Polisi Telusuri Dugaan Pembunuhan Pendulang Emas di Yahukimo
Pihak kepolisian menyelidiki informasi pembunuhan pendulang emas di lokasi tambang rakyat Kampung Minim, Kabupaten Yahukimo, Papua.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS - Pihak kepolisian menyelidiki informasi pembunuhan pendulang emas di lokasi tambang rakyat Kampung Minim, Kabupaten Yahukimo, Papua, pada Minggu (1/9/2019). Kepolisian Resor Asmat dan Polres Yahukimo diterjunkan untuk menelusuri informasi tersebut.
Hal ini disampaikan Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Rudolf Albert Rodja, di Jayapura, Selasa (3/9). Rodja mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi tentang adanya dugaan pembunuhan itu pada Senin (2/9).
"Saya baru mendapatkan informasi dari Polres Yahukimo dan Polres Asmat. Saat ini, anggota masih mengecek lokasi kejadian, apakah berada di Yahukimo atau Asmat," kata Rodja.
Kepala Polres Asmat Ajun Komisaris Besar Andy Enoch, saat dihubungi, mengatakan, pihaknya menerjunkan sebanyak 10 personel untuk mengecek kebenaran informasi tersebut. Ia pun mengaku telah menghubungi salah satu pendulang emas yang dikabarkan selamat dari insiden penyerangan tersebut via telepon satelit.
"Pendulang itu mengaku melihat lima orang yang tewas karena dipanah pada Minggu sekitar pukul 17.00 WIT. Saat ini, ia bersama 200 pendulang lainnya tengah bersembunyi di hutan sekitar lokasi tambang tersebut," tutur Andy.
Tim diterjunkan ke salah satu daerah yang berada di perbatasan Asmat dan Yahukimo.
Belum diketahui apa penyebab peristiwa tersebut. Andy mengatakan, tim diterjunkan ke salah satu daerah yang berada di perbatasan Asmat dan Yahukimo. Daerah tersebut berdekatan dengan lokasi kejadian di Kampung Minim.
"Apabila hasil pemantauan situasi di Kampung Minim tidak kondusif, kami akan meminta bantuan pasukan Brimob yang berada di Yahukimo," katanya.
Yori Silib, tokoh masyarakat di Yahukimo, mengaku mendapatkan informasi terkait pembunuhan pendulang emas di Minim dari seorang warga yang bermukim dekat lokasi penambangan.
"Informasi dari warga tersebut diperkirakan jumlah korban jiwa lebih dari enam orang. Namun, harus ada pengecekan dari pihak kepolisian agar data tersebut valid," tutur Yori.