Evakuasi Penumpang Rimbun Air Terhalang Cuaca Buruk
Upaya tim SAR gabungan untuk mengevakuasi empat penumpang pesawat Rimbun Air yang jatuh di pegunungan Distrik Hoya, Kabupaten Mimika, Papua, masih tertunda akibat cuaca buruk.
Oleh
Fabio Costa
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS - Upaya tim SAR gabungan untuk mengevakuasi empat penumpang pesawat Rimbun Air yang jatuh di pegunungan Distrik Hoya, Kabupaten Mimika, Papua, masih tertunda hingga kini. Hal ini disebabkan kondisi cuaca yang buruk.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Timika Monce Brury, saat dihubungi dari Jayapura, Selasa (24/9/2019), mengatakan, serpihan pesawat jenis twin otter dengan nomor registrasi PK-CDC ini ditemukan di pegunungan dengan ketinggian 13.453 kaki atau sekitar 3.900 meter di atas permukaan laut.
"Helikopter Tim SAR tak bisa mendekati lokasi kejadian karena tertutup kabut. Kami pun menghentikan sementara upaya evakuasi sekitar pukul 15.00 WIT," kata Monce.
Pesawat Rimbun Air lepas landas dari Bandar Udara Moses Kilangin, Timika, Kabupaten Mimika, pada Rabu (18/9) pukul 10.36 WIT. Pesawat bertujuan ke Bandara Aminggaru Illaga, Kabupaten Puncak, itu membawa muatan beras seberat 1.600 kilogram dan diperkirakan tiba di Ilaga pukul 11.09 WIT.
Pesawat ini membawa empat orang, yakni Kapten Dasep Sobirin sebagai pilot, Yudha Tutuco selaku kopilot, Ujang sebagai teknisi, dan seorang penumpang, Bharada Hadi Utomo dari satuan Brimob Polri.
Monce menuturkan, proses evakuasi keempat penumpang pesawat tak bisa dilaksanakan melalui jalur darat dari daerah terdekat, yakni Kampung Mamontoga. Kondisi geografis pegunungan itu sangat terjal.
"Lokasi ditemukannya serpihan pesawat berada pada sudut kemiringan hingga 90 derajat. Tak mungkin proses evakuasi melalui jalan darat ke tempat itu," ungkap Monce.
Ia menambahkan, proses evakuasi akan diperpanjang selama tiga hari ini. Sebanyak dua tim akan diterjunkan untuk lanjutan upaya evakuasi tersebut pada Rabu (25/9) sekitar pukul 06.00 WIT.
Staf Komite Nasional Keselamatan Transportasi Perwakilan Papua Norbert Tunyanan mengatakan, tim dari pusat akan tiba di Timika untuk menyelidiki penyebab insiden tersebut. Namun, hal ini menunggu evakuasi sejumlah komponen pesawat tersebut.