Cerita antara Meri dan Korupsi
Nukilan dongeng berjudul Man Meri ini dihantarkan Made Taro, maestro dongeng asal Bali, ketika berada di depan sekitar 200 siswa sekolah dasar Kabupaten Klungkung, Selasa (8/8/2019) pagi. Tak hanya di Klungkung, ia membawakannya setiap acara Jelajah Negeri Bangun Anti Korupsi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di sembilan kabupaten/kota se-Bali.
“Ini meri-mu? “Bukan”. “Apa yang ini?” “Bukan”.
“Oh…pasti meri-mu yang cantik ini, ya?”
“Bukan, bukan, bukan semua ini Kakek… Meri milik saya itu tidak terlalu bagus wajah serta bulunya dan ia masih kecil. Kalau yang kakek perlihatkan itu semua bagus-bagus. Kemana, ya, meri saya, kek. Kakek melihatnya?”
“Baiklah, nak. meri-mu pasti yang saya pegang ini sekarang?”
“Ya…ya…benar. Itu meri saya. Oh, terimakasih, kakek….”
“Karena kejujuranmu, kakek hadiahi kamu seekor meri betina. Rawatlah keduanya dengan baik, ya.. Kelak engkau akan memahaminya, anakku…”
Nukilan dongeng berjudul Man Meri ini dihantarkan Made Taro, maestro dongeng asal Bali, ketika berada di depan sekitar 200 siswa sekolah dasar Kabupaten Klungkung, Selasa (8/8/2019) pagi. Tak hanya di Klungkung, ia membawakannya setiap acara Jelajah Negeri Bangun Anti Korupsi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di sembilan kabupaten/kota se-Bali.
Anak-anak duduk bersila mendengarkan dongeng. Mereka juga berinteraksi dengan Pak Taro. Sesekali Pak Taro melempar pertanyaan-pertanyaan sepanjang mendongeng sekitar satu jam hingga membagikan hadiah-hadiah.
Dalam setiap perjumpaan bersama anak-anak di masing-masing kabupaten/kota, Pak Taro bangga dengan upaya KPK mengkampanyekan antikorupsi lewat cerita-cerita untuk anak-anak. Karena dirinya jarang mendapatkan kesempatan mendongeng yang berhubungan dengan propaganda nilai-nilai melawan korupsi.“Ya, walau pun pesan moral di setiap dongeng harus berisi kebaikkan mulai dari kejujuran, kebaikan, persahabatan hingga tolong menolong. Dan cerita Man Meri ini mewakili perjalanan kampanye anti korupsi ini,” ujarnya.
Dongeng Man Meri bercerita tentang seorang anak yang kedua orangtuanya telah meninggal. Ayahnya memberi warisan seekor meri (anak bebek). Suatu ketika, meri tersebut hilang dan ditemukan oleh seorang kakek. Anak tersebut tetap memilih meri peliharaannya meski ia ditawari meri serta bebek yang lebih bagus dan bersih.
”Man Meri tetap jujur dengan meri peliharaannya. Karena kejujurannya, si kakek memberikan hadiah seekor meri lainnya untuk dipelihara bersama,” kata Made Taro di sela-sela mendongeng.Dongeng menjadi salah satu materi kampanye antikorupsi kepada anak-anak sekolah, khususnya SD/MI. Selain itu, program ini juga cocok sebagai propaganda melestarikan cerita bertutur kepada anak-anak. Hingga Senin (19/8/2019) ini, kampanye antikorupsi sudah masuk ke enam kabupaten, yaitu Buleleng, Karangasem, Klungkung, Bangli, Tabanan dan Denpasar.
Ya, walau pun pesan moral di setiap dongeng harus berisi kebaikkan mulai dari kejujuran, kebaikan, persahabatan hingga tolong menolong. Dan cerita Man Meri ini mewakili perjalanan kampanye anti korupsi ini
Ketua Tim Kampanye Antikorupsi KPK Gumilar Pranawilaga menjelaskan, sosialisasi melalui dongeng masih cukup ampuh untuk menjangkau pemahaman anak-anak. Tentu saja, hal ini mempertimbangkan cerita merupakan jembatan ampuh untuk menyampaikan nilai-nilai antikorupsi kepada anak-anak dengan cara dan gaya bahasa yang dimengerti anak-anak.
Gumilar menambahkan melalui dongeng, nilai-nilai antikorupsi sebanyak sembilan itu, yakni kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, rasa tanggung jawab, sikap kerja keras, kesederhanaan, keberanian, dan keadilan, dapat disusupkan secara halus melalui cerita anak-anak. Nah, harapannya, tanpa sadar mereka dapat mudah mengingat dan mencernanya ketika diingatkan cerita Man Meri di mana pun berada.Tertancap dalam benak
Dengan begitu, lanjutnya, nilai-nilai antikorupsi tersebut diharapkan tertancap dalam benak mereka. Maka, dongeng menjadi salah satu dasar pembentukan karakter anak-anak tersebut di kemudian hari dan menular ke anak-anak lainnya.
Sementara itu, Direktur Pendidikan dan pelayanan Masyarakat Giri Supratdiono, ketika di Denpasar, pekan lalu, mengatakan, tujuan Jelajah Negeri Bangun Anti Korupsi untuk membumikan isu-isu pemberantasan korupsi di masyarakat. Tujuan lain dengan menghadirkan KPK secara riil di tengah-tengah masyarakat, mensosialisasikan program anti korupsi KPK, mengumpulkan masukan serta feedback tentang KPK.
