Harga bahan pokok di sebagian wilayah Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, masih tinggi akibat surutnya sungai Mahakam yang menjadi jalur transportasi utama di daerah itu.
Oleh
SUCIPTO
·2 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS - Harga bahan pokok di sebagian wilayah Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, masih tinggi akibat surutnya sungai Mahakam. Kondisi itu menyebabkan distribusi bahan pokok, yang sepenuhnya bergantung pada jalur transportasi sungai itu, terhambat.
Sejumlah wilayah di Mahakam Ulu terpisah oleh hutan produksi dan hutan lindung. Belum ada jalur darat yang menghubungkan antardesa. Praktis, mobilitas orang dan barang yang paling efektif melalui Sungai Mahakam.
Sekarang harga beras per karung (25 kilogram) Rp 380.000. Kalau harga normal Rp 300.000 saja.
Kemarau terjadi di Mahakam Ulu sejak akhir Juni lalu. Sejak saat itu, Sungai Mahakam perlahan surut. Diperkirakan, air surut lebih dari 50 sentimeter. Itu membuat batu besar menyembul dan menimbulkan jeram di banyak titik sungai. Keadaan tersebut berbahaya dilalui perahu sehingga ongkos kirim bahan pokok naik.
"Sekarang harga beras per karung (25 kilogram) Rp 380.000. Kalau harga normal Rp 300.000 saja," kata Silvanus Silam (35), warga Desa Long Tuyoq, Kecamatan Long Pahangai, ketika dihubungi, Senin (16/9/2019).
Harga itu sudah mulai turun. Pada pertengahan Agustus, harga beras mencapai Rp 410.000 per karung. Kenaikan terjadi pada semua bahan pokok. Harga gas elpiji 15 kilogram mencapai Rp 350.000 dari sebelumnya Rp 280.000.
Meski menanam padi, warga tetap membeli beras sebab hasil panen tidak selalu mencukupi untuk kebutuhan keluarga. Hal itu seperti diungkapkan Benediktus (38), warga Desa Long Tuyoq. "Meski mahal, terpaksa tetap beli karena panen padi hanya sekali dalam setahun. Sekali panen 100 karung, tetapi dibagikan ke banyak keluarga juga," katanya.
Subsidi
Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu sebenarnya sudah menyiapkan subsidi untuk ongkos kirim kebutuhan bahan pokok pada musim kemarau. Namun, hal itu masih belum bisa membuat harga normal.
"Kami sudah menyiapkan sekitar Rp 2 miliar untuk bantuan ongkos angkut sembako. Sejak Agustus, sudah sekitar Rp 300 juta yang kami keluarkan," kata Sekretaris Daerah Mahakam Ulu Yohanes Avun.
Ia memperkirakan, harga bahan pokok masih tinggi akibat ketersediaan barang yang sedikit. Hal itu disebabkan sebagian besar daerah di hulu Sungai Mahakam tidak bisa dijangkau melalui jalur darat. Bahan pokok didistribusikan sedikit demi sedikit dan butuh waktu lama dengan perahu.
"Biasanya, sekali antar belanjaan dengan perahu besar, bisa di atas 3 ton. Dengan kondisi sungai yang berbahaya, bahan pokok hanya bisa dibawa maksimal 1 ton dengan perahu. Jumlah yang didistribusikan tidak sebanyak saat kondisi normal," kata Yohanes.