegiatan mengumpulkan banyak orang sangat berisiko penyebaran virus yang menyebabkan Covid-19.
”Jika kemungkinan penyebaran tidak kita hambat bersama, kebutuhan ruangan isolasi dan perlengkapan medis yang ada di Kaltim bisa naik. Saat ini saja kondisinya sangat terbatas, begitu juga dengan tenaga medis,” kata Nataniel.
Gubernur Kaltim Isran Noor tidak memberi jawaban pesan yang dikirim Kompas. Ia juga tidak mengangkat panggilan telepon Kompas hingga pukul 21.00 Wita.