Ia juga berharap masyarakat luas mengerti peran KPK tidak hanya sebagai penindak saja, menangkap oknum-oknum kurupsi. Selama ini KPK memaksimalkan justru anggaran untuk program-program pencegahan korupsi terutama penggunaan dana desa .
Komisi Pemberantasan Korupsi menggelar ”Jelajah Negeri Bangun Anti Korupsi” di sembilan kabupaten/kota se-Bali. Kegiatan ini berlangsung selama sebulan mulai akhir Juli 2019 hingga 28 Agustus mendatang. Agenda ini juga rangkaian yang diselenggarakan di 28 kota di Jawa dan Bali.
Selain mendengarkan dongeng, anak-anak juga diajak bermain dan menggambar bertemakan antikorupsi. Sebanyak 30 karya terpilih di masing-masing kabupaten/kota akan diikutkan dalam pameran selama jelajah hingga dijadikan buku.
Baca juga : KPK Galakkan Kampanye Antikorupsi
KPK tersebut juga membawa dan memamerkan satu unit kendaraan kampanye anti korupsi. Jika masuk kendaraan tersebut, Anda mendapati sejumlah komputer. Anda akan dipersilahkan duduk untuk membuka file-file, seperti peraturan, komik, film, dan ragam lainnya termasuk permainan yang semuanya berhubungan dengan propaganda KPK.
Gubernur Bali I Wayan Koster turut menyerukan agar seluruh masyarakat membangun kebiasaan antikorupsi, khususnya generasi muda. Ia tengah merancang sistem pendidikan antikorupsi berbasis kearifan lokal.
“Kita sudah siapkan rancangan sistem pendidikan ini guna turut mensuskseskan gerakan antikorupsi, tentunya, tetap berbasis kearifan lokal. Seperti kita ketahui, kita memiliki banyak sastra yang bisa dijadikan bahan kajian sebagai landasan sistem pendidikan antikorupsi, karena sudah terbukti menempa moral orang-orang Bali. Jadi patut dikembangkan ini,” jelas Koster.
Awig-awig atau pararem (peraturan) yang dibuat dengan kesepakatan saat ini masih tetap dijalankan dan memiliki kekuatan untuk mengatur kehidupan masyarakat Bali. Karena awig-awig bersifat mengikat masyarakatnya, jadi bisa dimanfaatkan. Melalui Majelis Desa Adat yang baru dibentuk waktu ini bisa disusun dan diterbitkan awig-awig yang mengatur masyarakat Bali, baik yang sifatnya pencegahan maupun penindakan berupa sanksi.
Sudah siap rancangan sistem pendidikan ini guna turut mensukseskan gerakan antikorupsi, tentunya, tetap berbasis kearifan lokal. Seperti diketahui, kita memiliki banyak sastra yang bisa dijadikan bahan kajian sebagai landasan sistem pendidikan antikorupsi, karena sudah terbukti menempa moral orang-orang Bali. Jadi patut dikembangkan ini
Berdasarkan pemetaan kasus korupsi provinsi 2018 dari data Indonesian Corruption Watch (ICW), Bali tercatat 13 kasus dengan nilai kerugian Rp 26,4 miliar. Peringkat pertama diduduki Provinsi Jawa Timur dengan 52 dan nilai kerugian Rp 125,9 miliar dan kedua, Jawa Tengah sebanyak 36 kasus dengan nilai kerugian Rp 152,9 miliar.
Bukan jadi dasar
Akan tetapi, dalam laporannya, ICW menegaskan bahwa data pemetaan ini tidak menjadikan dasar jika suatu daerah paling korupsi. Alasannya, ada dua indikator yang menyebabkan tingginya kasus dugaan korupsi di daerah. Yaitu, tingginya partisipasi masyarakat aktifnya penegak hukum dalam melakukan penindakan kasus korupsi.
Salah satu kasus dugaan pencucian uang serta pemalsuan dokumen oleh mantan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta. Ia ditetapkan sebagai tersangka dugaan pidana penipuan atau penggelapan dan atau menggunakan dokumen yang diduga palsu seolah-olah asli sebagaimana dimaksud dalam pasal 378 KUHP atau pasal 372 KUHP dan atau pasal 263 ayat 2 KUHP.
Selain itu, ia diduga melakukan pencucian uang sebagaimana diatur dalam pasal 3 UU Momor 8 Tahun 2010. Ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara denda paling banyak Rp 10 miliar. Mantan gubernur ini sempat diduga berencana kabur dari Bali dan ditangkap di Bandara Internasional Ngurah Rai, Kabupaten Badung, awal bulan April 2019 lalu.
Baca juga : KPK Kampanye Antikorupsi di Mal
“Nah, apa yang terjadi dengan Man Meri sekarang, setelah merawat dua meri-nya dengan baik? Ya…dia kaya raya. Meri-meri menjadi bebek-bebek yang beranak-pinak, yang sehat dan bertelur. Telurnya dijualnya ke pasar dan laris. Jadi, inilah salah satu hasil buah kejujurannya sehingga ia menjadi orang yang berkecukupan. Maka….anak-anak…bisa jujur hebat!” kata Pak Taro menutup dongengnya siang itu.